Pagi hari hera dibuat syok dengan telpon dari nomernya chelsea yang ngabarin kalau chelsea kecelakaan dan lagi di rawat intensif di rumah sakit.
Hera yang dari semalem susah tidur itu langsung bangunin Meru yang baru tidur dua jam.
"Kenapa yang?"
"Ke rumah sakit sekarang. Chel kecelakaan"
Dua kata terakhir itu bikin kantuk Meru langsung lenyap. Meru dengan panik nyamber jaket, HP, kunci mobil dan dompetnya tanpa perlu mikirin mukanya yang masih kucel dan berantakan.
Hera juga sama. Dia bahkan cuma pakai one set yang biasanya dia pakai buat tidur tanpa mikirin rambutnya yang kayak singa dan mata pandanya hera langsung ambil tasnya dan hpnya.
Kemudian langsung berangkat ke rumah sakit setelah nitipin anak-anaknya ke susternya.
"Mas, aduh gimana ini? Aku takut banget" hera di sepanjang jalan nangis.
"Berdoa aja semoga chelsea baik-baik saja"
Sesampainya di rumah sakit, Meru tanya ke bagian resepsionis buat tanya ruangan chelsea dimana.
"Masih di ruang ICU pak, bapak bisa lewat sini lalu belok kanan. Naik lift lantai 4 lalu belok kiri. Nanti ada petunjuk ruang ICU disebelah mana"
"Terima kasih mbak"
Setelah sampai di ruangan yang dimaksud Meru nuntun hera ngelewatin lorong yang punya jendela kaca super lebar tapi di dalamnya ada orang-orang yang lagi dirawat dengan intensif.
"Mas, itu chelsea" hera dengan telunjuknya yang bergetar itu nunjuk ke bagian kanan dimana ada chelsea yang terbaring tidak sadarkan diri dengan alat bantu yang cukup banyak.
Meru bawa hera ke pelukannya karena mereka sama-sama lemah kalau dihadapkan dengan kondisi yang seperti ini.
"Chelsea keliatannya kok parah banget sih mas. Liat lehernya pake neck support hiks aku gak tega liatnya" hera nangis sesenggukan.
"Mohon maaf mengganggu, anda sedang mencari siapa?" tanya suster yang kebetulan lewat.
"Saya mencari anak saya yang namanya chelsea. Audrey chelsea djuanda" kata meru.
Suster itu kayaknya lagi meriksa data yang lagi dia bawa "oh pasien kecelakaan kemarin ya? Tunggu sebentar ya pak, bu nanti ada dokter yang menjelaskan kondisi anak bapak dan ibu. Saya panggilkan dulu ya"
Gak lama kemudian ada seorang dokter paruh baya yang nyamperin Meru dan hera.
"Orang tua pasien Audrey chelsea ya?"
"Benar dokter" dokternya ngangguk ngangguk.
"Nanti bapak ikut saya untuk tanda tangani surat persetujuan untuk operasi kepada pasien Audrey chelsea. Berhubung kemarin yang datang adalah pihak kepolisian jadi kami tidak bisa menjadikan mereka sebagai wali. Saya menunggu 1x24 jam, jika tidak ada wali dari pasien Audrey chelsea maka dengan berat hati saya terpaksa melakukan operasi tanpa persetujuan dari wali yang sah" jelas dokternya.
Meru dan hera kebingungan "operasi apa ya dok?" Meru nanya.
"Operasi pengangkatan rahim. Pasien sedang dalam kondisi hamil 4 minggu. Dan karena kecelakaan kemarin terdapat trauma berat dalam rongga perutnya terutama area rahim. Dan karena benturan keras itu mengakibatkan rahim pasien robek dan janinnya tidak dapat diselamatkan. Jadi kami terpaksa harus mengangkat rahim pasien. Selain itu pasien juga harus melewati serangkaian operasi untuk patah tulang area leher, rusuk dan paha. Jadi kami mohon doa dari anda sekalian semoga operasinya berjalan lancar dan diberi kemudahan agar pasien segera membaik" tambah dokternya.
Hera syok berat sampai rasanya dia mau pingsan. Meru dengan sigap nangkap hera yang mau pingsan itu.
"Istrinya diajak duduk dulu pak"
Hera dibawa Meru ke bangku yang tersedia di sana. Meru ngelus-ngelus lengan hera biar hera ngerasa sedikit lebih tenang.
"Saya paham anda masih syok dengan berita ini. Namun anda harus siap menerima segala resiko ke depannya. Saya harap anda lapang dada menerima musibah ini. Jangan lupa ya pak setelah ini ke ruangan perawat di sebelah sana. Saya permisi dulu"
Setelah dokternya pergi tangisan hera pecah seketika.
"Mas, anakku hamil duluan mas. Terus keadaan dia nantinya gimana? Dia kehilangan segalanya mas" tangis hera.
Meru juga nangis di pundak hera. Mereka sama sama merasa gagal menjadi orang tua. Gagal menjaga anak sulung mereka.
"Kamu sana ke dokternya dulu. Aku mau ngabarin mama papa" kata hera sambil ngehapus air matanya.
"Yaudah kalau ada apa-apa telpon aku" hera ngangguk.
Setelah Meru pergi hera natap chelsea lewat jendela kaca yang menghalangi mereka. Air matanya gak berhenti netes. Sesek banget liat anaknya yang dibalut perban sana sini, neck support yang menopang lehernya chelsea, masker oksigen yang menutupi hidung dan mulutnya.
Hera gak sanggup liat chelsea seperti ini. Tapi hera sadar mungkin ini juga teguran buat chelsea.
Zina adalah hal hina. Dan hera pernah bilang ke chelsea sering bahkan buat gak dekat-dekat sama yang namanya zina.
Tapi apa hasilnya? Anaknya malah kebablasan begini.
***
Hera dan meru nunggu dengan gelisah di depan ruang operasi. Operasi besar ini bakalan berlangsung lama karena gak cuma fokus di satu tempat.
"Kamu makan dulu ya? Kamu belum makan loh" kata meru ke hera yang lemes di pelukannya.
Hera gelengin kepalanya "gak nafsu makan aku mas. Aku gak bisa bayangin gimana hidupnya chelsea ke depannya"
"Kamu gak usah khawatir sama takdir yang udah Allah gariskan untuk kita. Allah tau yang terbaik untuk hamba-Nya" meru ngelus kepalanya hera.
Hera cuma diem dan lebih nyenderin badannya ke meru yang selalu siap dengan pelukan hangatnya.
"Makan ya? Mama tadi beliin kamu makanan loh. Di makan ya? Kasian perut kamu belum makan dari tadi" bujuk meru.
"Abis ini aku makan, lagi males mau ngunyah" jawab hera.
Meru ambil bungkusan yang dibawain mamanya tadi dan bersiap buat nyuapin hera "kamu kalau gak ada sendok di depan mata gak bakalan makan. Aku yakin banget loh, ayo mangap aku suapin"
Dan akhirnya hera pasrah buka mulut karena omelan kanjeng mahameru sudah siap berkumandang.
(≧(エ)≦ )
Waduh waduh waduh
Jum'at, 17/11/2023
10:35 a.m
KAMU SEDANG MEMBACA
The DJ's Family ft MarkHyuck GS
Fanfic-Welcome to Djuanda's family! with papa meru & mama Hera! with extra 5 childrens between them~ genderswitch area! don't like don't read! 🥑 06/02/2022