Daily 18

220 30 2
                                    

Sebenarnya kejadian menghilangnya Ankara itu bukan kali pertama terjadi. Sebab saat masih kecil dulu pun Ankara pernah juga mengalami kejadian serupa, meskipun  ---untungnya--- dia menghilang di tempat yang tidak seseram di hutan jadi wajar jika saat itu yang namanya sinyal dan security masih bisa Ankara temukan. Ngomong-ngomong Ankara pernah menghilang di salah satu mall besar di kota Cirebon.

Mau tahu bagaimana kisahnya?

Mari kita kembali ke kejadian sepuluh tahun yang lalu atau saat Ankara baru menginjak usia lima tahun dan Angkasa sudah berusia dua belas tahun. 



Masih ingat momen saat empat sekawan bersama para buntutnya berlibur di kampung halaman Abah-Umi dari Abi Eka?

Nah, selepas kembalinya mereka dari kegiatan liburan di kampung halaman Abi Eka atau keluarga dari Resa dan Resi tersebut, tentu saja masing-masing keluarga kembali pada rutinitas mereka. Begitu juga dengan keluarga Ayah Mada yang bisa dikatakan sedang sibuk-sibuknya karena tahun ini Ankara sudah didaftarkan di salah satu sekolah TK. Sekolah tersebut berada di satu yayasan yang sama dengan SD di mana Angkasa bersekolah, alasannya sih karena permintaan Ankara saja yang selalu merengek tidak ingin jauh dari Kakaknya, selain itu juga sengaja dipilih oleh Ayah Mada dan Bunda Riana untuk memudahkan Ayah Mada mengantar mereka berdua ke sekolah nantinya.

Salah satu kesibukan keluarga Ayah Mada sekarang ini adalah mempersiapkan kebutuhan sekolah Ankara dan juga Angkasa. Sebenarnya sih beberapa alat tulis bahkan tas ransel sudah diberikan oleh pihak sekolah TK untuk Ankara, tapi Ankara yang notabenenya tahu akan rencana Mas-nya untuk membeli tas dan sepatu baru malah ikutan ingin membeli barang-barang yang serupa seperti Mas-nya. Pokoknya hari ini Ankara lah yang malah paling heboh, agak berbeda dengan Mas-nya yang kelihatan malas-malasan sekali karena memang tidak menyukai tempat ramai. Yah, jangan lupakan fakta bahwa di usia dua belas tahun Angkasa sudah mengalami kejadian traumatis.

"Bunda Bunda kapan sih berangkatnya?" Tanya Ankara yang sejak tadi berdiri di atas sofa ruang keluarga. Kedua kakinya sudah lengkap dengan sepatu, sengaja dia pakai sendiri karena Bunda dan Ayahnya yang sibuk dengan urusan masing-masing, Mas-nya juga sedang mandi sejak tadi.

Bunda Riana yang notabenenya baru saja turun dari lantai dua untuk mengambil ponsel Ayah Mada di ruang kerja Ayah Mada ---dulu memang masih terletak di sana--- tampak menoleh ke arah Ankara yang hari ini tampak heboh sekali, "Iya sayang nanti ya. Mas-nya masih mandi. Adek juga belum pake baju tuh" ujar Bunda.

Ankara menundukkan kepalanya ke bawah melihat tubuhnya sendiri yang memang belum dipakaikan baju. Dia juga baru selesai mandi, dan sekarang hanya memakai celana dalam berwarna merah mentereng saja.

"Yuk ikut Bunda, pake baju dulu" ujar Bunda Riana lagi sembari mengajak Ankara masuk ke kamarnya. Ankara pun berlari masuk ke dalam kamar Bunda dan Ayahnya, mengabaikan Bunda Riana yang terkejut bukan main melihat sepatu yang melekat dikedua kaki Ankara. "loh Dek, kok udah pake sepatu aja"

Ankara mengabaikan perkataan Bundanya. Dia masuk ke dalam kamar Ayah dan Bundanya yang sekaligus menjadi kamar miliknya. Kemudian dia membuka pintu lemari kecil di sisi lemari besar. Lemari itu khusus berisi pakaiannya saja. Dia mengacak-acak lemari tersebut untuk mencari baju yang ingin dia pakai hari ini.

"Dek" panggil Ayah Mada sembari mengerutkan keningnya keheranan lantaran melihat penampakan Ankara saat ini. Dia hanya memakai celana dalam dan sepatu. Aneh betul.

Ankara menoleh ke arah sumber suara, dan melihat Ayahnya baru keluar dari kamar mandi,  celana katun dan atasan berupa kaos putih lengan pendek pun sudah membalut tubuhnya dengan handuk yang tersampir di bahu kiri Ayahnya. "Ayah baju kuning Adek mana?"

[4] Daily Love (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang