🌹Melihatmu saja aku malu, lalu bagaimana caranya aku bisa menatapmu dengan sedekat ini. Apa benar kamu calon imamku🌹
Semua anggota MPLS berkumpul di halaman kampus. Sesuai instruksi mereka berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing. Kali ini mereka tepat waktu, tidak ada yang terlambat sedikitpun. Randika sangat bangga sekali, ada kemajuan untuk barisan kali ini.
Tanpa pikir panjang, Harlan mendelik ke arah Randika yang sedang bertugas. Ketua BEM itu jika dilihat sangat berwibawa, namun sayang kewibawaannya di manfaatkan untuk memberikan energi bahwa dialah yang selalu benar.
Sudah menjadi lumrah pada ketentuan kampus ketika masuk di awal pelajaran. Bahwa junior akan selalu tunduk pada senior.
Pernyataan yang sering didengar oleh banyak orang yaitu, pernyataan satu senior selalu benar, junior selalu kalah. Pernyataan kedua yaitu jika senior salah, maka junior lebih salah, dan pernyataan ke tiga bahwa kita kembali ke pasal satu. Yaitu senior selalu benar dan junior selalu salah.
Mohon koreksi jika terdapat kesalahan, sebab di kampus saya begitu pernyataannya. Kita menyesuaikan dengan kampus ya, oke?☺️
"Saya datang tepat waktu" ucap Harlan ketika di hampiri Randika
"Saya pikir kamu akan senang menangkap ikan bersama saya lagi. Haha" ucapnya sambil tertawa
Harland kaget melihat ekspresi dari lelaki itu. Ternyata dia juga nemiliki selera rumor yang bagus, namun sayang dia lebih memilih bagaikan orang yang sangat berambisi dan mau menang sendiri.
"Ampun kak, saya sebenarnya phobia kolam air"
"Kamu phobia?"
"Iya, dulu umur saya 5 tahun main di kolam saya terbenam. Untung ada ayah saya yang menyelamatkan"
"Maafkan saya Harlan, sebab saya tidak tau"
"Tidak papa" ucap Harlan meraih pundak Randika itu.
Semua kelompok tiga melihat adegan salam dan rangkulan dari Randika dan Harlan. Ternyata jika di kenali si ketua BEM itu dia juga baik sebenarnya. Lihatlah, dia baru saja meminta maaf pada juniornya. Apakah dia lupa pada pasal 2?.
Arlin melihat Harlan yang mencoba mengakrabkan diri pada senior itu. Rasanya baru saja mereka bertemu, tetapi rasa kebersamaan dan kekompakan mengalir dari jiwa mereka sekelompok. Jadi Arlin merasa dekat sekali dengan Harlan juga keberadaan Randika.
Tibalah saatnya pengumuman pemenang lomba masakan tadi. Banyak sekali menu yang ada di atas meja. Dan pastinya sudah banyak yang habis, hanya menyisakan piring-piring kotor dan kosong.
Benar-benar dosen yang rakus!
"Terimakasih untuk partisipasi dari teman-teman semua. Kami akan mengumumkan pemenang lomba masakan yang telah dilakukan tadi. Apakah teman-teman sudah siap?"
"Siap"
"Baik, kita minta kepada juri 1 untuk menyebutkan pemenang lomba memasak. Kepada bapak Yusuf disilahkan"
Kenapa harus Yusuf selalu sih! Batin Sandila
Yusuf mengambil posisi menggantikan MC tadi. Lihatlah, dia berdiri tegap di sana sambil memperhatikan peserta MPLS semua. Setelah dia benar-benar rileks berdiri di depan ia mengucapkan salam.
Aneh sekali, kenapa saat Yusuf berbicara semua orang hening. Tanpa ada kebisingan sedikitpun. Rasanya aneh sekali jika Yusuf yang berdiri di podium itu. Semua orang menjawab salamnya dengan sangat semangat.
"Baik, saya akan menyebutkan pemenang lomba masakan hari ini. Dimohonkan untuk ketua kelompok agar maju untuk mengambil posisi. Langsung saja saya bacakan, untuk pemenang 3 dengan judul masakan : Ikan terbang panas dingin, bersama minuman Teh toping coklat lemon tea. Selanjutnya juara 2 dengan judul masakan : Ikan Nila krisis cabe dengan minuman Limun Asem Dingin. Dan untuk juara 3, judul masakan yaitu : Ikan bakar Sakema Menggoda dan Es Cinle Maknyuss pake dua s. Kepada ketua disilahkan utuk megambil tempat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Depan Menunggu
Teen FictionSandila bukanlah wanita yang paling paham agama, pemahamannya hanya cukip untuk dirinya sendiri. Saat ini, dia diberikan kedilemaan dari almarhum ayahnya. Masih dengan pesan terakhir dari sang ayah, agar Sandila menikah dengan pilihannya. Lelaki pil...