Part 1

15 0 0
                                    

Senja mengajarkan aku begitu bermaknanya sebuah kehidupan, yang mana aku bisa mencapai sebuah kehangatan dengan menatapmu di sebuah kerinduan di ufuk peraduan, warna jinggamu memberikan makna keharmonisan yang tidak pernah tergantikan, aku hanya bisa menatapmu lewat diam dan merasakan sinarmu menusuk ke bagian sela-sela kulitku yang makin merasakan belayanmu yang menenangkan, aku sangat beruntung bertemu dengan mu senja, aku bisa melepaskan hari-hariku dengan mu walau kau hanya sekejab mata bisa ku pandang tetapi hatiku akan selalu tenang dengan merasakan keharmonisan yang engkau hantarkan kepada diriku, mungkin aku akan selalu merindukanmu senja, sebab kau adalah teman untuk ku bercengkrama  dengan arti kehidupan yang ku rasakan, kalu aku boleh jujur senja aku tidak memiliki siapa-siapa di sini hanya kamu sebagai temanku yang hadir di dalam kesepian hari-hari ku, makasih senja aku telah memiliki jati diriku walau banyak lain hal yang harus aku perbaiki untuk semua hal yang belum terwujud sempurna.

***

Hari ini di mana seorang gadis kecil yang meratapi kehidupan dirinya yang mana dia harus berjuang sendiri untuk melanjukan belajar dan sekolahnya, dia tidak memiliki teman di sana sebab dia baru datang ke daerah tersebut, gadis kecil itu selalu saja murung dan merasakan pahitnya perjalanan hidup yang dia rasakan di saat ini.

Gadis kecil itu selalu menuliskan kata-kata yang terukir dalam buku hariannya untuk bisa mengungkapkan rasa yang ada pada dirinya dan dia akan merasakan kesedihan yang mendalam kalau suatu hari nanti dia akan kehilangan jati dirinya, makanya gadis kecil tersebut mengungkapkan makna arti kehidupannya dengan kata-kata yang terukir indah di buku hariannya dan menuliskan segalahal yang pernah di alaminya di manapun tempatnya.

Pada hari ini gadis kecil tersebut berjalan menuju jalan yang ramai akan manusia akan tetapi dia terlihat asing oleh penduduk di sana yang menyababkan gadis kecil tersebut merasa malu melangkahkan kaki untuk bisa ke tempat yang dia tuju dengan tenang, ada banyak sekali bayangan yang tidak enak berlomba-lomba menghancurkan pikiran jernihnya.

Gadis kecil tersebut terus berjalan berbagai macam permandangan yang dia lihat begitu menawan dengan hamparan hijaunya popohonan dan sawah-sawah yang membentang di area persawahan warga daerah tersebut sangat indah sekali dengan awan yang terlihat sudah menunjukkan warna oren menandakan matahari akan segara terbenam dan kembali ke peraduan.

Saat gadis kecil tersebut berjumpa dengan salah satu tempat kesukaannya dia mendudukkan dirinya di atas bahu jalan yang menjadikan tempat duduk bagi penikmat senja lainnya, gadis tersebut pun duduk di sana sambil memandang indahnya permadani yang hampir saja meredup dari cakrawala.

Gadis tersebut selalu saja menatapnya hingga dia berinisiatip untuk mengabadikan senja dalam bentuk tulisan, lalu dia menuliskan kata-kata di balik indahnya cakrawala yang menghampiri dirinya

Gadis tersebut pun mengambil buku miliknya di dalam tas tenteng yang selalu di bawanya ke mana-mana, di dalam tas tersebut terdapat buku novel, buku tulis, buku harian miliknya, dan peralatan tulis yang ada di dalam tas kecilnya inilah yang selalu di bawanya.

Setelah mengambil buku tulis tersebut mulailah dia menuliskan kata-kata yang ingin dia ungkapkan di sana.

Sambil menuliskan kata-kata tersebut gadis kecil ini sesekali tertawa akan hal yang dia tuliskan di sana dan kadang-kadang juga murung sebab nada sedih dia tuliskan dalam halaman buku putih yang di gores oleh tinta.

Tak lama setelah gadis kecil itu selesai menuliskan cerita yang dia tulis dalam buku hariannya sang permadani hilang dari cakrawala dan meninggalkan kesan senja bagi penikmat waktu senja warna emas di tambah jingga menjadikan setiap orang pasti akan merindukannya, alangkah indahnya warna tersebut sangat menenangkan sekali guman gadis kecil tersebut sambil menghirup udara dan melepaskannya dengan tiba-tiba manandakan hilangnya beban yang menghantui dirinya.

Karena sudah hampir malam gadis kecil tersebut memutuskan untuk pulang ke rumahnya yang menurutnya sebagai penjara bagi orang-orang yang ada di sana.

Dia melangkahkan kakinya menelusuri tempat semula yang dia lewati ketika tiba di tempat tersebut, namun tidak seramai dia barusan datang tadi yang dia di sini hanya beberapa orang saja yang menikmati matahari terbenam bersama kekasih pujaan hatinya, sungguh romantis dilihatnya, gadis itu pun berucap dalam hatinya, kapan aku juga begitu alangkah indahnya keromantisan yang mereka tunjukkan.

Sampailah dia berjalan di ujung per empatan menuju penginapan sementara yang ada di sana, dia tidak memperhatikan bahwa ada seorang anak remaja laki-laki yang dari tadi sibuk memperhatikan dirinya dari kejauhan.

Anak laki-laki tersebut melihat gadis kecil itu sambil memainkan layang-layangnya menjadikan gadis kecil ini tidak sadar di perhatikan olehnya.

Dalam benaknya dia berucap " walaupun dari kejauhan ingin sekali dia mengantarkan gadis kecil ini kerumahnya namun dia mengurungkan niatnya di takut gadis kecil ini lari darinya dan suatu saat nanti dia tidak bisa melihat gadis kecil itu lagi di tempat ini, anak laki-laki itupun hanya bisa menatapnya dengan tatapan iba.

Gadis kecil tersebut terus berjalan hingga punggung gadis tersebut tidak bisa di lihat oleh remaja laki-laki tersebut dalam hatinya dia berkata " tunggu aku gadis kecil nanti kamu akan ku perkenalkan dengan pemandangan yang indah yang belum kamu lihat sebelumnya, aku akan selalu menjagamu walau dari jarak jauh" lelaki tersebut pun pulang menggunakan sepeda motornya dan melaju menuju rumahnya.

***

Senja Diufuk pelitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang