part 6

1 0 0
                                        

Terjawablah sudah pertanyaan mahendra dengan mata kepalanya sendiri kenapa sintia mengatakan kepadanya bahwa rumahnya seperti penjara bagi sintia ini semua membuat mahendra sedikit bengung akan kejadian yang tadi di alami sintia

untuk memecahkan keheningan antara mereka berdua mahendra memulaii dengan mengajak sintia untuk bercerita tentang keseruan masa kecilnya dan cerita bahagia lainya

 di dalam perjalanan mereka banyak sekali berbinang-bincang banyak hal dari cerita masa kanak-kanak mereka sampai dengan titik ini mereka berdua bersama dalam satu motor yang mengelilingi kota indah di negri tersebut.

Sintia merasakan kesenangan yang amat dia idamkan sebelumnya, dia banyak berdoa kepada allah dan pada hari ini doanya terkabul ini adalah sebuah anugrah allah yang tidak bisa dilupakan oleh nya mungkin suatu saat nanti dia akan membalas kebaikan yang di berikan mahendra kepadanya

Saking menghayati dan menikmati perjelanan mereka, sintia tidaak mendengar panggilan dari mahendra yang mana membuat mahendra bingung ada apa dengan sintia, setelah mahendra mengintip di kaca sepion dari motor nya mahendra tersenyum bahwa sintia kedapatan ngelamun hal itu di anggap mahendra lucu dan mungkin tidak akan terulang lagi kedepannya

Mahendra kembali memanggilnya sampai suatu saat mahendra sedikit membelokkan motornya otomatis sintia terkejut dan langsuang sadar akan apa yang terjadi

"kamu kenapa sih hen takut tau"

"lagian siapa suruh tadi ngelamun pas aku panggil-panggil kamu tidak ada respon, apakah kau tidak mendengar panggilanku ucap mahendra hem..?"

"Ahhhh apa hen maaf aku menikmati suasana jalan raya jadi gak kedengeran kamu manggil aku" kata sintia

"Iya gak papa kok sintia,emmmmm boleh tanya sesuatu"

"Boleh kok tanya apa" kata sintia sambil memajukan kepalanya supaya lebih jelas mendengarkan apa yang di ucapkan mahendra kepadanya

"Kamu sudah lapar gak sintia?, aku laper nih" kata mahendra sambil memegang perutnya dan diakhiri dengan tawa gelinya.

"Ih apa an sih hen kamu" kata sintia sambil membuang mukanya sebab salah tingkah dengan perbuatan mahendra kepadanya

"Emmm, sebenarnya aku juga deh hen aku lapar" kata sintia sambil senyum semberingah kepada mahendra

"Ayo kita makan dulu sebelum pulang" ajak mahendra kepada sintia

"Iya ayok hen," tiba-tiba pipi sintia memanas jatungnya berdetak tidak karuan sebab di perlakukan dengan nyaman oleh laki-laki tersebut

Sintia mengalami hati berbunga-bunga begitupun dengan mahendra kedua insan tersebut merasakan kehangatan yang tak pernah di tularkan oleh siapapun.

Setelah sampai di tempat tujuan mahendra memarkirkan sepeda motor di tempat parkir taman yang ada di sana dan dia mengajak sintia untuk memakan bakso yang dia jamin enak yang ada di kota ini

Mereka berduapun berjalan menelusuri tempat tersebut, sintia melihat ada beberapa pasang remaja yang sedang pacaran di sana yang membuatnya iri, andaikan mahendra ini adalah pacarku katanya dalam hati

Mahendra yang melihat sintia senyum-senyum tidak jelas pun paham akan maksud hati dari sintia, mahendra juga berucap dalam hatinya, nanti akan ku halalkan kamu setelah aku selesai kuliah ini kata mahendra dalam hati

Merekapun sampai di tempat paman bakso, mereka pun duduk di kursi taman yang cantik di sana mulailah mahendra berbincang kepada sintia

"Sintia apakah aku boleh bertanya kepada kamu" tanya mahendra dengan sedikit ragu

"Emmm, emangnya kamu mau nanya apa" jawab sintia sambil bingung dan menerka di pikirannya pertanyaan apa yang nanti akan di ajukan oleh mahendra kepadanya

"Emmm,,,,kamu janjiyah jangan marah kepadaku setelah ini" ucap nya sambil menadahkan jari kelingking kepada sintia

"Iya, aku gak marah kok hendra" jawab sintia sambil menautkan jari kelingkingnya kepada jari kelingking milik mahendra

"Emmm, bagaimana yah aku gak enak nih"

"Ngomong aja dra jangan membuat aku binging nih" jawab sintia sebab dia merasakan ada aroma-aroma berbeda dari mahendra

"Emmm, kamu mau gak menjadi pendamping hidipku nanti "kata mahendra dengan rasa malu yang menjalar di tubuhnya

"Maksud kamu aku sebagai pacarmu yah"

"Emmm,,,,mungkin saat ini begitu sintia, nanti kalau sudah aku lulus dari kampus ini aku mau menghalalkanmu, bagaimana sintia apakah kamu mau"

"Emm,,,,,,bagaimana yah hen bukannya aku gak mau dengan mu sebenarnya perasaanku sama dengan mu tetapi aku tidak mau berdosa dulu, bagaimana kalau kita saling mengenal dulu satu sama lain, dan ini juga terlalu cepat bagiku untuk menjawab semunya," jawab  sintia kepada mahendra

"Bukankah ada sebuah pepatah mengatakan" kesendirian lebih bisa kunikmati ketimbang mengikat diri dengan hubungan yang diharamkan agama, kamu pernah dengan kan hen" kata sintia sambil menasehati mahendra

"Iya sintia aku pernah mendengarnya, dan aku pernah membaca buku tersebut, kalau gitu kita temenan dulu yah" kata mahendra, dan tidak menyangka bakso mereka sudah siap dan penjual tersebut mengantarkan kepada mereka berdua

"Ingat hendra", kata sintia setelah penjual tersebut menghilang dari temapat mereka ada juga pepatah mengatakan " pernikahan itu adalah sebuah kemuliaan, maka mari kita persiapkan itu semua dengan kemuliaan pula," jelas sintia sambil menyendok bakso yang sudah di hidangkan di muka merkea berdua

"Iya ibu negara siap, aku akan menyelesaikannya segara dan siap meminangmu di depan orang tua mu" jawab mahendra dengan merasa bangga dengan dirinya sendiri

Sintia hanya bisa tersenyum mendengar perkataan yang di lanturkan oleh laki-laki di depannya

"Ayo makan nanti keselek kalau ngomong terus," sindir sintia sebab mahendra selalu ngoceh terus

Merekapun makan dengan diam, hingga semangkok bakso tidak terasa habis di lahab mereka berdua

Setelah saling pandang bahwa bakso tersebut sudah habis, hanya lagak tawa yang pecah antara dua insan yang ada di taman tersebut, hingga tak terasa waktu begitu larut mereka berdua pun memutuskan untuk pulang sebelum pulang mahendra kembali bertanya kepada sintia

"Apa kamu pindah tempat aja jangan di situ aku merasa kamu di manfaatin mereka berdua tadi"

"Emmm,,,,aku berpikiran itu telah lama hen tapi aku bingung mau kemana pindahnya"

"Nanti kita cari berdua okyj"

Okyh hendra jawab sintia dengan lengkungan senyum yang indah di muka sintia

Setelahnya mereka pulang ke tempat masing-masing Malam itu seperti malam panjang bagi mereka banyak sekali pengalaman yang mereka berdua dapatkan hari ini, ini adalah sebuah nikmat allah, mahendra bisa ketemu dengan seorang perempuan cantik lagi menggemaskan, begitu juga dengan sintia, dia bisa merasakan kehangatan yang tidak pernah dia dapatkan sebelumnya, inilah kisah mereka hari ini banyak kenangan dan kehangatan yang di dapatkan, hingga tidak terasa mimpi indah menyambut mereka di kembang tidur yang sudah di bayangkan sebelumnya.

***

Senja Diufuk pelitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang