4

938 123 31
                                    

Mohon bersabar ya teman-teman..
Part ini masih menyebalkan.


.....

"Buatkan aku Ramen. " Naruto langsung berucap saat ia melihat istrinya yang tengah berkutat didapur.
Dirinya baru saja pulang dari perusahaan saat ini.

"M-maafkan aku. A-aku belum membelinya. "

"Apa! Apa maksudmu, hah! "

Sakura dan semua pelayan yang tengah berada disana langsung menunduk ketakutan saat melihat kemarahan Naruto yang mulai muncul.

Hingga dengan gerakan cepat pria berambut kuning itu pun langsung menjambak kasar rambut istrinya.

"Kau benar-benar sangat tidak berguna! "

"Aku memang sangat tidak berguna untukmu. " sembari menahan rasa sakit dikepalanya,, Sakura menatap Naruto yang tengah melotot kearahnya.
"Maka buang saja aku, agar kau tidak merasa kesal lagi. "

"Sialan! Berani sekali kau menjawab ucapanku, hah! " Naruto semakin mencengkram kuat jambakannya, shingga membuat Sakura semakin meringis kesakitan.
"Dengar ini baik-baik... Jika sampai kau berani pergi, atau coba-coba untuk kabur dariku,, maka saat itu juga hal buruk akan terjadi padamu.
Kau mengerti!"

Bruuk...

Naruto mendorong kasar tubuh Sakura yang langsung membuatnya terjerembab ke lantai.
Dan dia pun langsung melangkah pergi setelah melakukan itu.

"Balaskan semua rasa sakit yang pernah Kaasan rasakan, Naruto..
Buat perempuan sialan itu, merasakan penderitaan yang sangat pedih melebihi apapun. "

"Aku akan melakukan itu,, tapi hentikan ini. "
Naruto menatap memohon kearah ibunya yang tengah menodongkan sebuah pistol kearah kepalanya.

Dan yang lebih mengerikannya lagi,, ibunya itu baru saja melenyapkan ayahnya menggunakan pistol tersebut.

Tubuh ayahnya sudah tergeletak bersimbah darah didepannya.

"Aku janji akan melakukan itu,, tapi berikan pistol itu padaku, Kaasan.. "

"Aku sudah melenyapkan ayahmu. Dan itu berarti, aku juga harus tiada. "

"Tidak. " Naruto menggeleng cepat.
"Aku tidak peduli dengan bajingan itu. Ayo, Kaasan.. Jangan lakukan ini.
Aku tidak ingin kehilangannmu. "
Naruto hendak mendekat, namun--

Door..
Door..
Door..

Dia benar-benar kehilangan ibunya saat itu juga.

Peluru-peluru itu benar-benar bersarang tepat di kepala ibunya.

Dan Naruto terlihat langsung mematung melihat itu.
Dia berdiri terdiam dengan tangannya yang terkepal.

Genangan darah didepannya membuat pandangan Naruto mulai dipenuhi oleh kabut amarah dan juga dendam.

Naruto terus mencoba untuk mencari keberadaan perempuan terkutuk itu setelah kematian kedua orang tuanya.

Dan saat dia mengetahui kalau Sakura adalah Putri dari perempuan yang sudah menghancurkan keluarganya,  maka sejak saat itu juga dirinya bertekad untuk membuat hidup gadis itu dipenuhi oleh penderitaan.

*****




"Bersihkan ini, dan simpan di kulkas. " Sasuke menyerahkan sekantong Tomat segar yang baru saja dibelinya kearah salah satu pelayannya.

"Nona Hinata juga baru saja membelinya Tuan. Dan Kulkas terlihat sangat penuh. "

"Buang saja, dan gantikan dengan yang ini. "

"Baik, Tuan.. "

Sasuke melangkah pergi setelah mengatakan itu.
Harinya benar-benar sangat melelahkan. Dan dia ingin sedikit menyegarkan tubuhnya dengan berendam di dalam bathtub.

----

"S-sasuke-kun.. "
Hinata langsung tersenyum manis saat ia melihat suaminya yang baru saja memasuki kamar mereka.

Hinata tengah memakai lingerie yang lumayan seksi saat ini.
Dan dengan raut wajahnya yang terlihat malu-malu,, diapun mulai melangkah mendekat kearah Sasuke.

"Ah, Um.. B-bagaimana Sasuke-kun. A-apakah menurutmu, ini cocok untukku? "

"Hn. Lakukan apapun yang kau inginkan,, dan jangan bertanya padaku. " Sasuke langsung memasuki walk in Closet miliknya setelah mengatakan itu.

Dan raut wajah yang tadinya memerah pun, langsung menghilang tergantikan dengan raut sedih yang terlihat menyesakkan.

'Kenapa aku selalu saja mendapatkan penolakan? ' Hinata menatap sendu punggung Sasuke yang sudah menghilang dibalik pintu Walk in closet.
'Kedua pria yang kusukai,, mereka benar-benar terlihat sangat enggan untuk menatap kearahku. '

'Apa yang terasa kurang dariku? Sepertinya tidak ada. '
Hinata melangkah lesu menuju tempat tidurnya.
'Aku memiliki tubuh yang sangat Indah, dan wajahku juga tidak terlalu jelek.
Tapi kenapa itu tidak bisa untuk menarik perhatian pria yang kusukai? '
Hinata mendudukkan dirinya disana.

'Dulu,, Naruto menolakku, dan sekarang Sasuke.
Ck. Memanganya tipe perempuan seperti apa yang mereka sukai? '

*****



"Nona,, " salah satu pelayan mendekati Sakura yang tengah berada di dapur.

Sakura tengah mengobati lukanya yang terkena sedikit cakaran dari kuku Naruto, saat suaminya itu tengah mencengkram lengannya tadi.

"Nona, sebaiknya anda pergi saja dari sini. Kami benar-benar tidak sanggup jika anda selalu mendapatkan perlakuan buruk dari Tuan Naruto. "

"Aku baik-baik saja, Bi. "

"Tapi Nona--"

"Jika aku benar-benar pergi,, bukankah itu akan sangat buruk untuk kalian? " Sakura menatap pelayan itu.
"Saat aku mencoba untuk pergi,, maka kalianlah yang akan terkena imbas kemarahannya.
Dan aku tidak ingin itu terjadi. "

Pelayan itu terlihat terdiam.

"Dan lagipula,, aku sudah tidak memiliki siapapun lagi disini.
Bibiku sudah tiada karna dia mengakhiri hidupnya. Dan ibuku--,, dia meninggal sudah sangat lama sekali.
Jadi aku tidak tahu harus pergi kemana jika aku benar-benar pergi dari sini. "

"Anda sangat menghawatirkan semua orang, meskipun anda terus saja mendapatkan kepahitan disini. "

"Sebelum berada di sini, aku juga selalu merasakannya. " Sakura tersenyum kecut.
"Dulu sekali,, Bibiku juga selalu saja memarahiku, dan terkadang dia juga sangat sering memukulku.
Jadi saat aku mendapatkan perlakuan buruk--,, itu benar-benar bukan sesuatu yang mengejutkan untukku. "

"Ini bukan akhir dari hidup. " pelayan itu memberanikan dirinya menatap Sakura.
"Anda akan bahagia suatu hari nanti, Nona.. Dan itu pasti akan terjadi. "

Sakura tersenyum kecil.
"Aku tidak mengharapkan apapun untuk takdir kehidupanku.
Tapi jika harapan itu memang ada,, aku hanya ingin agar orang-orang yang tidak menyukaiku, mereka tidak akan lagi membenciku seperti saat ini. "

"...."

******

Blood Of Wedding (end) PdfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang