2..

1.1K 136 26
                                    


.....

Hinata terbangun saat waktu menunjukkan pukul 22: 15.
Dia menatap sendu kearah suaminya yang tengah tertidur diatas sofa, sekitar sepuluh langkah dari tempat tidur mereka.

Selalu saja seperti itu.
Bahkan terkadang,, Sasuke lebih memilih untuk tidur di ruangan kerjanya.

Sasuke benar-benar terlihat sangat menjaga jarak dari istrinya itu.

'Maafkan aku, Sasuke-kun.. Aku terpaksa menipumu karena aku tidak ingin kau menikah dengan Sakura... '

Hinata mengerutkan keningnya saat ia melihat Sasuke yang terlihat sangat gelisah dalam tidurnya.
'Sepertinya dia bermimpi buruk lagi. ' Hingga ia pun menegakkan tubuhnya dan mulai berjalan kearah pria yang diam-diam di sukainya itu.

Hinata berjongkok di depan Sasuke, dan memperhatikan wajah tampan itu untuk beberapa saat.
Namun saat ia hendak menyentuh dahi suaminya,, tiba-tiba saja pria itu membuka mata hitamnya yang sukses membuat Hinata langsung berjengit kaget.

Hinata sedikit terjengkang kebelakang karena keterkejutannya barusan.

"S-sasuke-kun.. "

Mengabaikan keberadaan istrinya,, Sasuke pun berdiri dan melangkah keluar dari kamarnya.

'Jika suatu hari nanti Sasuke-kun mengetahui yang sebenarnya, mungkinkah dia akan marah besar?'
Hinata terlihat terdiam dengan pemikirannya.
'Tapi sepertinya tidak. Karna mungkin saja dia juga tidak akan menyukai calon istrinya yang benar-benar sangat jelek itu. '

*****





"Ini sudah sangat malam. Tapi kenapa kau masih belum juga naik dan memasuki kamar, hah! " Naruto berucap penuh penekanan kearah Sakura yang terlihat langsung terkejut menatapnya.

"A-aku sedang merapikan ini--"

"Cepat naik--," Naruto mencengkeram kuat rahang istrinya.
"--dan jangan membuatku semakin kesal! "

Naruto menghempas kasar wajah Sakura sembari menatap kesal kearah perempuan berambut pink itu.

"Semua orang tidak menginginkanmu, itu karena kau benar-benar sangat menjijikan.
Dan seharusnya kau menyadari hal itu, bukan? "

Sakura terlihat terdiam.

"Dengar.. Jika sampai kau tidak juga memasuki kamar dalam dua menit,, maka kau benar-benar akan tidur di lantai tanpa alas apapun.
Kau mengerti!"
Naruto langsung melangkah pergi setelah mengatakan itu.

Sakura pun terlihat langsung menangis.
Semua orang tidak memperdulikannya. Dan Sakura cukup tahu diri untuk tidak selalu mengeluh.
Tapi bisakah dirinya terus melewati hari yang sangat sulit ini?
Ini benar-benar terasa sangat menyakitkan untuknya.

Jika saja perjodohan itu tidak pernah ada,, maka mungkin hidupnya tidak akan pernah semenyedihkan ini.

Sakura melangkah gontai menuju lantai atas untuk sampai dikamarnya.

Meskipun mereka tidur satu kamar,, tapi tidak sekalipun suaminya itu pernah menyentuhnya.
Hanyalah sikap kasar dan juga bentakan menyakitkan yang selalu Sakura terima dari pria kuning itu.

Dan bahkan Sakura tertidur diatas lantai dengan hanya beralaskan karpet tipis.

*****





"Gadis itu sangat cantik. Dia memiliki rambut pink yang sangat Indah, seperti bunga musim semi yang menghiasi taman. " ibunya terlihat tersenyum lembut saat tengah mengatakan itu.
"Kaasan tidak akan memberitahukan padamu dulu siapa namanya, karena itu akan menjadi kejutan.
Kalian akan mengetahui nama masing-masing, saat kalian berkenalan nanti."

Sasuke melangkah pelan memasuki kamar orangtuanya. Pemikirannya terasa semakin kacau, dan dia ingin sedikit merilekskan kepalanya disana.

"Sudahlah.. Rambutnya memang terlihat berbeda,, mungkin itu karna saat dewasa dia mencoba untuk mewarnai rambutnya, dan ibumu tidak mengetahui hal itu. "

"Tapi bukankah sebaiknya kita mencoba menyelidikinya terlebih dahulu?
Mungkin saja ada foto lain yang--"

"Kau memang sangat cerdas, Shika. " Naruto menatap Shikamaru.
"Tapi ini bukan saatnya untuk meragukan petunjuk yang disimpan oleh Mikoto-Baachan.
Foto ini terselip diatas tumpukan kertas-kertas yang sangat penting.
Jadi tidak mungkin kalau ini foto yang salah, bukan? "

Sasuke terlihat terdiam.
Ucapan Naruto barusan terasa masuk akal untuknya. Mungkin saja gadis yang akan dijodohkan dengannya itu memang mewarnai rambutnya, dan ibunya benar-benar tidak pernah mengetahuinya.

"Bagaimana menurutmu, Sas.. Kau setuju dengan ucapanku, bukan? "

"Kita akan menemui gadis itu. Suruh seseorang untuk segera mencari dan melacak keberadaannya. "

"Serahkan padaku. Aku akan menyuruh seseorang untuk segera melakukannya dan aku janji itu tidak akan lama. "

Ya.

Itu adalah percakapan Sasuke dengan kedua sahabatnya, beberapa hari sebelum pernikahan itu terjadi.

Dan percakapan itu terjadi di dalam kamar ini.

Sasuke terlihat langsung merebahkan tubuhnya, dan dia mencoba untuk memejamkan matanya diatas tempat tidur kedua orangtuanya tersebut.

Menit,,

Hingga jam pun berlalu.

"Jika kau memang tidak ingin bertemu denganku,, tapi cobalah untuk melihat kearahku sebentar saja, Sasuke.. "

"Tunggu.. " Sasuke hendak mengejar gadis itu,, tapi dia benar-benar sudah pergi dari hadapannya.

Sasuke membuka matanya dengan nafas terengah.

Gadis itu kembali muncul dalam mimpinya.

Dan Sasuke pun menegakkan tubuhnya.
Dia duduk bersandar diatas ranjang dengan pandangan yang menatap lurus kedepan.
'Jika aku memang harus menemukanmu,, maka berikan aku petunjuk untuk melakukannya.
Aku bahkan tidak mengetahui siapa namamu. Tapi sepertinya kau sudah mengetahui namaku. '

Gadis itu memang sangat cantik.
Dan satu hal yang membuat Sasuke merasa penasaran adalah,, gadis dalam mimpinya itu juga memiliki rambut yang berwarna pink.

Seperti apa yang pernah dikatakan oleh ibunya,, maka gadis itulah yang terlihat memiliki ciri-ciri yang sama seperti ucapan ibunya saat itu.

Sasuke menghela nafasnya pelan.
'Aku harap itu benar-benar bukan halusinasiku, karena siapapun kau dan dimanapun kau berada,, aku benar-benar sangat ingin bertemu denganmu. '

*****

Blood Of Wedding (end) PdfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang