Jajanin Es Krim 🍓

360 44 8
                                    

"Ih, Kak Renza ternyata suka ngaku ngaku, yah."

-Bening

☆☆☆


Jam pulang sekolah baru saja berbunyi. Kini, siswa siswi sekolah mulai berjalan untuk pergi meninggalkan sekolah, termasuk Renza dan kawan-kawannya. Mereka berjalan menuju parkiran sambil berbincang-bincang.

"Lo tau? Geng sebelah ngajak kita tanding lagi." Ujar Renza kepada teman-temannya.

"Serius lo?" Tanya salah satu teman Renza, Jemar. "Buset, ngga ada kapok-kapoknya mereka." Lanjutnya disertai dengan tawa remeh.

"Serius? Udah kalah telak padahal. Heran, masih aja batu." Saut teman Renza lain yang bernama Hegi.

"Namanya juga gengsi. Ya...mau gimana lagi. Udahlah, kita terima aja biar seneng."

Saat tengah asik mengghibahi musuhnya, Renza dan kawan-kawan terkejut saat melihat kemunculan seorang perempuan.

"Kak Ren! Mana es krim Ningieee?"

Renza sedikit menghindar karena Bening yang tiba-tiba muncul di sampingnya. Hegi dan Jemar pun ikut terkejut. Mereka bertiga menghentikan aktivitasnya.

"Loh? Lo sejak kapan ada di sini, Ning?" Tanya Renza kepada Bening.

"Baru tadi...." Jawab Bening pelan.

Jemar menyerngit, "Lah? Lo siapa? Kok tiba-tiba muncul, njir!"

"Bener!" Saut Hegi. Hegi tersenyum jahil saat melihat perawakan Bening, "Eh, tapi lo cakep juga, ya. Kiw! Kena-"

"Dia pacar gue, ngga usah macem-macem lo!" Potong Renza dengan tangan yang seolah-olah akan memukul Hegi.

Hegi lantas menghindar. Bibirnya mengerucut tak senang.

"Hah? Tapi, kan-"

"Iya kan, sayang?"

Saat Bening ingin bertanya, Renza segera memotong kalimat Bening agar Hegi tidak kembali mendekati Bening. Jelas ia tak mau Bening si bocah polos bergaul dengan Hegi yang terkenal karena banyak mantan.

"Emmm." Bening mengangguk tanpa mengatakan 'iya'.

"Yahh, patah hati, deh, gue." Ujar Hegi.

"Patah hati patah hati, gue tampol, lo! Lo emang paling jago kalo masalah ndeketin cewe, ya, Gi. Noh, gebetan lo udah banyak. Urusin tuh, mau yang mana dulu." Celoteh Jemar dengan panjang lebar.

Hegi menatap Jemar kesal, "Ga usah bocor kali, Jem. Ember lo, ah!"

"Nyenyenyenye."

Bening hanya terdiam mendengar kedua teman Renza berceloteh. Ia menatap keduanya dengan polos dengan kedua tangan yang memainkan ujung dasinya. Sedangkan Renza, dirinya mendengus pasrah dengan kelakuan kedua temannya. Renza baru tersadar bahwa kini ada Bening yang berada di sana. Dengan sigap, Renza langsung memotong kedua celotehan temannya.

"Bukan salah gue kalo gue jujur, dong? Biar ga ada cewe yang lo boongin lagi, Gi. Kasian cewenya."

"Ngga usah ikut campur, Jem. Gue ga se-brengsek itu sama cewe. Lo aja yang memandang gue sebelah mata."

"Ga percaya gue."

"Serah lo. Intinya ngga usah ikut campur, deh, sama masalah percintaan gue. Lo-"

"Udah deh! Gue pergi dulu, mau jajanin ini bocah. Yuk, Ning."

"Eh?! Beli es krimnya mau sekarang? Berarti Ningie bisa milih, dong?" Tamya Bening dengan exticed.

Renza lantas tersenyum melihat Bening yang kegirangan, "Iya bisa, dong." Jawabnya.

Strawberry Love || RENNINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang