Sesama saudara sudah seharusnya saling menguntungkan, bukan malah merugikan. Jika saudaramu merugikanmu, segeralah pergi dan cari seseorang yang layak untuk dijadikan saudara sekalipun kalian tidak memiliki hubungan darah sama sekali.
-Gicel
Kini, keluarga besar Renza tengah berkumpul di ruang tamu mansion utama. Mereka semua sebelumnya diminta berkumpul oleh kakek yang akan membahas permasalahan-permasalahan mengenai keluarga mereka. Dan sudah di prediksi bahwa mereka akan membahas TERUTAMA masalah perjodohan Renza dengan Bulan.
"Khusus hari ini saya akan membahas tentang perjodohan Renza dan Bulan." Semuanya terdiam saat kakek mulai berbicara. Di sana, Renza hanya memasang wajah jutek karena malas dengan pembahasan tersebut.
Kakek menatap mama Renza, Keilin dan ayah Renza, Geno. "Langsung di nikahkan saja anaknya jika menolak. Tidak usah dengan pertunangan dan semacamnya."
Lantas, mata Renza melotot tak percaya mendengar perintah kakeknya. "Ngga! Renza ngga mau." Tolak Renza tegas.
"Sudahlah, Renza. Kamu ini bagaimana? Kita melakukan semua ini demi kamu juga, dan demi seluruh keluarga. Jangan egois." Ucap paman Renza, Abim yang mendengar penolakan.
Keilin memutar bola katanya malas mendengar pernyataan dari kakak iparnya, sedangkan Geno hanya terdiam pasrah kepada apa yang akan di lakukan keluarganya pada Renza.
Keilin menatap Geno yang hanya tertunduk diam. "Pap! Jangan diem aja, bela anakmu. Mama ngga mau dia nikah sama Bulan, ya!" Bikin Keilin dengan nada yang penuh penegasan.
"Tapi papa bisa apa, mam? Ini sudah keputusan keluarga besar." Balik saut Geno dengan berbisik.
Rahang Renza mengeras.
"Maaf kakek, tapi Candra menolak Ko Renza menikah dengan Bulan. Bukannya Ko Renza telah memiliki pacar, ya? Mengapa harus menikah dengan Bulan?" Candra ikut bersuara.
Abim tertawa remeh, "Candra. Kamu tau apa tentang ini? Kamu masih kecil."
"Candra hanya beda setahun dengan Ko Renza, mengapa dibilang masih kecil? Bukannya kalian yang masih kecil, ya? Sudah tau orangnya punya kekasih malah akan di nikahkan dengan orang lain."
"Candra!" Tegur mami Candra.
"Candra tidak suka dengan orang yang suka mengatur hidup orang lain, mih! Ko Renza juga punya hak buat memilih hidupnya bersama orang yang dia sukai."
"Candra sudahlah. Kamu masih kecil." Papi Candra ikut menegur. Candra berdecak kesal mendengar hal tersebut.
Kakek memejamkan matanya lalu menghembuskan nafas sebelum kembali berbicara, "Tiga bulan lagi kita akan menikahkan Renza dengan Bulan. Dan selama itu, kita bisa mempersiapkan semuanya."
Brakk!
Renza menggebrak meja dengan keras hingga membuat beberapa anggota merasa kaget. Ia sudah terlanjur kesal dengan keluarganya ini. Tidak peduli bahwa kelakuannya tidak sopan sekarang.
"Terlalu mengurusi hidup orang seperti tidak punya hidup saja. Renza masih kelas dua SMA, tidak akan pernah mau menikah muda." Tegas Renza sebelum ia berjalan menjauh dari ruang keluarga.
Kakek berdiri, "Tidak sopan! Renza! Jika kamu menolak, kamu akan saya kurung di mansion ini. Sekolah saja kamu di rumah, tidak usah sekolah seperti anak-anak lainnya."
Mendengar hal tersebut, Renza berhenti lalu membalikan badannya. "Kenapa? Alasan kalian menikahkanku dengan Bulan itu karena alasan perusahaan. Kalian bahkan tidak memikirkan perasaanku sedikit pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Love || RENNING
Fiksi Remaja[ON GOING] AFFIRMATION! - Cerita ini di kembangkan dari au tiktok @allaboutwritten_ menjadi wattpad sehingga untuk bagian 'chatting' saya gunakan foto. - SHIPPER IDOL! - Sedikit kata kasar. - Cerita di buat berdasarkan imajinasi, BUKAN FAKTA! JADILA...