𝐏𝐫𝐨𝐥𝐨𝐠

96 3 0
                                    

Haloooo.

Cerita 'Akhir Kata' ini mengandung horor, kekerasan, pembulian, sumpah serapah. Harap bijaksana dalam membaca.

Akan ada visualisasi yang aku publikasikan, tapi aku mohon jangan kaitkan karakter mereka di cerita ini dengan dunia nyata. It's just fan fiction.

Cerita ini sebenarnya aku buat di sekitar awal tahun 2021, tapi aku unpublish, dan pilih cerita lain buat di publikasikan.

Setelah cerita ZIONNE selesai, akhirnya aku up cerita ini lagi!><

Dan kebetulan banget di sekitar akhir tahun 2021 ada web-drama treasure dan Haruto yang jadi hantunya, waktu buat cerita ini lagi bucin-bucinnya ke Haruto.

Cerita ini murni dari imajinasi aku sendiri, dilarang memplagiat dan mengcopy! Hak cipta dilindungi undang-undang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini murni dari imajinasi aku sendiri, dilarang memplagiat dan mengcopy! Hak cipta dilindungi undang-undang!

Selamat membaca!

***

Bandung, 2008

Seorang gadis berpakaian seragam sekolah putih abu sedang berusaha membaca selembar poster yang tertempel di mading sekolahnya, dia terus berjinjit, dan menerobos masuk saat orang di depannya mundur dari kerumunan.

Selagi berusaha menerobos, mulutnya berkomat-kamit, tanpa henti membaca ulang poster tersebut, dahinya pun mengernyit, dan dia menajamkan pandangannya karena berpikir yang dilihatnya itu salah.

Namun, ketika dia berhasil berdiri tepat di depan mading sekolah, isi dari poster itu terpampang dengan jelas di penglihatannya. Dalam detik itu juga, napasnya merasa sesak, dia menggelengkan kepalanya dengan kedua mata membulat.

"Gak mungkin...." gadis itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya yang bergemetar, dia pun sedang berusaha menahan dirinya yang lemah agar tidak terjatuh.

"Dia mulai lagi."

"Dia kan emang aneh."

"Dia siapanya Harsa? Kok kayak kaget banget?"

"Wajar aja kalau kaget, aku juga kaget liat pengumuman di mading tentang Harsa hilang itu."

"Dia kan bukan pacar atau keluarganya, gak usah sampai nangis kali, dramatis banget."

"Naya Naya... gak bosen cari sensasi? Padahal satu sekolah lagi berduka."

Orang-orang di sekitarnya terus membicarakan reaksi dari gadis berponi dan berambut sebahu itu, yang mereka pikir sangat berlebihan.

Gadis yang disebut dengan nama panggilan Naya itu menyeka air matanya sambil menerobos keluar dari kerumunan, dia sendiri tidak menyadari air matanya keluar begitu saja.

"Eitss, mau kemana orang aneh?" Seorang lelaki yang rambutnya tidak tertata rapi, dan tidak memakai dasi pada seragam putihnya itu menghalangi jalannya.

𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐊𝐚𝐭𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang