𝟏. 𝐀𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐀𝐤𝐮 𝐌𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐇𝐢𝐝𝐮𝐩?

24 4 0
                                    

_

■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■

"Aku meninggal?"

Seorang lelaki, ralat-seorang arwah lelaki bergumam dan tertawa hambar.

Setelah berhari-hari merenung, dia telah mengambil kesimpulan dari alasan mengapa dia tidak dapat menyentuh barang apa pun, dia juga heran saat terus memanggil kedua orang tuanya, tidak satu pun dari mereka menyadari kehadirannya.

Dan di hari ketiga ini saat kedua orang tuanya sibuk membuat laporan tentang dirinya hilang, dia baru mengerti. Bahwa... faktanya dia telah meninggal?

Meskipun sulit menerima fakta itu, tetapi nyatanya dia benar-benar merasa bukan seperti manusia lagi.

Namun, mengapa harus seperti arwah gentayangan seperti ini?

Dan dia sendiri penasaran, kenapa dia bisa mati...

Tunggu! 'penasaran' berarti dia sendiri tidak tahu apa penyebab kematiannya, sehingga malah menjadi gentayangan seperti ini, bukan?!

Arwah lelaki itu tidak mengingat hal penting apa pun di saat-saat akhir kehidupannya, yang dia ingat adalah tidur di ruang musik, tetapi mengapa tiba-tiba dia berada di depan pintu rumahnya.

"Ayo cepat, Pah, pokoknya kita harus temuin Harsa hari ini juga..."

"Mama harus pastiin dia baik-baik aja sekarang..."

Dada Harsa merasa sesak melihat sang ibu keluar dari kamarnya dengan terus meracau panik.

"Ma, Papah yakin Harsa pasti baik-baik aja, kita pasti bisa temuin dia secepatnya." Bima merangkul sang istri dan menepuknya dengan pelan, dia berusaha menguatkan, meskipun dia sendiri rapuh, dia merasa hancur anak lelaki satu-satunya menghilang.

Harsa menatap kedua orang tuanya dengan penuh harap akan dilihat oleh mereka. "Mama... Papah... aku ada di sekitar kalian..."

Harsa berharap suaranya dapat di dengar, meskipun suaranya lirih jika dirinya masih hidup kehadirannya pasti disadari kedua orang tuanya, tetapi fakta menyakitkannya mereka malah melewatinya begitu saja.

Harsa merasa hancur melihat kedua orang tuanya sepanik dan juga sesedih itu, dia menyesal... selama ini dia belum dapat menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

"MA! MAMA! INI AKU!! PAH! INI AKU Harsa, PAH!!" Sambil menghampiri orang tuanya Harsa menjerit, sedangkan mereka terburu-buru berjalan keluar rumah, lalu menutup pintu rapat-rapat.

Harsa menjerit dengan keras yang hanya dapat di dengar oleh dirinya sendiri, dia menyalahkan keadaan tanpa henti, dan kata maaf tak henti terucap dari bibirnya.

Apakah selamanya dirinya akan seperti ini?

Apakah tidak ada siapa pun yang dapat menolongnya? Dia tidak ingin selamanya seperti ini...

***

Di sore hari, seorang gadis berjalan dengan kaki yang terasa pegal, dia memaksakan kakinya menempuh rumah seseorang dalam keadaan perut keroncongan, dan tanpa memiliki uang sepeser pun, belum lagi perjalanan sangat jauh, gadis itu bersikeras mengunjungi rumah seseorang.

Suara guntur di langit yang mendung terus terdengar, beruntung hujan tak kunjung turun, sama seperti air matanya yang masih berhasil dia tahan agar tidak mengalir.

Hingga akhirnya gadis itu tiba di rumah besar seseorang yang sejak pagi ini membuatnya cemas. "Harsa." Dia lantas menggumamkan nama lelaki yang pernah menolongnya.

Kemudian gadis yang bernama Naya itu mendekat pada penjaga di rumah besar tersebut. "Permisi, Pak..." ucapnya dengan ragu karena dia belum memiliki alasan yang terpikirkan mengenai dirinya yang mengunjungi rumah Harsa itu.

"Iya, ada keperluan apa?" Pak penjaga menyahut dengan ramah.

"Harsa belum ditemukan?" Naya bertanya dengan spontan.

Pak penjaga itu menggeleng dan menghela napas. "Belum, kamu temannya?"

Naya dengan ragu mengangguk, di kondisi seperti ini sekali-kali berbohong tidak apa-apa, kan?

"Kamu pulang aja ya, orang tuanya juga lagi gak ada di rumah."

Naya kembali mengangguk dengan kikuk, tetapi jika kedua orang tua Harsa ada pun, dia tidak akan bertemu sapa, mereka tidak mengenalnya, dan juga Harsa bukanlah temannya. "Kalau begitu makasih, Pak."

Naya memutuskan pergi, meskipun tidak membuahkan hasil apa pun dari berjalan kaki sejauh itu, tetapi yang terpenting rasa penasarannya sedikit terjawab walaupun jawaban tidak sesuai ekspetasinya karena dia sebelumnya membayangkan kalau Harsa telah ditemukan.

Namun, Naya mengurungkan niatnya untuk pergi, dia memicingkan matanya saat melihat seseorang yang berpakaian seragam sekolah putih abu di depan area pintu rumah besar tersebut.

Naya pun mengenal sosok seseorang itu dari postur tubuhnya, tetapi dia sangat ragu dengan yang sekarang dilihatnya.

Setelah memastikan sesuatu dengan baik dalam waktu yang lama, Naya tercekat, dia menutup mulutnya dengan pandangan yang tertuju ke arah lelaki yang sedang berdiri di depan pintu rumah megah itu.

"HARSA DITEMUKAN!!!!"

TBC

Udah vote, komen, dan follow
🦋qinazxaa🦋 belum??

𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐊𝐚𝐭𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang