𝟑. 𝐃𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐋𝐚𝐢𝐧

26 4 0
                                    

_

■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■

"Aku gak tau dengan cara apa lagi harus yakinin kamu buat percaya kalau aku ini Harsa. Aku seolah hidup, tapi kayak mati juga, paham gak?"

"Gak."

Harsa menghela napas berat. "Aku bener-bener berharap kamu bisa percaya sama aku."

"Aku gak semudah itu percaya sama orang, apalagi sama hantu."

Harsa berdecak pelan. "Berapa kali aku bilang, sebelumnya aku ini manusia."

Naya menghela napas berat. "Yakinin aku sama hal lain." pintanya, yang membuat Harsa terdiam.

Di tengah keheningan mereka, tiba-tiba jendela kamar Naya tertutup oleh angin kencang, mereka saling menatap satu sama lain dengan bulu kuduk yang berdiri.

Kamar dengan cat tembok berwarna putih dan lampu yang redup pun mendadak berkabur dari pandangan mereka, mereka terus berusaha menajamkan pandangan, tetapi setelah pandangan mereka tidak berkabur lagi, tempat mereka berada saat ini bukanlah di sebuah kamar, melainkan di tempat yang dikelilingi banyak pepohonan tinggi dengan suasana mencekam.

Naya dan Harsa sangat panik, lelaki itu terus mendekat padanya, tetapi dia menghindar dengan ketakutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naya dan Harsa sangat panik, lelaki itu terus mendekat padanya, tetapi dia menghindar dengan ketakutan. "Jauh-jauh dari aku! Di mana kita sekarang?!"

"A-aku juga gak tau, itu yang mau aku tanyain ke kamu."

Naya dan Harsa refleks saling mendekat saat angin berhembus dengan kencang hingga pepohonan di sekitar mereka terguncang, kemudian napas mereka tercekat saat tiba-tiba mendengar suara tawa nyaring wanita yang terdengar sangat menakutkan.

"Kamu mau bantu aku, kan? Kamu satu-satunya yang bisa liat aku..." Harsa kembali memohon agar Naya menolongnya.

Naya berdecak kesal, dikeadaan seperti ini bisa-bisanya hantu jahil yang menyerupai Harsa itu terus mengatakan itu, padahal baru saja dia ketakutan setengah mati mendengar suara tawa nyaring tadi.

Kemudian Naya mengambil langkah mundur. "Kamu hantu! Bukan Harsa!"

"Aku Harsa! Buktinya seragam sekolah kita sama! Liat," Harsa menunjuk seragamnya sendiri. "Aku masih pakai seragam sekolah yang sama dipakai kamu juga." Intonasi Harsa merendah, semakin putus asa.

𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐊𝐚𝐭𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang