🌿Chapter 05. Kepo Banget Lo🌿

84 19 10
                                    

                     🌿Happy Reading🌿


             Hai guys semoga kalian suka sama ceritanya sebenarnya, ini udah lama tapi aku sempat Hiatus. Alurnya agak beda aku ganti lagi sama judulnya.

Illa memasuki area sungai yang tempatnya para bapak-bapak sedang, memancing ikan di sungai tidak jauh dari rumah. Illa sudah terbiasa ikutan mancing bersama mereka hanya seorang diri. Tiba-tiba ada seorang pemuda berpenampilan, sedikit  norak dan rambut acak-acakan. Illa pura-pura tidak melihatnya. Namun, pemuda itu datang menghampirinya sambil, mengedipkan matanya sebelah kanan. Membuat Illa semakin ilfil melihat pemuda itu.


"Heh ketemu lagi kita, cewek stres lu juga hobi mancing ikan. Bukan seharusnya lu itu pergi shopping sama teman? Lu beda dari gadis lain terkesan unik sekali. Ngapain sih lu datang tempat beginian. Tempat ini tuh kurang cocok buat lu sendiri cewek, lebih baik pulang bantuin emak masak," ketus pemuda itu terlihat tidak menyukai Illa.

"Kepo banget lu jadi cowok gak usah berlagak begitu. Terserah gue mau tujuan tanpa arah. Ini tempat  umum tidak ada yang melarangnya. Lu tuh cowok tapi mulutnya kek emak-emak. Bawelnya  minta di cium sama markonah," geram Illa sambil meronta-ronta ikannya lepas dari pancingan tersebut.

Semua para bapak-bapak berada di sana ikutan tertawa lihat tingkah laku Illa yang begitu konyol dan lucu. Pemuda itu hanya bisa berdiam diri, dan menahan malu atas perilaku Illa sudah mempermalukan, diri nya depan umum. Pemuda tetap bersikap biasa saja terhadap Illa. Sebenarnya dia ingin membantah tapi tidak jadi, karena menghargai perempuan tersebut.

"Gue udah kasih saran, yang baik. Lu cuma sendirian perempuan. Gue takut hal terjadi sesuatu sama lu. Gue mau mengajak lu makan cilok kemarin. Sekalian gue traktir sebagai tanda persahabatan," ajak pemuda itu sambil tersenyum manis.

"Serius?" tanya Illa singkat.

"Iya masa gue bohong, di sana bisa santai sambil ngobrol berdua. Apalagi lu dan gue belum saling kenal? Gue takut jika terjadi sesuatu hal tak di inginkan. Area sekitaran sini banyak penjahatnya. Tak semua para bapak-bapak di sini baik semua," tutur si pemuda itu agak sedikit perhatian.

"Habisnya suasananya adem, sekali tenang penuh kedamaian. Gue sebagai perempuan merasa aman kok. Tenang gue punya jurus andalan kipas samurai. Tak perlu merasa cemas dan khawatir. Gue udah dari lama datang ke sini tempat favorit," cecar Illa sambil meletak pancingan itu kembali.

Pemuda itu menarik tangan Illa, begitu saja membawa Illa pergi meninggalkan lokasi tersebut. Lalu ia memberikan helm kepada gadis tomboi itu. Dia cukup misterius bagi Illa sebelumnya, gadis tomboi itu belum pernah bertemu dengan, seorang pemuda begitu perhatian sekali terhadap dirinya.

"Emang lu ngajak gue ke mana?" tanya Illa penasaran.

"Makan cilok apa bakso?" tanya pemuda balik ke Illa merasa bingung, antara kedua makanan kesukaannya.

"Bakso lebih menggoda, di bandingkan cilok isinya cuma sedikit. Kek si janda Ama perawan kan bersaing tuh. Istilah bakso dan cilok sama persis seperti itu." Illa hanya bercanda supaya, tidak terlalu canggung di depan pemuda itu hanya bisa, menggeleng kepala mendengar suaranya begitu kocak.

"Ada-ada saja lu bandingin, antara manusia dan makanan. Ya jelas keduanya sangatlah berbeda-beda. Gue lebih suka cilok rasanya enak walaupun isinya sedikit," sambung pemuda itu dengan baik.

Illa agak sedikit ragu pergi dengan pemuda asing padahal mereka berdua, tidak saling kenal satu sama lain. Ia terkejut ketika si pemuda itu menempuh pundaknya dan melambaikan tangan. Reflek Illa segera memakai helmnya. Pemuda itu langsung menerka-nerka ketika dia melamukan diri.

"Gue perhatiin dari tadi, lu kek orang bengong. Gue yakin pasti lu di putusin sama mantan pacar. Ya udah tinggalin aja dia bukan terbaik buat lu. Masih ada gue siap menanti lu jomblo wati," terka si pemuda itu sambil berpikir positif.

"Ya gue bengong gini, heran sama lu. Tiga tiba perhatian pada cewek asing. Padahal kita tidak saling kenal loh. Pasti lu itu lagi mengincar sesuatu ya kan," tutur Illa menatap curiga sambil, menarik kerah baju pemuda itu cukup kasar.

Pemuda itu meminta Illa melepaskan kerah baju kemejanya di tarik oleh gadis tomboi itu cukup sadis. Baru pertama kalinya dia mendapatkan perlakuan tak baik dari seorang perempuan. Tanpa basa-basi dia harap Illa bersikap lebih tenang agar, tidak terlalu gegabah untuk mengatasi suatu tindakan. Bukan tidak berani melawan hanya saja, pemuda itu cukup menghargai Illa. Dia tidak ingin berbuat kasar kepada kaum perempuan meskipun sikap Illa sudah salah.

"Hai tenang dulu, biar gue jelasin semua tidak ada salah paham. Please lu jangan terlalu gegabah. Kalau gue mati gimana mau tanggung jawab?" tanya pemuda itu penuh amarah yang bergejolak.

"Ya maaf asal penjara di hati mu, tak ada masalah. Lihat lu gentayangan mirip si mbak kunti pasti agak seram. Gue udah baca semuanya dari, bahasa tubuh lu lagi mengincar sesuatu. Atau sebaliknya entah itu benar atau tidak? Kita lihat kedepannya untuk memastikan semuanya," balas Illa sambil berpikir secara logis.

"It oke apa gue salah, jadi teman lu? Ingin tahu lebih dalam lagi. Lu tuh ya bisa aja deh bikin gemas. Gue cowok kan seharusnya jadi mbak kunti lu. Gue tidak ada punya niat jahat sama lu. Jangan terlalu over think dulu, berpikirlah positif." Pemuda itu memberikan nasihat kepada Illa, merasa curiga dengan dirinya. Padahal ia tidak bermaksud untuk menyakiti Illa.

Illa hanya mengangguk paham, ketika pemuda itu memberikan nasihat. Setelah kejadian di masa lalu membuat dia trauma untuk berteman dengan lelaki. Rasa kecewa itu pasti ada setiap apa yang di rasakan oleh Illa pada waktu itu. Penyembuhan luka butuh waktu cukup lama. Illa tidak mau mengingatkan kejadian itu kembali. Harus kah dia menerima pertemanan itu kembali?

******

Chocolatos duduk termenung sedang memikirkan sesuatu. Ia langsung teringat pada jaman waktu SMP, Chocolatos pernah  menyakiti Adik kelas. Namun, dia sangat lupa nama gadis itu. Hal yang paling ia sesali seumur hidup. Chocolatos tak tahu gimana kabar adik kelas itu? Ketika sering kali melihat Illa dia selalu, teringat sesuatu.

"Gimana kabarnya apa dia baik-baik saja sekarang atau pergi untuk selamanya? Gue harus cari tahu tentang gadis itu. Sekalian minta maaf atas semuanya, apa yang gua lakukan ke dia. Gue udah buat hidup dia benar-benar hancur. Pasti dia menderita akibat ulah gue sendiri ?" batin Chocolatos sambil meneteskan air matanya, baru kali ini dia merasa bersalah kepada seseorang.

Tiba-tiba Chocolatos di kejutkan oleh si Kevin reflek dia cepat-cepat menghapus kan air mata. Supaya Kevin tidak ada rasa kecurigaan pada dirinya. Chocolatos pura pura menonton drama sebuah drama Korea paling mengharukan.

"Sejak kapan lu Cho suka Drakor?" tanya Kevin penuh tanda tanya.

"Itu gue cuma iseng doang kok," elak Chocolatos.

Sungguh Kevin tak sepenuhnya percaya pada Chocolatos. Ia merasakan Chocolatos menyembunyikan sesuatu darinya. Kevin sudah mengenali tentang sahabatnya itu.






















Cinta Yang Tersimpang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang