🌿11. Penasaran🌿

42 2 1
                                    

                    🌿 Happy Reading🌿

Illa datang lebih awal supaya dapat tempat lebih nyaman sebelumnya. Hari ini ia tidak berniat masuk sekolah. Hanya karena ingin mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perceraian orang tua membuat hidup Illa lebih suram. Ia merasa iri melihat orang lain bisa bercanda dengan orang tua mereka. Dia berharap keluarga yang utuh dan harmonis seperti dulu. Tanpa sengaja ia meneteskan air mata. Ada seorang lelaki memberikan sapu tangan padanya. Lalu ia menerima pemberian lelaki itu. Dia adalah Alvin diam-diam perhatian terhadap Illa.

"Gue baru tahu ternyata, lu bisa nangis juga kek para gadis lain. Gue pikir selama ini lu itu gadis yang kuat. Kalau lu punya masalah cerita sama gue sekarang. Gue siap menjadi pendengaran baik buat lu. Gue janji akan tetap berada di samping lu," ucap Alvin sambil memberikan senyuman manis.

"Makasih atas perhatiannya, gue belum bisa memaafkan kesalahan ayah gue. Dia itu tukang selingkuh. Apalagi orang sudah merebut kebahagiaan keluarga gue. Orang tua gue udah pisah. Hidup gue hancur dan seperti tidak punya orang tua," cecar Illa mengungkapkan isi hatinya, sudah lama dia pendam sejak lama.

"Sama-sama jadi gara-gara, bokap lu benci sama gue dedemit. Maafin gue janji tidak akan mengulanginya lagi. Gue berusaha menjadi lebih baik lagi. Tenang aja gue akan selalu melindungi lu," balas Alvin merasa kasihan terhadap Illa.

Setelah mendengarkan curhatan isi hati Illa Alvin memiliki rasa simpati, terhadap gadis tomboi itu. Ia sangat mengagumi sosok Illa selalu hidup mandiri tanpa, mengharapkan bantuan  orang lain? Tak seperti dirinya selalu mengandalkan harta kekayaan milik orang tuanya. Seharusnya Alvin belajar dari Illa hidup lebih sederhana. Ia akan menjadi malaikat penolong untuk Illa. Ia berinsiatif menemani Illa jualan buket bunga mawar.

"Heh jamet ngapain masih, di situ buruan pergi sekolah nanti terlambat? Gue bisa kok jualan di sini sendirian. Lu tidak perlu repot bantuin gue jualan buket bunganya," usir Illa sambil menarik tangannya.

"Gue ma menemani lu di sini, takut terjadi hal tak terduga. Apalagi lu sendirian masih anak di bawah umur. Gue udah biasa bolos sekolah kok. Tahu tidak gue salut sama lu berjuang demi masa depan. Padahal lu itu cewek kalah sama gue. Kalau akur begini jadinya adem banget rasanya," puji Alvin sambil memberikan sebuah, kode untuk kepastian memilih Illa sebagai kekasihnya.

Illa menatap Alvin jadi salah tingkah baru pertama kalinya dia mendapatkan, pujian lelaki baru dia kenali. Ia merasakan Alvin begitu baik padanya. Kalau seandainya di Chocolatos bersikap manis. Pasti Illa akan merasa bahagia sayangnya, semua itu telah sirna Chocolatos tidak ada lagi di hatinya.

********

Sejak dari tadi Chocolatos tidak melihat keberadaan Illa di sekolah, biasanya gadis tomboi itu selalu pergi ke lapangan basket sendirian melihat pertandingan. Ia merasa ada hal aneh dalam hidup Illa tak pernah dia ketahui selama ini. Mungkin dia terlalu sibuk dengan kegiatan sekolah. Sehingga dia tidak bisa menjaga Illa dengan baik.

"Tumben banget Illa tidak masuk, sekolah karena bolos. Bisa-bisanya dia seperti itu memang cewek pemalas. Nanti kalau dia sekolah bakal gue marahin, habis-habisan sekalian gue kasih hukuman. Biar dia jera tidak mengulangi kesalahan," gerutunya benar-benar kecewa pada gadis tomboi itu.

Chocolatos menepuk jidatnya hampir saja dia lupa bahwa Rea adalah teman dekat Illa bahkan tahu semua tentang gadis tomboi itu tidak pernah dia ketahui. Selama ini dia selalu sibuk dengan kegiatan sekolah. Jadi belum bisa memantau Illa dari jauh. Ia baru menyadari menyukai gadis tomboi itu. Dia sangat takut kehilangan sosok Illa. Dalam hidupnya baru menyadari sekarang. Jika Chocolatos benar-benar menyukai Illa.

Ia sudah membawakan buket bunga berisi surat cinta untuk Illa. Dia berharap Illa bisa menerimanya kembali. Waktu itu dia masih ragu memberikan jawaban kepada Illa. Ada Dominggo datang menghampirinya. Akhir nya ketahuan juga sama Dominggo. Ketika Chocolatos memegang bunga mawar.

"Buset dah tumben banget, lu bawa beginian segala. Emang buket bunga itu buat siapa gebetan baru lu?" tanya si Dominggo dengan rasa penasaran.

"Suka-suka gue dong, kepo sekali lu. Bukan cuma orang pacaran ala romantis. Gue juga bisa bahkan lebih dari itu. Dom mending lu diam daripada banyak tanya," hardiknya sambil menarik tangan Dominggo.

"Gue tahu pasti buat Fanny kan, si cewek paling tergila-gila sama lu. Tahu gak Alvin hari ini tidak masuk sekolah. Akhir-akhir ini dia itu aneh banget. Setiap kali gue ajak dia pergi nongkrong. Dia selalu nolak biasanya Alvin tidak pernah seperti ini. Mungkin dia lagi mengincar seseorang," ucap Dominggo sambil menebak-nebak sesuatu, belum ada kepastian dalam diri Alvin sendiri.

Suara teriakan Dominggo menjadi pusat perhatian seluruh murid. Ada yang sambil berbisik-bisik menatap ke arah Chocolatos sangat malu. Akibat ulah Dominggo tidak bisa menjaga rahasianya. Berbeda dengan Alvin bisa menghargainya. Sepertinya dia mengurungkan niat tidak jadi memberikan bunga mawar pada Illa. Ia mengerutkan keningnya sambil marah-marah. Dominggo hanya bisa tersenyum manis. Seolah-olah tidak pernah merasa bersalah.

********

Geo dari kejauhan melihat Illa bersama lelaki lain mereka berdua, terlihat akrab bercanda tawa bersama. Ia sangat cemburu dengan kedekatan mereka. Ia tidak terima jika seorang pemuda selalu di dekat gadis tomboi itu. Hanya satu-satunya dia bisa dekat Illa bukan yang lain? Geo mengenali sosok pemuda berhoodie hitam itu. Ia akan tetap berusaha memantau mereka. Sudah lama dia tidak pernah bertemu dengan Illa.

"Itu si berengsek Alvin ngapain, dia ada di sini mau nyari mangsa lagi. Ini tidak bisa gue biarin gitu aja. Gue tidak mau Illa di sakiti sama tuh cowok. Udah beberapa kali dia mempermainkan wanita," gerutu Geo tidak menyukai kehadiran Alvin.

Alvin salah-satu manusia paling Geo benci di muka bumi ini, gara-gara Alvin juga Adik sepupu meninggal dunia akibat bunuh diri terlalu mencintai musuhnya sendiri. Geo akan merusak pertemanan Alvin dan Illa. 

*****

Alvin membantu membereskan barang barang Illa mereka memutuskan untuk salat berjamaah di masjid. Setelah selesai merapikan buket bunga. Ada seseorang memakai masker menggunakan jaket hitam dan topi. Tiba pemuda itu datang menyerang Alvin dari belakang. Ia jatuh tersungkur tidak mau melawan kembali.

"Dasar cowok pengecut lu, masih berani menampak kan diri di sini. Gue habisin nyawa lu sekarang. Sumpah cowok biadab kek lu tidak pantas hidup bahagia," terang pemuda bermasker hitam itu, menunjuk kan pisaunya ke arah Alvin.

Berlahan-lahan Alvin mundur selangkah lebih cepat menghindari, pemuda misterius itu cukup menyeramkan. Baru pertama kali nya dia mendapatkan tindakan kriminal. Ia tidak mengenali sosok pemuda misterius.

"Silakan bunuh gue kalau, itu kemauan lu sendiri. Sebelum gue mati lebih dulu akan cerita kejadian sebenarnya. Jangan asal menghakimi orang lain. Cari tahu sendiri fakta tentang Adik sepupu lu. Lu jangan bersembunyi di balik topeng," cecarnya terlihat pasrah.

Pemuda bermasker itu datang ingin bunuh Alvin ia mulai melakukan aksi pembunuh di depan umum. Illa mendorong tubuh Alvin menghindari pemuda misterius itu. Pisau tajam tertancap di tubuhnya mengeluarkan banyak darah. Sehingga pemuda itu sangat panik melihat kejadian tersebut.Illa jatuh pingsan tidak sadarkan diri. Tiba-tiba Alvin melarang pemuda itu menyentuh Illa. Dan Alvin langsung mengendong Illa membawa nya ke rumah sakit. Tangan pemuda itu agak sedikit gemetaran. Ia langsung pergi meninggalkan lokasi kejadian tersebut.



Next time akan aku lanjutin nulis lagi semoga suka Ndak tahu alurnya gimana susah banget nyari ide apalagi adegan pembunuhan gitu. Udah lima bulan belum kelar juga. Insyaallah akan tamat secepat nya babnya enggak terlalu pendek.




























 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Yang Tersimpang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang