surat perjanjian

763 10 0
                                    

Karena kejadian kemarin, Nabil terlihat sedikit menjauhi Faisal, tadi pagi saja yang biasanya Nabil selalu menyapa Faisal sekarang tidak.

"Kalian kok gak bolos lagi kayak kemarin?" Teriak Caca membuat Nabil mendongkak.

"Katanya nyari Faisal, kok sampe pelajaran berakhir gak balik-balik?" tanya Anna.

"Gue ke Uks, kalo gak percaya tanyain aja sama dokter Dista," mereka berdua terdiam, tak mampu menjawab lagi.

Setelahnya, Faisal segera bangkit, lalu menghampiri meja yang kini telah Nabil duduki, Nabil duduk dengan Mahen ketua kelas di kelas itu.

"Sorry," Faisal menepuk bahu Nabil pelan, Nabil hanya mengangguk sebagai jawaban, lagi-lagi membuat Faisal bingung.

"Kemarin gue lagi ada masalah, dan soal kata-kata gue-"

"Iya, kata-kata Lo itu jujur, Lo suka sepupu gue, dan Lo deketin gue karena mau Deket sama sepupu gue,"

"Dan sekarang Lo baikin gue karena gamau gue larang Dela buat Deket sama Lo," Faisal terdiam, memang itu yang dia mau, tapi Faisal tidak pernah berpikir kalau Nabil tau semuanya.

"Sekarang, Lo boleh pergi,"

Nabil beranjak dari kursinya, menghampiri teman sekelasnya yang lain, lalu mereka berbicara dan meninggalkan Faisal sendirian dikelas.

"Sekarang, apa giliran gue yang ngejar Lo?" Gumam Faisal menatap punggung Nabil yang perlahan menghilang dari balik tembok .

*****

"Tumben Lo gak bareng sama Faisal, kalian berantem?" Nabil mengangkat satu alisnya, apa-apaan ini.

"Kenapa emangnya? Harus banget gue sama Faisal terus?" Zen tersenyum tipis.

"Gue tau kok, Lo suka sama dia, gak ada salahnya kan gue nanya?" Nabil membulatkan matanya, apalagi ini, kenapa Zen bisa tau bahwa dia menyukai Faisal.

"Tau dari siapa Lo?" Zen terkekeh kecil "jadi bener cerita itu, gue pikir mereka cuma becanda,"

Sial! Nabil terkena jebakan

"Btw, gue udah rekam semuanya," Zen menunjukan hp beserta rekaman percakapannya dengan Nabil tadi.

"Bangsat! Lo mau apasih hah?!" Desis nya "bersaing secara sehat," Nabil membulatkan matanya.

ZEN MENYUKAI FAISAL JUGA???

"Apa maksud Lo,"

"Harusnya Lo udah ngerti maksud gue. Gue suka Faisal, dan gue mau, kita bersaing buat dapetin dia, tapi jangan ada yang melanggar batasan," Zen memberikan sebuah kertas yang berisikan.

To Nabil Virgo Alaska

1. Gaboleh ada yang nyentuh Faisal berlebihan
2. Gaboleh ada yang ngutarain perasaan asli mereka
3. Bersaing secara sehat
4. Gak ada unsur pemaksaan ke Faisal
5. Kalo dari salah satu ada yang menang, gaboleh deket-deket sama Faisal

Jika melanggar, maka sang pelanggar akan mendapatkan hukuman.

Tertanda Zen

Apa-apaan ini? Zen sudah gila

Nabil meremas kertas itu lalu merobeknya sampai tidak berbentuk, sementara Zen malah tersenyum smirk.

"Itu cuma kertas biasa, gue yang nulis nya, gue bisa buat lagi. Tapi kalo sampe Lo ngelanggar batasan itu, gue bakal kasih tau seisi sekolah kalo Lo gay," Nabil berdecih

"Gue gak peduli, gak ada untungnya juga gue kalo nurutin kemauan busuk Lo itu," lagi-lagi Zen hanya tersenyum, lalu mengeluarkan hp nya kembali.

"Rekamanya bakal gue sebarin di HARSA, menfes HARSA," Nabil tersenyum smirk "gue gak takut, gue juga gak bakal malu kalo semua itu kesebar,"

"Kalo Faisal? Apa dia tau Lo suka sama dia? Apa Lo mau dia malu dan di olok-olok seisi sekolah?" Zen mengangkat satu alisnya menantang.

Nabil terdiam, benar juga, kalau seperti itu Faisal akan perlahan terpuruk dan muak, juga perlahan menjauh darinya dan akan membencinya, Nabil tidak mau.

"Oke deal! Gue terima tantangan Lo tadi," Zen mengangguk lalu menepuk bahu Nabil pelan, setelah itu dia pergi meninggalkan Nabil yang kini menjambak rambutnya prustasi.

Tapi disisi lain, Faisal mendengarnya, tidak semuanya, Faisal hanya mendengar saat Zen mengancam akan menyiarkan rekaman itu di HARSA, menfes sekolah mereka.

"Tantangan apa yang mereka maksud?" tanya Faisal pada dirinya sendiri.

"lo ngapain disini?" Faisal terkejut setengah mati saat mendengar suara berat itu, Nabil, ya suara itu membuatnya hampir terjatuh dari tangga.

"Ngapain gue tanya?"

"Gue disuruh ambil buku sama Caca,"

"Buku apa?"

"Mata pelajaran Biologi,"

"Biar gue aja, Lo balik ke kelas,"

Faisal mengangguk, lagian dia sangat malas untuk kesana kalau bukan dipaksa oleh teman sekelasnya.

Bruk!

Baru tiga langkah Faisal berjalan, dia sudah menabrak adik kelasnya sendiri.

"M--maaf, gue gak sengaja," gadis itu mendongkak.

"Eh, temen nya Nabil ya? Aku gapapa kok," Faisal terdiam, mata nya membulat sempurna saat menatap gadis itu.

Dela! Ya Dela, sepupu dari Nabil.

"Nabil nya mana kak?"

"Ah itu, Nabil, dia, emm, apa ya, ih apasih itu," Dela tersenyum melihat tingkah Faisal, cowok itu lucu menurutnya.

"Dimana kak? Dikelas?"

"Iya. Eh enggak! Dia ke ruang guru mau ambil buku," Dela mengangguk mengerti lalu setelahnya berpamitan untuk pergi ke kelas.

That Man Is Mine (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang