9. Don't Leave

34 3 0
                                    

Setelah membersihkan luka Ben, mereka berdua bergegas untuk pergi ke perpustakaan, sesuai niat awal mereka. Sampai di perpustakaan, mereka berdua langsung mengisi daftar hadir perpustakaan. Setelah selesai, mereka berdua mengambil buku yang ingin mereka bahas nanti. Lalu, mereka bergegas mencari tempat duduk yang tersedia. Helaan nafas keluar darinya, ketika melihat kekasihnya sedang bersama saudara tirinya.

"Kau yakin ingin belajar disini?" Pertanyaan ragu yang langsung Ben berikan, dan sebenarnya ia merada tidak enak. Sebenarnya ia tau hubungan antara wanita ini dan juga pria ini. Jadi, ia merasa tidak enak akan situasi seperti ini.

Dan Brianna malah mengangguk antusias. "Tentu saja! Kau sudah menyita waktu yang aku punya! Jadi, jangan sampai kau membatalkannya!" Ancamnya.

Ia langsung menarik temannya, dan langsung duduk di bangku yang tidak jauh dari meja sang kekasih. Tepat setelah meja kekasihnya dan saudara tirinya, adalah meja mereka berdua.

Mereka mulai mengerjakan soalnya. "Sekarang taruhan apalagi yang akan kau berikan?" Tanyanya dengan bersedikap dada, dan menaik turunkan alisnya.

"Aku akan mengajak dirimu menonton bersama, dan bermain di area time zone, atau di lotte world. Bagaimana?" Tawaran yang Ben berikan.

"Call! Aku setuju! Kalau aku bisa menjawab ini  nanti malam kita ke cinema sama time zone!" Serunya, yang entah kenapa suka dengan kedua pilihan.

"Eits! Jangan mengerjakan soal dulu! Apa yang ingin kau pertaruhkan?" Tanya Ben, menaik turunkan alisnya lalu mengedipkan sebelah matanya, dan flying kiss.

Ah, itu memang sudah menjadi kebiasaan yang ia punya. Tapi tidak untung Brianna yang baru beberapa minggu mengenal dia. "Eum, kau mau apa?" Tanyanya bingung. "Aku beli kan playstation 5 bagaimana?" Tawarnya, yang langsung di hadiahi gelengan kepala oleh pria yang ada dihadapnnya ini.

"Aku tidak suka bermain game." Ujarnya, yang sukses membuat wanita yang ada dihadapannya ini membelalakan matanya.

"Eoh. Masa iya ada lelaki yang tidak suka bermain game?" Tanyanya yang benar-benar tidak percaya dengan ucapan pria yang ada dihadapannya ini.

"Aku benar-benar tidak suka bermain game. Paling main game hanya keterpaksaan temanku yang memaksa diriku untuk bermain game ketika kami ngumpul." Jelasnya.

"Baiklah! Jadi, apa yang ingin kau dapatkan?" Tanyanya lagi, yang tidak perduli penjelasan pria yang ada dihadapannya ini.

Dan itu membuat Ben jadi berfikir sejenak. "Eumm, bagaimana kalau kau harus bersedia menjadi model fotonya aku?" Ujarnya.

"Kau fotografer?" Pekikan tertahan yang langsung Brianna berikan, karena ia masih sadar kalau dirinya masih di perpustakaan.

Ben langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku hanya suka memfoto yang menurutku bagus saja." Jelasnya.

"Bolehkah aku melihat hasil foto lamu?" Tanyanya antusias.

Dan Ben langsung menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Habis ini aku akan menunjukkan hasil fotoku kepada dirimu."  Jelasnya.

"Yes!" Pekiknya dengan antusias dan jelas dirinya senang akan hal ini. Dia juga gak tau kenapa seperti ini.

"Tapi kalau kau bisa mengerjakan soal ini." Ujar Ben, yang langsung menunjuk soal matematika yang setara dengan anak kuliahan.

Ah ya, Brianna ini sangat ahli dalam matematika. Semua pelajaran matematika yang dia berikan? Semua di jawab dengan benar olehnya. Mulai dari soal termudah, sampai ke soal tersulit pun bisa ia jawab. "Tentu saja! Aku akan menjawab ini dengan benar tanpa kesalahan sedikit pun." Ujarnya dengan gaya sombongnya.

(NEVER) LOSE - RENNINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang