10. Wanna Tell You

100 4 0
                                    

"Aw!" Ringisan yang langsung Brianna keluarkan secara tiba-tiba, dan langsung memegang kakinya yang tiba-tiba kesemutan setelah dirinya selesai menonton cinema.

Iya! Setelah selesai menunjukkan hasil fotonya Ben, serta makan malam di rumahnya dia. Mereka berdua memutuskan untuk langsung bergegas pergi menuju mall terbesar di kota Seoul, sesuai perjanjian yang mereka buat di sekolah.

"Kau kenapa?" Pertanyaan yang langsung Ben berikan, yang saat ini tengah menatap wanita yang ada disampingnya dengan penuh kebingungan.

"Kakiku kesemutan. Tunggu sebentar ya-- yak! Kau gila--aw, Ben! Jangan di senggol!" Ringisan yang langsung Brianna keluarkan lagi kepada pria yang ada disampingnya ini, yang sengaja menyenggol kakinya yang tengah kesemutan.

Sedangkan Ben sendiri sepertinya tidak memperdulikan permintaan wanita yang ada disampingnya ini. Ia terus menepuk kaki sang wanita yang tengah kesemutan.

"Yak! Sudah selesai!" Ucapnya, yang langsung berdiri dari duduknya.

Sementara Ben sendiri masih tertawa dengan sangat senang. Tawanya dia ini sukses membuat Brianna kesal setengah mati. Tapi begitu melihat senyumannya? Rasa kesalnya hilang begitu saja. 'Senyumannya sangat berbahaya.' Batinnya, menatap pria yang ada disampingnya ini yang tengah tersenyum.

"Ayo! Mau makan dulu atau main timezone dulu?" Tawaran yang langsung Ben berikan disepanjang jalan keluar cinema.

"Eum, kayaknya main dulu deh. Aku belum lapar, kalau kamu gimana? Udah lapar belum?" Tanya Brianna, meminta persetujuan.

Dan Ben langsung menggelengkan kepalanya, yang sama halnya dengan wanita ini, belum lapar. "Belum juga. Jadi mau main dulu?" Tanyanya sekali lagi.

Brianna pun langsung mengangguk antusias, dan mulai menarik tangan pria ini layaknya anak berusia 5 tahun. Tentunya itu membuat Ben tersenyum, mengikuti langkahnya dia menuju timezone. Namun, ketika dirinya melewati di toko Channel,  dia lantsung berhenti sejenak. Memandang baju yang terpajang. "Kau mau?" Tanyanya, yang langsung digelengi kepala oleh wanita yang ada dksampingnya.

Brianna langsung menarik prianini menjauh dari tempat Channel. Namun, baru satu langkah ia menarik dia, dirinya malah ditarik kembali oleh dia menuju toko Channel.

Pas masuk, mereka berdua langsung di sambut oleh pelayan. "Selamat sore kakak yang cantik nan tampan. Silahkan masuk, toko kami sedang mengeluarkan produk baru. Apa kalian tertarik untuk melihat produk baru kami?" Ujar sang pelayan, menggiring mereka berdua, untuk melihat produk baru keluaran mereka.

"Bri, mau yang mana?" Pertanyaan yang langsung Ben berikan.

Sementara Brianna yang mendengarnya langsung mendecak dan menggelengkan kepalanya. "Beb, ish! Gak usah!" Bisikan yang ia lakukan, yang tidak dihiraukan pria yang ada disampingnya ini.

"Kalau kau tidak mau pilih? Aku akan membeli semua baju yang ada disini!" Ancaman yang langsung Ben berikan.

Sementara Brianna malah terkekeh, seakan tak percaya omongan pria yang ada disampingnya ini. Sedangkan Ben, ia langsung mendengus kasar. "Kak, tolong bungkuskan semua pakaian wanita yang ada disini, dan bawa kekasir." Ujarnya, yang sukses membuat wanita ini langsung membelalakan matanya.

"Ah, jangan! Aku mau yang dipajang di depan saja." Tolakan yang langsung Brianna, dengan wajah dan tingkah panik. Girls! Seluruh baju yang ada disini? Bisa habis berapa milliyaran pria ini, hanya karena membelikan baju untuk dirinya.

"Hanya itu?" Tanya Ben, memastikan kembali.

Dan Brianna langsung menganggukkan kepalanya. "Iya, hanya itu." Jawabnya.

(NEVER) LOSE - RENNINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang