07. Let Me Hear You Say "Please"🔞

5.6K 185 17
                                    

⚠️ Disclaimer⚠️
Terdapat unsur dewasa


.

.

.

"ahhh.. sshhh.. mmpphh!!!" (Name) menggigit tangannya. Ia menahan desahnya.

"CK!" Jaekyung mendecak kesal. Ia menepis tangan gadis itu dari mulutnya.

Jurus andalan pria itu adalah mengunci kedua pergelangan tangan (name) dengan satu tangannya. Ia geram, gadis itu selalu saja menghancurkan rencananya. Dia menyukai suara (name) dan napas beratnya.

"Padahal Lo nyuruh gw untuk segera menyedotnya." Jaekyung memainkan puting (name). Menggodanya dengan menarik ujungnya dengan sensual.

"Gw malu. Suara gw kayak aneh aja."

"No, babe!" Jaekyung menempelkan telunjuknya di bibir (name) lalu menggeleng. "Your moan is my favorite."

"Please, mendesahlah sampai pita suara Lo rusak." Tambah Jaekyung. Ia kembali mengulum puting berwarna pink yang menegang. Dan bagian satunya ia remas pelan sehingga desahan yang tadinya berusaha (name) tahan, terlepas dari mulutnya. Jaekyung merasa puas. Desahan (name) seperti alunan melodi yang membuat isi pikirannya melayang. Jaekyung sungguh mencintai (name). Sangat.

"Ahhh.. please... Fill me up."

"Isiin Lo?"

(Name) mengangguk. Ia meraba 'benda' Jaekyung. Tak perlu susah payah karena 'benda' itu sampai pada pusar (name). Sial. (Name) sangat menginginkannya.

"Slowly my dear..." Jaekyung mencoba menahan tangan (name) untuk tidak memeras p*enisnya, tapi nihil. Jaekyung memang lemah jika menyangkut 'benda' besarnya. Ia melemah. Ia lemas sehingga ia membungkuk, membiarkan (name) memijat 'benda'nya dalam posisi gadis itu berada di bawahnya. "Uhhhh... shit!"

Kata-kata kotor keluar dari mulutnya. "Stop..! Ga tahan lagi."

Jaekyung memasukkan kepala p*nisnya dalam v*gina (name). (Name) mendongak ketika Jaekyung menusuknya. Benar-benar selalu dibuat terkejut olehnya. Jari lentiknya meremas lengan kekar Jaekyung. Kuku-kukunya membuat sayatan kecil kemerahan. Sementara Jaekyung meninggalkan kissmark di leher jenjang (name). "Hei! Jangan... gw harus hadir di acara ulang tahun Dooshik."

Jaekyung berhenti, menatap (name) dengan tatapan tajam. "Don't talk about other men when we're like this."

Pria itu sengaja. Ia tidak bergerak. Membiarkan p*nisnya tidak menggaruk dinding v*gina (name). Jaekyung hanya ingin memberi pelajaran bahwa memikirkan pria lain saat bersamanya, apalagi mereka sedang melakukan hal yang intens adalah fatal. Gadis itu terhanyut dalam kegilaan. Ia berada di puncak hasratnya yang paling dalam. Pikirannya telah kehilangan kendali, dan ia menginginkan agar Jaekyung dan menusuk dirinya dengan kuat, memenuhi dirinya dengan p*nisnya. He knows what she wants and what she needs.

"Don't tease me!"

"Let me hear you say.." telunjuk Jaekyung mengetuk bibir (name). "Please?"

"Oh, man. I ain't one for beggin', but now you got me beggin'" gadis itu, memeluk leher Jaekyung. "Please, fuck me."

Jaekyung tanpa banyak bicara, ia bergerak maju-mundur. Merasa miliknya dilahap habis oleh kepunyaan (name). Jaekyung menyukai ini, lebih nikmat ketika dari (name) yang memijatnya. Ia rasa p*enisnya akan meleleh didalam sana. Sungguh panas dan sempit. Jaekyung cukup gila, v*gina (name) ahli dalam menjepit. Dia tidak akan membiarkan pria lain merasakan betapa ketatnya dinding ini.

"I won't stop." Kata Jaekyung disela-sela desahannya. "Gw bisa melakukan ini Sampai hari berikutnya."


.


.


.


.


.


.

°°°


(Name) POV

Aku merasakan sinar matahari yang masuk lewat celah jendela, mengganggu ketenanganku. Dengan perlahan, mataku terbuka, dan aku menatap cermin yang terletak di sisi kanan tempat tidur king size. Betapa kacau diriku. Dalam pandangan cermin, leherku dipenuhi dengan tanda kemerahan hampir memunculkan warna biru. Meski tidak terasa sakit, namun pertanyaanku adalah bagaimana aku bisa tampil di pesta Dooshik dengan penampilan seburuk ini.

Lihat? Bahkan orang yang bertanggung jawab atas keadaanku ini masih terlelap, memelukku dengan erat dari belakang.

Eh? Tunggu sebentar. Kenapa ini terasa cukup aneh? Rasanya bagian bawahku lebih ngilu dari biasanya. Seakan-akan diisi oleh sesuatu yang tak seharusnya. Ketika aku mencoba untuk bergerak, terdengar suara parau keluar dari mulut Jaekyung.

"Uhhh..."

Sial. Pria sialan itu. Bahkan tidak melepaskan kemaluannya dari milikku!

Aku memalingkan wajahku ke belakang, menepuk pipinya dengan lembut, "Bangun! Setidaknya Lo lepas dulu, baru tidur!!!"

Jaekyung membuka mata dengan perlahan. Matanya memerah, dan terlihat seolah dia bingung dengan situasi yang sedang berlangsung. "Apa?" Tanyanya, suaranya penuh kebingungan.

Aku menghela nafas dalam-dalam, mencoba mengendalikan diri. "Lo lupa, Lo belum nyabut p*nis Lo!"

Jaekyung terkekeh, "Maaf, gw lupa." Ia memelukku dengan lebih erat.

Pria itu semakin merapatkan pelukannya, dagunya berada di ujung kepalaku. "Mungkinkah kita mencoba pagi yang penuh gairah?"

"Lo gila."

"Kenapa gila?"

"Pikir aja sendiri."

Kudengar Jaekyung terkekeh. Sekarang, dalam tatapan yang tersalur melalui cermin, kami bertemu pandang. Jaekyung mampu menggetarkan hatiku dengan tatapannya. Sorotan mata indahnya selalu berhasil membuatku jatuh cinta berulang kali. Tidak pernah ada rasa bosan, hanya kehangatan yang tiada tara ketika aku berada dalam rengkuhanya. Ketika bibirnya menyentuh leherku, darahku berdesir dengan setiap kecupannya, memberikan kecupan manis yang membuat perutku merasakan ribuan kupu-kupu yang beterbangan dengan riang. Sepertinya perutku menjadi taman bunga yang dipenuhi oleh kupu-kupu yang gemar berpetualang di dalamnya. Bercanda.

"Let's do it one more time."

Bohong. Sekali lagi apanya? Pagi itu, aku dibuat lemas oleh Jaekyung.

.

.


.


.

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued

Lover's touch : Joo Jaekyung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang