Tiga

5.1K 500 2
                                    


Typo*



Sampai pada ruang kelasnya, Xavier mendapatkan banyak atensi dari para murid juga guru yang sedang mengajar.

Mereka heran pada remaja itu. Tidak biasanya dia ikut pelajaran, apalagi pelajaran ini adalah pelajaran matematika. Pelajaran yang paling di benci oleh remaja itu.

sebentar lagi jam pelajaran juga akan di gantikan waktu istirahat. jika ingin berniat untuk masuk jam pelajaran, kenapa harus datang terlambat? itu seakan dari awal dia memang tidak berniat belajar bukan?.

Tak menghiraukan tatapan mereka, Xavier berjalan santai memasuki ruang kelas.

"Sebentar lagi akan tiba jam istirahat, kenapa kamu baru masuk sekarang?." Tanya sang guru menatap tak suka pada Xavier.

Mungkin dari kalian bertanya, bukannya tadi Xavier datang ke sekolah tepat 30 menit setelah bel masuk?


Ya memang benar. Tapi ketika mengingat bahwa dia baru dalam kehidupan ini, ia memilih untuk mengitari sekolah. Mencari seluk beluknya dan berakhir pada sebuah taman kecil di belakang sekolah yang mampu memikat perhatiannya.

Disana ada pohon rindang. Jadilah ia duduk dan berdiam disana sambil menikmati semilir angin yang sejuk.

"Bukannya tambah baik, kamu malah semakin menjadi-jadi. Dasar anak kurang ajar." Lanjut guru itu.

Xavier tak menghiraukannya. Ia hanya duduk sambil melihat presisi guru itu.

Merasa tak ada jawaban dari sang murid, guru itu menjadi naik pitam. Ia marah karena tak di tanggapi oleh lawan bicaranya.

Penghapus papan yang kebetulan tadi sempat ada di tangannya kini ia layangkan tepat pada pemuda yang duduk sambil menatapnya itu.

Tuk

Penghapus itu mengenai keningnya. Hal itu  menimbulkan sedikit benjolan yang memerah.

Tak ada respon berlebih dari raut wajah sang empu. Ia hanya terus menatap guru itu tanpa minat. Tatapannya kosong seakan semuanya tampak mengabur dan tak ada daya tarik sama sekali.

'kayaknya dia udah gila.'

'bukannya dia emang udah gila ya?'

'Biasa anak buangan kan suka gitu. Hahaha.'

'anak buangan gak tuh...'

'abis ini pasti dia ngadu sama Abangnya'

'kek gak tau malu banget anj. Udah gak di anggep masih aja ngejer.'

'Lo tolol atau bagaimana? Urat malu diakan udah putus.'

'iya juga ya. Hahaha memalukan.'

'iya juga ya. Tapi tunggu dulu, hari ini kayaknya dia makin miring deh otaknya.'

'liat, dia pasti abis di keroyok. makanya muka dia kek pelangi gitu.'

'kek pantat babi gak si, anj?'

'haha lo ada ada aja bangsat. pantat babi keknya lebih enak di pandang ketimbang muka tu anak.'

Transmigrasi : AGAIN?! {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang