Lima

5.1K 401 11
                                    


Typo*

⚠️There is a lot of foul language.⚠️



"Lo kalok mau cari mati, jangan di Deket gua. Nanti gua yang jadi bahan amukan emak bapak Lo." Desis Haikal

Kemal hanya menatapnya. Ia enggan untuk bereaksi di depan kembarannya ini.

"Suka-suka gua." Balas Kemal Mengambil alih makanan yang ada di mangkok Haikal.

Tangan nya bersiap untuk mengambil sambal dan memasukkan nya kedalam makanan itu, tapi-

"Beneran mau mati? Ya udah, ayok gua percepat kematian Lo." Ujar Haikal berdiri dari duduknya dan menyeret kemal keluar dari bangku itu.

Semua atensi para murid teralihkan pada kegiatan keduanya. Dari tadi mereka memang sudah jadi pusat perhatian, hanya saja kedua kembar itu lebih menarik menurut mereka.

Pertunjukan gratis untuk menonton pertikaian antara bocah kembar itu lebih di nantikan oleh para murid.

"Lepas." Ujar kemal.

Haikal menautkan alisnya. "Lepas? Ya udah." Ya, Haikal melepas cekalan itu.

Haikal bersedakep dada, lalu setelahmya kembali duduk seperti semula.

Terlalu mudah kan?

Sebenarnya tidak semudah itu. Kalian tau alasannya apa?

Pandu yang sejak tadi diam, menarik pelan ujung baju Haikal lalu mengkode pada tatapan Xavier yang kian mendatar.

Kalau tidak peka dengan tatapan itu, mungkin Haikal akan melanjutkan kegiatannya tadi. Sayang seribu sayang, ia harus berhenti karena ada alarm tanda bahaya yang menyala.

"Pergi." Xavier kembali berujar dengan nada perintah.

Semuanya mengalihkan pandangan pada Xavier.

Tak ada yang merespon perkataannya. Ia geram sekaligus kesal dengan tingkah para curut syalan di dekatnya sekarang.

Dia hanya ingin ketenangan, apa sesusah itu?.

"Abang minta kita pergi?" Tanya Tasya.

Tak ada jawaban. Haikal Bian juga Pandu mulai beranjak dan melangkahkan kaki mereka menjauh.

"Mereka bodoh ato bagemana? Udah jelas-jelas itu nada perintah." Celetuk Bian

"Mereka kan oteknya cuman Segede otek udang. Mana di pantat lagi tempatnya. Jadi mana mungkin mereka tau, yang mana perintah, yang mana enggak." Ungkap Pandu

"Dahlah. Kalok masalah ini, gua gak mau berurusan sama Xavier. Merinding coq. Dia ngeliat kek udah mau ngulitin kita idup-idup." Tambah Haikal

"Uuuiihhh mengeriiiikaannnn...." Ketiganya serempak mengucapkan hal yang sama.

"Lo gak mau nyelametin Abang Lo Kal?." Tanya Pandu.

"Ngapain? Itu mah bukan urusan gua. Lagian nih ya, dia dari orok juga udah di kasih acara selametan sama bonyok. Jadi ngapain gua yang harus repot?" Balas Haikal setengah hati.

"Yee... Kutil kuda~. Yang kita maksud tuh bukan selametan pas kalian orok, tapi nyelametin si peang dari si saython spesies manusia. Lagipula, Kalok Abang luu kenapa - Napa, yang kena imbasnya kan luu juga tolol." Ungkap Bian sambil mencubit perut bagian samping Haikal.

Transmigrasi : AGAIN?! {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang