tiga belas

3.1K 338 1
                                    


Typo*




Pandu menepuk pundak Davien pelan.

"Perkataan gue tadi, gue minta maaf. Dan..... peringatan gue jangan sampe Lo abaiin." Ujar pandu, lalu setelahmya pergi meninggalkan Davien.

Davien diam. Dia pikir ancaman seperti itu akan berpengaruh padanya? Heh! Tidak mungkin.

Memilih abai, Davien mengetuk pintu dan masuk saat mendengar sahutan dari dalam.

"Tuan muda Alexander, benar?." Tanya kepala sekolah pada Davien.

Davien mengangguk singkat masih menatap kepala sekolah. Lebih tepatnya....dia memperhatikan kepala mengkilap itu.

Di perhatikan lagi, hanya terlihat 5 atau 6 helai yang tersisa? Kalau rambut itu terkena hempasan angin, mungkin sudah ikut terbang.

Ingat episode Naruto waktu pemujaan atau apalah itu? Begitulah kondisi rambut sang kepala sekolah.

Oke, berhenti..itu tidak ada urusannya saat ini.

"IX IPA 2. Itu kelas anda." Tutur kepala sekolah kembali menatap Davien.

Davien tanpa membalas dan berpamitan, ia langsung melongos pergi. Kepala sekolah? Sudahlah, beliau sudah terlampau terbiasa dengan sikap para murid sekolahnya.

Davien berjalan menyusuri lorong untuk melihat kelasnya. Agak jauh memang, tapi tak terlalu jauh juga.

Davien melirik papan penanda kelas, menyesuaikan dengan perkataan si kepala sekolah tadi. Di rasa itu memang kelas yang ia tuju, Davien mengetuk pintu.

Tok

Tok

Tok

"Masuk." Suara sahutan dari dalam menginstruksikan Davien.

Davien dengan santai berjalan kedepan saat pintu sudah ia buka.

"Kamu murid baru itu kan?" Tanya sang guru pada Davien.

Davien mengangguk singkat lalu menatap menelisik seisi ruangan.

Tatapan matanya beradu dengan Xavier yang kebetulan menghadap nya.

Xavier sendiri, dari tadi hanya melihat keluar jendela tanpa memperhatikan penjelasan guru. Itu mudah baginya untuk mengerti dan tahu inti pembelajaran mereka.

Xavier memutuskan tatapan keduanya dan kembali menatap ke arah luar jendela.

"Baik, anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru. Nak, silahkan perkenalkan diri kamu." Ucap sang guru sembari tersenyum tipis.

Davien tanpa basa basi langsung menyebut namanya.

"Davien."

Davien masih menatap lekat pada Xavier di kursi pojok sana. Tak mengindahkan tuturan guru tadi, Davien hanya menyebutkan nama panggilan nya lalu dengan perlahan berjalan mendekati Xavier.

Transmigrasi : AGAIN?! {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang