Taeyeon POV
Tepat seperti yang dikatakan oleh dokter kemarin, hari ini aku sudah diperbolehkan untuk beristirahat dirumah. Dengan peringatan tidak boleh terlalu banyak beraktifitas, tidak boleh sering berdiri atau berjalan, juga tidak boleh berhubungan intim selama pendarahan masih berlangsung. Well, untungnya saat ini Baekhyun hendak pergi ke Jepang bersama Kasper untuk melakukan penelitian terkait agensi baru mereka, jadi peringatan terakhir dapat mudah terlewati dengan aman. Adapun peringatan pertama dan kedua... hmm, aku akan mencoba sebisanya, hehe.
"Ingat pesan dokter, istirahat total dan jangan melakukan apapun. Ibumu akan tiba sekitar satu jam lagi. Kalau ada apa-apa segera kabari aku." ucap Baekhyun setelah memasukkan barang-barangnya kedalam bagasi mobil. Sejak tadi pria itu terus mengulangi kata-kata yang sama, persis seperti ahjumma yang punya anak lima.
"Iya baek, aku mengerti... kau sudah mengatakannya berulang kali."
"Taengoo-yaa, aku tak ingin meninggalkanmu disini, hiks. Apa kubatalkan saja jadwal ke Jepang kali ini?!" rengekan serta pertanyaan ini juga sudah Baekhyun lontarkan berkali-kali dan jawabanku masih tetap sama.
"Cepat pergilah, aku akan baik-baik saja."
Baekhyun memasang wajah masamnya, lalu menarik tubuhku dalam pelukannya, memeluk dengan erat sekali sambil mencuri aroma dibalik rambut panjangku. Kelihatan sekali kalau ia tak ingin meninggalkanku sendirian dirumah—tidak sepenuhnya sendirian sih, toh ibu akan datang kesini.
Sejujurnya aku ingin sekali ikut ke Jepang, menikmati indahnya negeri sakura itu dengan segala jenis ragam kudapannya yang luar biasa. Tapi apa boleh buat?! Bibi Kyunghee melarangku untuk pergi keluar negeri pasca kecelakaan itu. Aku juga punya jadwal sendiri di Korea, apalagi pernikahan kami tinggal menghitung hari, ada banyak hal yang harus kupersiapkan, seperti undangan untuk tamu dari kalangan selebritis dan lain sebagainya. Untung saja fitting baju pengantin juga pengecekan gedung pernikahan sudah kami lakukan dari jauh-jauh hari.
"Auh, geumanhae!" aku menjauhkan tubuh Baekhyun tatkala bibirnya mulai bermain dicelah leherku, mengecup dan menggigit pelan. Anak ini benar-benar tak tau waktu dan tempat.
"Sedikit saja." pintanya memelas
"Cepat pergi, Kasper sudah menunggumu."
Baekhyun menghela nafasnya kecewa, memajukan bibirnya dengan manja. "Arasseo, ppoppo!"
Tak mau menolaknya, aku melayangkan bibirku diatas bibirnya tanpa ragu, mengecupnya pelan—sebelum akhirnya memberi bonus berupa lumatan tipis yang dapat membuat hatinya senang. Meski kini aku malah membuat Baekhyun menyerang bibirku dengan lumatan yang kasar serta lidahnya yang sibuk mengabsen setiap celah dalam rongga mulutku.
"Nghhh..." kutepuk dadanya pelan, memberitahu lelaki itu kalau aku kehabisan oksigen.
Baekhyun segera melepaskan ciuman kami, menyesap sisa-sisa saliva yang bertengger diatas bibirku. Sialan! Pria ini seperti ingin membuatku mati dengan ciumannya yang menghanyutkan.
Kini ia berlutut mensejajarkan kepalanya dengan perutku, mengecupnya berkali-kali "Aegi-ya, appa pergi sebentar yaa. Selama ini kau sudah menjadi anak yang baik, kumohon bertahanlah sebentar sampai appa kembali. Jaga eomma-mu dan jangan buat ia kelelahan, arasseo?!" titahnya dengan lembut juga tegas, membuatku tertawa dengan tingkahnya yang menggemaskan.
"Sudah. Cepat pergi."
"Hmm," Baekhyun bangkit untuk mengecup keningku lagi, sebelum akhirnya berjalan masuk kedalam mobil.
Aku melambaikan tangan kananku padanya sambil tersenyum lebar seiring mobilnya yang pergi meninggalkan area parkir apartemen kami. Lima hari tanpa kehadiran Baekhyun disisiku, membuatku bertanya-tanya didalam hati, pasti akan cepat berlalu, kan?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Sun (Baekyeon)
FanfictionKehidupan pernikahan idol yang paling berpengaruh di Korea Selatan Byun Baekhyun dan Kim Taeyeon Cover design by baekyeon.id