The Sun Goes Down

342 25 12
                                    

KIM TAEYEON

Bagi sebagian orang, musim dingin memang terasa sangat menyenangkan. Tapi untukku, kehadiran musim dingin ditengah-tengah musim gugur bagaikan memakan permen been boozled dan kedapatan memakan rasa kaus kaki, atau lebih parahnya popok bayi! Ya, sebenci itu aku dengan musim dingin. Bayangkan bagaimana rasa bekunya yang menusuk kulit tipismu, menjalari seluruh darah dan tubuhmu yang hangat, lalu dengan egoisnya membuat segala sesuatu menjadi dingin! Argh, aku benar-benar tak menyukainya.

Tapi untungnya, menjelang periode kehamilan yang sudah menginjak usia empat bulan—jalan lima—ini, aku malah tak merasa dingin sama sekali. Oke, mungkin ini terdengar omong kosong, tapi aku benar-benar tak membutuhkan jaket tebal seperti biasanya.

Seperti sekarang ini, dengan hanya menggunakan dress hitam selutut dan cardigan krem berbahan wol BAHKAN tak memakai kaus kaki atau lapisan celana lainnya, aku berjalan masuk kedalam bangunan yang lumayan besar—meski tak sebesar SM—bernama One Signature, tempat suamiku sibuk mengistrikan perusahaannya daripada diriku sendiri. Hahaha!

Memasuki lantai pertama, aku disambut oleh muda-mudi tampan dan cantik yang membungkuk sopan ketika matanya menangkap sosokku. Untuk sepersekian detik, aku bertanya-tanya kenapa mereka begitu sopan dan imut, hingga seorang wanita berpakaian rapi datang langsung menyambutku dengan senyuman sumringahnya. Wanita itu menggenakan kemeja blouse biru muda dengan celana kantornya yang berwarna krem. Rambutnya yang pendek seatas bahu meninggalkan kesan rapi dan profesional.

"Samonim, ruangan Baekhyun sajangnim ada dilantai tiga. Izinkan aku mengantarmu kesana." ucap gadis muda itu, menyadarkanku kalau saat ini statusku bukan hanya seorang Taeyeon, tapi juga istri dari bos mereka, Byun Baekhyun.

"Ah, ne..." jawabku sedikit malu, lalu mengikuti langkah kaki gadis itu memasuki lift di lantai satu.

"Kalau boleh tahu, siapa namamu?"

Gadis yang hendak menekan tombol lift itu segera menundukkan kepalanya, samar-samar kutangkap wajahnya kian memerah seolah baru saja membuat kesalahan "Mianhamnida samonim... aku Kwon Nara, asisten sekaligus sekretaris Baekhyun sajangnim." celetuk gadis itu.

"Jangan sungkan begitu, santai saja, aku tak makan orang, Nara-ya..."

"Astaga, mana berani aku begitu..." bisiknya sangat pelan, tapi tetap saja, dua telinga pemburuku mendengar dengan jelas apa yang ia katakan.

Kalau gadis yang berdiri dihadapanku ini asisten sekaligus sekretaris Baekhyun, itu artinya "Hokshi, sedari tadi kau menungguku dibawah?!"

"Ne, samonim."

"Aish, sudah kubilang santai saja. Panggil aku Taeyeon, tak perlu dengan embel-embel samonim... Samonim terdengar sangat—tua." Meskipun umurku memang sudah lumayan uzur. Tapi aku tetap tak mau dipanggil dengan sebutan itu. Gambaran samonim didalam pikiranku seperti wanita gendut berumur 60-an dengan rambut pendek, kacamata hitam, hiasan pernak-pernik dikepalanya serta handbag merk terkenalnya. Dan tentu saja, aku jauh jauh jauh dari image yang seperti itu. Atau, apa aku benar-benar sudah kelihatan tua?!

Ting!

Pintu lift mulai terbuka, membawa kami ke lantai tiga yang memiliki ruangan-ruangan bersekat dengan warna putih abu-abu. Disalah satu ruangan tersebut, samar-samar telingaku mendengar suara musik Gotta Go - Chungha, membuatku sedikit penasaran dan mengintip ke pintunya yang terbuka. Didalam sana, ada 9 orang perempuan muda dengan tubuh ramping dan tinggi, menari dengan sangat indahnya dihadapan cermin kaca yang merekleksikan diri mereka masing-masing.

Melihat mereka menari dan bercanda ria membuatku rindu dengan masa laluku. Dulu aku dan teman-temanku juga selalu latihan sepanjang waktu, bertengkar sedikit, latihan lagi, lalu makan, dan kembali latihan. Ah, aku jadi merindukan sembilan gadis yang berlatih diruang awan :(

Midnight Sun (Baekyeon) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang