1.1K 175 1
                                    

Renjun terkaget karena kedatangan salah satu orang yang dianggap kakak secara tiba-tiba bahkan sudah berada didalam rumah kecilnya dengan sang ibu.

"Kau mengagetkan saja Kun ge." Ucap renjun pada seseorang yang dipanggil Kun itu.

"Mian, dimana bibi win?"

"Mama sedang ada urusan dengan beberapa peri yang lain, tumben kemari." Ucap renjun lalu diapun memberikan tea secara ajaib diatas meja karena sekarang Kun telah duduk di depan meja.

"Hanya ingin, lagian aku merindukan adik kecilku ini."

"Gege ada-ada saja. Oh iya, ge tunggu sebentar ada yang ingin aku tunjukan padamu sebentar."

"Baiklah, gunakan waktumu " Ucap Kun tersenyum sembari meminum tea yang sangat lezat itu. Dia benar-benar tak dapat menemukan kekurangan sama sekali didalam diri renjun. Dia sangat sempurna.  Beberapa menit kemudian, Kun melihat renjun kembali dengan membawa kotak di kedua tangannya lalu diapun menurunkan di atas meja dan Kun dapat melihat kelinci yang kesakitan bahkan sepertinya sudah di coba untuk diobati.

"Sepertinya kelinci ini terkena sihir dari salah satu murid."

"Tapi kenapa bisa Gege? Bukannya mereka tak bisa menyakiti makhluk hidup? Kasihan kelinci ini."

"Kurasa gurunya tak tahu, lagian guru itu sangat menyebalkan. Dia seumur denganmu tapi tak mau mrndengarkan siapapun, kau tau apa penyebabnya?" Renjun hanya menggelengkan kepalanya.

"Karena dia adalah anak dari klan werewolf berpengaruh makanya begitu." Ucap Kun.

"Tapi tetap saja, kau juga harus memberitahu nya ge, aku takut akan banyak sasaran tak sengaja nantinya. Aku sudah mengobatinya tapi tak ada tanda-tanda kesembuhan sama sekali."

"Coba kau berikan darahmu."

"Mama melarang ku Gege."

"Tidak masalah dari pada kelinci itu tersiksa. Lagian peri tidak bisa mencium aroma apapun dari mu renjun, hanya werewolf, itupun kalau kau terluka dan mate mu. Kau ingat tanda dileher mu bukan?"

"Tapi?"

"Semuanya terserah padamu renjun, lagian aku tahu kau telah menyelamatkan kelinci ini, tapi mungkin tak lama lagi dia akan mati." Renjun lantas menatap kelinci itu dengan iba lalu diapun langsung memunculkan pisau seketika dan menyayat telapak tangannya.

"Teteskan padanya." Ucap Kun. Renjun lantas menekan luka ditangannya, walaupun sangat perih dan diapun melihat darah itu menetes diatas kelinci itu dan cahaya putih langsung melingkupi nya, bahkan luka di telapak tangannya langsung menghilang dan kembali seperti sedia kala.

"Renjun?" Keduanya melihat kedatangan winwin dan kaget.

"Mama, maaf renjun bukannya mau melanggar perkataan mama tapi renjun tak mau kelinci ini mati ma." Ucap renjun sangat takut membuat sang ibu kecewa.

"Mama tidak marah, hanya saja setelah ini kau harus hati-hati, jangan sampai terluka karena itu bisa memancing werewolf berdarah campuran peri masuk ke hutan suci. Kecuali kau bertemu mate mu dan kalian sudah mating juga knotting. Mengerti? Mama tak mau kehilangan anak mama satu-satunya."

"Hmm. Renjun janji ma."

"Kun? Kenapa tiba-tiba kemari?"

"Hanya ingin bi, lagian aku juga rindu kalian berdua." Ucap Kun tersenyum.

"Kau ini, segeralah menikah. Aku tahu Kun kalau mate mu adalah seorang werewolf, apa kau sudah bertemu dengannya?"

"Nanti saja bi, aku sudah nyaman sendiri"

"Terserah kau saja." Ucap winwin tersenyum.

"Bibi kapan akan keluar dari hutan suci dan membawa renjun? Bukankah sudah 100 tahun?" Winwin hanya terdiam begitu saja bahkan renjun menyadari perubahan ekspresi nya itu, begitu pula Kun yang memaki dirinya sendiri karena asal bicara saja.

Werewolf And Angel's (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang