7

1.1K 205 16
                                    

Yushi berjalan sepanjang jalan hingga dia pada akhirnya beristirahat sebentar karena benar-benar merasa kelelahan, walaupun dia bisa berubah menjadi serigala miliknya tetap saja rasanya sangat melelahkan. Akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat di salah satu pohon besar yang rindang sekalian berteduh.

Yushi duduk lalu membuka bekal yang dia bawa untuk dia makan saat ini. Disaat bersamaan dia melihat salah satu peri lalu memanggilnya.

"Kenapa serigala memanggilku? Aku tak mau ada masalah apapun dengan serigala mau dia omega, alpha dan beta." Ketusnya.

"Aku tak akan mencari masalah denganmu. Hanya saja aku ingin bertanya sesuatu padamu."

"Katakan, aku tak punya banyak waktu." Ketusnya.

"Apa hutan suci masih jauh?"

"Kenapa kau ingin ke hutan suci? Kau harus tahu tak bisa sembarang serigala masuk kedalam sana karena hanya serigala terpilih dan keturunan werewolf dan peri yang bisa masuk. Jika tidak kau bisa tiada."

"Aku tidak perduli, tapi aku harus kesana dan mencari mate dari ayahku."

"Aku tak mengerti. Kenapa kau mencari mate dari ayahmu? Bukankah itu berarti matenya adalah ibumu?"

"Ini sangat rumit untuk kau mengerti. Jadi, katakan apa hutan suci masih jauh?"

"Ya jauh sih, tapi kalau kau merubah diri menjadi bentuk serigala maka mungkin kau bisa berlari lebih kencang dan cepat sampai. Sudah bukan? Tapi tetap ingat saranku itu, atau kau bisa saja tiada." Ucap peri itu lalu diapun langsung pergi begitu saja dengan menggunakan sayapnya.




















Kembali ke desa dimana para peri berada, jaemin hanya diam saja setelah sempat beradu argumen dengan Nakamoto Kinjo. Jeno melihat sahabatnya yang diam saja akhirnya mendekat.

"Ada apa jaem? Apa kau masih memikirkan tentang perkataan Nakamoto Kinjo itu?"

"Tidak." Datar jaemin.

"Sepertinya kau sedang berbohong."

"Aku tidak ingin membahasnya sama sekali" datar jaemin.

"Sebenarnya aku cukup bingung denganmu jaem? Kenapa kau sangat marah jika ini bersangkutan dengan para peri?" Jaemin hanya diam saja lalu diapun pergi begitu saja membuat jeno hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sahabatnya itu, tapi dia tak bisa marah karena bagaimanapun sikap jaemin memang sudah seperti itu sejak awal.






At. Hutan suci.

Renjun sedang bermain dengan kelinci yang sudah sembuh dan sangat sehat sekali saat ini. Hingga diapun melihat kedatangan tiga orang yang sangat dia kenali itu.

"Lay imo?" Ucap renjun membulatkan matanya sedangkan ketiganya hanya tersenyum dan melambai pada renjun.

"Bagaimana kabarmu renjun?" Ucap lay.

"Baik imo, ayo kalian masuk Mama ada didalam." Ucap renjun dan merekapun masuk bersama.

Di dalam rumah.

"Mama lihat siapa yang datang."  Winwin lantas bergegas ke ruang tengah dan melihat ketiga tamunya yang datang.

"Lay ge?"

"Bagaimana kabarmu winwin?"

"Baik ge." Ucap winwin tersenyum.

"Winwin imo terlihat sangat cantik, dan aku cukup iri karena renjun ge menuruni kecantikan winwin imo secara menyeluruh." Ucap ningning.

"Kau juga cantik sayang." Ucap winwin tersenyum pada anak bungsu lay yang menuruni lay sebagai peri.

"Kapan kau mulai memelihara kelinci renjun?" Ucap Karina yang melihat kelinci itu dengan nyaman berada dipangkuan renjun.

*Belum lama Rin, aku menemukannya terkena panah beracun, alhasil aku mengobatinya."

"Panah beracun ge? Bukannya itu tak akan bisa membuat sembuh hewan? Bagaimana bisa?" Bingung Ningning.

"Aku memberikan setetes darahku dan dia jadi sehat seperti ini." Lay yang mendengarnya kaget bukan main lalu melihat winwin.

"Aku sudah mengatakan pada renjun untuk tak terluka ge. Karena aku tahu itu akan berbahaya." Ucap winwin.

"Pantas saja aku bisa mencium aroma darahmu." Ucap Karina.

"Kenapa aku tidak eonni? Bukannya peri tak memiliki aroma darah tertentu." Ucap ningning.

"Renjun seorang Luna, mate nya adalah alpha tapi tidak tahu siapa, dan untuk saat ini jangan sampai renjun terluka atau darah itu bisa memancing alpha yang lainnya." Ucap lay dan ningning hanya bisa mengangguk karena aura ibunya saat ini sangat menakutkan.

"Imo tenang saja, aku akan berusaha untuk tidak terluka." Ucap renjun tersenyum.

"Aku ingin bicara denganmu berdua winwin." Ucap lay lalu menghilang begitu saja. Tak lama winwin pun menghilang.

"Sepertinya mommy sangat marah eonni."

"Kau tidak perlu khawatir, mommy hanya banyak pikiran saja. Ngomong-ngomong renjun, apa kau akan tetap memelihara kelinci ini?"

"Hmm, karena aku sangat menyayanginya." Ucap renjun tersenyum dan Karina hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Di danau, hutan suci.

Winwin mendekat pada lay yang melihat danau yang indah itu.

"Kau betah disini winwin?" Ucap lay menatap winwin.

"Apa maksud Gege? Aku sudah tinggal cukup lama disini."

"Kau tak merindukan yuta?"

"Aku tak ingin membahasnya lagi ge. Lagian kisahku dengan yuta Hyung sudah selesai sejak lama."

"Biar bagaimanapun di dalam tubuh renjun mengalir darahnya win."

"Arra."

"Lantas? Kau tak akan mempertemukan mereka berdua?" Winwin hanya terdiam karena tak tahu harus mengatakan apa saat ini.

"Bahkan untuk saat terakhirnya." Ucap lay. Winwin menatap lay dengan sangat kaget.

"Kau tahu, aku tahu perasaanmu yang sebenarnya pada yuta, ikatan mate kalian tak pernah hilang." Ucap lay lalu melihat danau kembali dengan winwin yang masih terus menatapnya.

"Hidup yuta tak lama lagi win. Mungkin saat bulan purnama dia akan menghilang selamanya. Dia akan tiada." Ucap lay membuat winwin menatap tak percaya dengan berlinangan airmata.

"Apa kau tak berniat berpisah dengannya?" Mendengar itu seketika airmata winwin jatuh begitu saja. Dia tak menyangka kedatangan lay setelah sekian lama untuk mengatakan semua ini padanya.














































🍁🍁🍁

Werewolf And Angel's (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang