Semalam setelah memberanikan diri mengirim pesan pada Ravian. Kanzia mati-matian menahan diri untuk tidak membuka ponselnya. Walaupun sebenarnya ia sangat penasaran. Apakah pesannya dibalas oleh Ravian atau tidak?
Setelah sedari tadi perang batin antara membuka ponsel atau tidak, akhirnya Kanzia memilih meraih ponsel yang tergeletak di atas kasur. Ia duduk di tepi ranjang. Kini dirinya telah selesai berganti pakaian memakai baju seragam. Sudah rapi, wangi dan tentunya cantik. Kanzia mengedipkan sebelah mata dengan centil di depan cermin. Astaga!
Tanpa lama, gadis itu mulai membuka ponsel menampilkan layar yang memperlihatkan wallpaper foto dirinya yang tengah selfie. Oke, abaikan.
Setelah menghidupkan data, Kanzia segera mematikan layar ponsel, menunggu notifikasi pesan masuk. Ia menahan napas kala ponselnya bergetar beberapa kali bersamaan dengan suara nada dering yang ia setel khusus untuk nada chat.
Getaran di ponselnya terhenti, itu berarti notifikasi pesan sudah masuk semua. Tangan Kanzia yang sedang memegang ponsel di depan dada gemetaran. Tangannya bergerak menaikkan ponsel tersebut ke hadapan wajah.
Kanzia memejamkan mata ketika layar ponsel menyala. Dia menghembuskan napas pelan sebelum kelopak matanya terbuka.
Layar ponsel menyala menampilkan deretan notifikasi pesan yang masuk dari grup sahabatnya. Kanzia tertawa, mereka marah-marah akibat dirinya yang menghilang begitu saja membuat mereka berdua menunggu semalaman.
Ah, sudah dipastikan saat ia sampai di sekolah, mereka pasti sangat kesal padanya. Kanzia mengabaikan pesan-pesan tersebut. Dia tidak berniat membacanya, toh nanti juga ketemu di sekolah.
Kening Kanzia mengerut, notifikasi yang sedang ia tunggu-tunggu tidak muncul juga. Jari lentik gadis itu menekan aplikasi chat kedua. Helaan napas terdengar, matanya meredup, ia menggigit bibir lesu.
Tampak sebuah pesan yang Kanzia kirim semalam ternyata belum dibaca.
Ncookie
Halo RavianKenapa? Kenapa pesannya belum dibaca? padahal Ravian terlihat aktif lima menit yang lalu. Entah kenapa, Kanzia merasa kecewa. Dia mematikan ponsel lalu beranjak memasukkan benda persegi panjang itu ke dalam tas yang ia simpan di atas meja belajar.
Kanzia menggelengkan kepala mencoba berpikir positif. Mungkin Ravian sedang sibuk dan chat dari Kanzia tertimbun.
Bibir Kanzia cemberut. “Ravian, kan, ganteng terus banyak penggemarnya lagi. Pasti banyak cewek-cewek yang chat Ravian.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanzia: Secret Admirer
Teen FictionPertama kali bertemu lewat tatapan mata membuat Kanzia penasaran dengan sosok cowok bertopi coklat itu. Bukan hanya sekali, tetapi beberapa kali dia tak sengaja bersitatap dengan cowok itu. Sepertinya Kanzia telah jatuh cinta pada pandangan pertama...