Bagian 3 : Petunia

384 47 16
                                    

Pada tengah malam yang dingin itu, Boruto dan Sumire berjalan beriringan menyusuri jalanan sepi Desa Konoha. Mereka baru saja selesai melaporkan apa yang terjadi di kantor Hokage dan berbicara tentang kondisi Sarada yang masih berada di rumah sakit. Sumire berkata bahwa dia berencana akan menjenguk Sarada besok pagi.

Setengah mereka berjalan melewati rumah-rumah warga, tiba-tiba sebuah butiran salju mulai turun dari atas langit. Butiran-butiran salju lainnya juga turun dalam jumlah yang tidak terhitung dan membuat malam itu semakin dingin.

Boruto menghentikan langkahnya lalu menatap ke atas langit malam. "Ketua Kelas, lihatlah! Salju pertama musim dingin tahun ini!"

Sumire juga menghentikan langkahnya sambil membuka telapak tangannya membiarkan butiran salju turun di tangan. "Apa harapanmu di salju pertama musim dingin, Boruto?"

Boruto menoleh pada Sumire. "Harapan salju pertama? Kau masih percaya pada mitos masa kecil itu?"

Sumire menaik-turunkan pundaknya. "Entahlah..."

"Apa harapan yang paling kau ingat ketika salju pertama turun?" tanya Boruto.

Sumire mulai mengingat-ingat sesuatu. "Sewaktu kecil aku berharap jika kedua orang tuaku kembali lagi."

Boruto merasa sedikit bersalah atas pertanyaan yang tadi ia lontarkan "Maaf..."

Sumire tertawa kecil. "Santai saja. Aku sudah merasa biasa dengan hal itu."

Kakei Sumire mulai melanjutkan langkah kakinya di sana. Melihat hal itu, Boruto mulai berjalan menyusul Sumire. Obrolan seketika berakhir begitu saja dan tidak ada topik sepanjang mereka berjalan.

Ketika mereka akhirnya sampai di depan rumah Sumire, mereka berhenti sejenak. Sorotan cahaya bulan diantara hujan salju memancar di antara pepohonan, menciptakan suasana yang tenang dan hening.

"Aku masuk rumah dulu. Terima kasih sudah mengantarku!" ucap Sumire yang kemudian berjalan membuka gerbang rumahnya.

"Sumire!" panggil Boruto dengan canggung.

Sumire menoleh pada Boruto yang kali ini memanggil namanya. "Ada apa?"

Boruto menatapnya dengan serius. "Aku berharap kau selalu baik-baik saja. Jagalah dirimu! Desa sedang tidak aman."

Sumire tersenyum mengapresiasi kekhawatiran Boruto. "Terima kasih. Jagalah Himawari sebaik mungkin..."

Boruto tersenyum balik. "Aku akan menjaganya..."

"Kalau begitu, selamat malam!" kata Sumire lalu masuk ke dalam rumahnya.

Boruto mulai berbalik badan, sesekali ia menolehkan kepalanya ke rumah Sumire. Entah apa hal yang ingin dipastikan dalam dirinya, dia menoleh tanpa alasan yang jelas kemudian pergi melanjutkan perjalanannya menuju rumah.

-

Uzumaki Boruto berada di toko bunga milik Yamanaka Ino pada pagi bersalju yang cerah. Dia berencana untuk membeli sebuah buket bunga yang cantik untuk Uchiha Sarada yang sedang dirawat di rumah sakit. Saat ia melihat-lihat di sekitar toko bunga, kedua matanya tertarik pada sebuah guci tua yang berada di pojok toko.

Boruto penasaran dan bertanya pada Ino, "Guci apa itu, Bibi Ino?"

Ino tersenyum dan menjelaskan, "Oh, itu adalah guci milik Klan Yamanaka, Boruto. Guci ini memiliki kemampuan khusus. Ini bisa memberikan wewangian sebuah memori tentang tempat, seseorang, atau suasana."

Boruto yang tertarik mendekati guci itu. Dia menundukkan kepalanya dengan hati-hati untuk mencium aroma yang mungkin muncul. Tiba-tiba, guci itu mengeluarkan sedikit asap, dan Boruto merasakan aroma bunga yang manis dan lembut. Aroma itu berubah menjadi kesegaran yang menyegarkan.

Boruto : The Last ( 2023 Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang