Bab 6. Anggun's Wedding

159 65 5
                                    

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepatnya. Dan hari pernikahan Anggun dengan Lingga pun telah tiba.

Gantari yang sebagai sahabat Anggun sudah sejak subuh menemani Anggun ke lokasi acara. Karena acara pernikahan mereka diadakan di Peta Park Bandung, jadi mereka pun harus bersiap-siap dari sana. Tentunya hanya pihak mempelai wanita saja yang akan memulai persiapan dari sana karena minimnya ruang ganti yang tersedia.

“Sepupu-sepupu lo dari rumah semua ya make-upnya Mbak?” tanya Gantari yang kini juga sibuk didandani.

“Iya, gue ajak dandan di sini, pada nggak mau. Jadinya kita  berdua sama nyokap gue doang ini,” jawab Anggun.

“Kalau Mbak Bunga jam berapa bilang ke sini?”

“Tadi sih dia baru kontak gue lagi, katanya dia usahain sebelum mulai acara bakal dateng.”

“Oh, semoga deh bisa lebih cepet. Gue kangen sama Mentari.”

“Lo kalau demen anak kecil buruan susul gue lah, kan jadinya gampang lo tinggal uyel-uyel anak lo sendiri,” cetus Anggun.

Gantari yang sedang didandani sambil menutup matanya seketika membuka matanya lebar-lebar sambil berseru kesal. “Ihh Mbak!”

“Astagfirullah! Kaget saya Mbak,” seru perias yang sedang merias wajah Gantari. Wanita itu bahkan sampai terlonjak kaget akibat seruan dan gerakan tiba-tiba dari Gantari.

“Eh duh, maaf Mbak,” segera saja Gantari mengucapkan maaf sambil kembali merilekskan tubuhnya. “Lagian gara-gara Mbak Anggun nih, kenapa tiba-tiba belok ke sana sih?!”

Anggun pun sedari tadi menahan tawanya karena akan berbahaya jika dirinya bergerak tiba-tiba di saat riasannya sebentar lagi akan selesai. “Loh gue bener kan, iya kan Mbak-Mbak, pada setuju nggak?” Anggun beralih meminta dukungan dari dua perias yang sedang meriasnya dan juga Gantari.

Kedua perias itu pun tertawa kemudian menyetujuinya.

“Halah nggak harus nikah dulu lah – “

“Heh! Masa lo mau bunting dulu baru nikah?!”

“Astagfirullah Mbak, ya enggak begitu lah! Ini gue belum kelar ngomong udah lo potong aja sih,” protes Gantari.

“Ya Allah kenapa ruangan ini ribut banget sih dari tadi?” tiba-tiba suara wanita paruh baya yang sangat Gantari kenali menginterupsi keributan mereka.

 “Eh Tante,” sapa Gantari sambil memberikan senyuman pepsodennya melalui cermin. “Ribut banget ya kita Tante sampai kedengeran ke ruang sebelah? Hehehe.”

“Tante udah maklum sih dikira Tante nggak tahu kalian aja, cuma kan malu dong sama yang lain,” ucap Tante Cantika yang merupakan Ibunda Anggun. “Anggun, godain Gantarinya nanti aja, kamu mau nikah kok malah ribut-ribut gini,” tegurnya pada sang anak.

“Hehehe iya Mah, maaf. Ini udahan kok,” balas Anggun.

“Keluarga kamu dateng semua kan Gantari?”

“Insyaallah dateng semua kok Tante,” jawab Gantari. Mereka pun mulai mengobrol-ngobrol santai hingga semua persiapan selesai.

Tidak lama pihak Wedding Organizer pun juga datang. Mereka dengan sigap membantu mempersiapkan acara pernikahan Anggun dan Lingga agar semuanya terlaksanakan dengan sukses.

Tok! Tok! Tok!

“Permisi Mbak,” ucap seseorang dari balik pintu ruang ganti yang di dalamnya ada Anggun dan Gantari.

“Masuk aja,” sahut Anggun dan tak lama orang itu pun masuk ke dalam. Dia Aila, seorang penanggung jawab berlangsungnya acara dari pihak WO.

“Pak Lingga baru saja sampai Mbak, jadi akad nikahnya akan berlangsung sepuluh menit lagi,” beritahunya.

Oh My Duda!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang