1

7 5 0
                                    

°°°°°

Sepuluh prajurit tertinggi diberi perintah oleh kaisar untuk mencari gadis yang dapat menyebabkan penyakitnya. Ia dan anggotanya sudah berada di kerajaan Utara, tepatnya Kerajaan Amorall.

Raja Amorall terkejut dengan kehadiran sang Kaisar besar. Ia mengenali pria itu, itu adalah sosok motivasinya.

"Salam Yang Mulia Kaisar Theo, saya senang dengan kehadiran anda datang mengunjungi kerajaan saya. Silahkan masuk." Raja Eren mempersilahkan Kaisar masuk tapi tidak dengan anggotanya. Mungkin hanya ada lima yang di izinkan.

"Silahkan diminum Yang Mulia." Pelayan menuangkan teh kedalam cangkir kebangsaan Amorall.

Sebagai bentuk formalitas, Theo meminumnya sedikit. Dia tidak suka teh atau minuman manis lain.

"Saya senang anda mengunjungi kerajaan saya Yang Mulia, saya merasa bangga sendiri. Jadi Yang Mulia, apa alasan anda datang kemari?" tanya Raja Eren kemudian.

Panglima ingin bicara, tapi dilarang oleh Theo. Biar dia saja yang bicara.

"Saya berniat menikahi anak anda, Raja Eren." Theo tersenyum tipis sebagai bentuk keseriusannya.

Raja Eren tentu terkejut. Dia tidak menyangka anaknya di lamar oleh Kaisar besar. Raja dari segala Raja, rasanya sangat tidak mungkin.

"Maaf Yang Mulia, mengapa harus anak saya? dan, anak saya yang mana? saya memiliki 2 putri."

"Gadis berambut cokelat." Jawab Theo mengingat ciri-ciri gadis yang ia cari.

"Saya memiliki dua putri dengan rambut cokelat Yang Mulia." Tutur Raja Eren sekali lagi.

"Kalau begitu, aku ingin melihatnya secara langsung."

Raja Eren terlihat tidak setuju, tapi mengingat pria di depannya punya banyak kuasa. Akhirnya dia menyetujui dan memberikan izin menemui puteri kembarnya.

"Nak, keluar sebentar. Ada Kaisar Theo yang ingin menemui kalian berdua." Ucap raja Eren mengelus rambut cokelat milik anak bungsunya.

"Kaisar Pandega?" tanya anak sulung Raja Eren, ia terlihat tidak semangat.

"Iya. Saya mohon kau bersikap lah normal dan anggun. Jangan sampai mempermalukan nama baik keluarga. Kau paham Emely?"

Emely mengangguk paham.

"Keluarlah, Kaisar akan memilih diantara kalian berdua menjadi Permaisuri nya." Raja Eren tersenyum.

"Apa!? aku tidak mau ayah. Tidak mauu!" Emely menolak setuju.

"Ayah belum mengatakan jika Kaisar memilihmu," ucap Raja Eren terlihat kesal.

"Tapi jika aku terpilih?"

"Yah mau bagaimana lagi? kau akan menjadi Permaisuri Pandega dan Imily naik tahta."

"Sudahlah, kita turuti saja apa kata ayah. Aku ini malas harus berdiri lama lagi."

"Kau ini tak sabaran sekali ingin menemui Kaisar dingin itu. Baiklah, baiklah mari kita menemuinya."

Emely dan Imily berjalan dari lorong belakang menuju ruang pertemuan. Dua gadis itu kembar, mereka memiliki rupa yang cantik. Tapi sifat dan tingkah laku bertolak belakang.

"Kau lihat kak, dia begitu tampan." Puji Imely dengan mata berbinar-binar. Ia tak menyangka Kaisar itu sangat tampan.

"Biasa saja. Tak ada yang menarik dari dirinya."

Imily melirik sinis Emely. Apa mata Emely buta sampai tak tau bahwa Theo sangat tampan??

Mereka telah sampai di ruang pertemuan. Emely langsung duduk di depan sang Kaisar. Sepertinya ucapannya untuk menolak Theo bakalan hilang. Kini dia ingin menikahi pria ini.

Permaisuri PandegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang