3

2 3 0
                                    


Emely mengemasi baju-bajunya kedalam tasnya. Ia akan pindah mulai hari ini ke Istana Pandega.

Ia hanya membawa satu tas saja. Biar pengawal atau pelayan Theo yang membawa besok.

Emely memeluk Raja Eren, kemudian Imily kembarannya.

"Jaga dirimu disana kak, aku pasti merindukanmu." Kata Imily menangis di pelukan Emely.

"Iya, kau pun jaga diri baik-baik. Jaga ayahmu dan juga kerajaanku dengan baik." Ucap Emely dengan makna yang berbeda.

Tanpa di sadari oleh orang lain, mata Imily menajam, ia mencakar punggung Emely diam-diam.

"Kau akan menikah, dan Putri Mahkota selanjutnya akan di gantikan olehku. Lihat, aku berhasil mengambil tahta itu tanpa harus turun tangan." Bisik Imily dalam pelukan Emely.

Siapa yang menyangka bahwa kembaran itu mempunyai dendam satu sama lain? sikap Imily yang lembut di luar, tapi jahat di dalam. Dia berniat menggulingkan Emely sebagai Putri Mahkota menjadi miliknya.

"Tapi tetap saja, aku berada di atas mu, lebih atas. Dan kau dengar baik-baik ucapanku, sampai kapan pun, aku takkan membiarkan mu mengambil posisi Putri Mahkota."

"Posisi itu harus diisi oleh Adikku, bukan kau." Emely mengelus rambut Imily, kemudian menjambak nya pelan.

"Jika itu terjadi, maka akan kurebut Kaisarmu."

"Rebut jika kau mampu. Aku menunggu seberapa lama kau bertahan dengan kelicikanmu itu, Elle."

Emely melepas pelukan mereka berdua. Berpura-pura tersenyum dan menghapus air mata sangking senangnya membuat Imily terdiam.

"Raja Eren dan Imily tak usah bersedih karena aku akan menikah. Aku pasti sering berkunjung kesini. Aku juga akan mengirim surat kepada kalian."

Raja Eren tersenyum, dia memberikan kotak hadiah untuk Emely.

"Ayah tak sedih, ayah bahagia karena anak ayah akan menikah. Ayah bahagia."

Pembohong!

Ya, Raja Eren tentu tak bersedih, karena benalu yang di anggapnya akan pergi dari Istana. Dan itu adalah kabar yang membahagiakan.

Istana ini penuh dengan orang yang busuk.

"Mari kita pergi, ini sudah sore hari." Ajak Theo sudah malas harus menunggu perpisahan mereka.

"Baik Yang Mulia. Aku pergi ayah, dan Imily."

"Hati-hati!" seru mereka berdua.

Pelayan disana memberikan salam perpisahan kepada Emely. Bagaimana pun, Emely adalah Putri Mahkota yang harus dihormati.

"Kita berhasil ayah." Peluk Imily saat Theo sudah menjauh, tapi Emely masih disana tak jauh dari pintu keluar.

"Kalian belum berhasil, selama aku hidup, kau dan ayahmu akan ku usir dari Istana Amorall. Kau dan Ayahmu tak pantas disini." Emely tertawa sinis dengan tatapan tajamnya.

Mereka berdua tertawa.

"Gadis bodoh, pergilah dari sini dan jangan pernah kembali."

Emely mengeluarkan api dari tangannya ke gaun Imily. Imily teriak karena merasa terkejut. Ia terkejut karena serangan itu tiba-tiba dan baru kali ini Emely menggunakannya sejak 3 tahun lamanya.

Emely memiliki kekuatan api. Ia bisa membakar siapa saja yang menurutnya tidak penting.

"Jika kalian berhasil menguasai Istana Ayahku, maka akan ku bakar Istana ini sampai hangus!" ancam Emely lalu keluar.

Permaisuri PandegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang