Happy reading
°°°Satu Minggu sudah dimana hadley di rawat. Hari ini ia di perbolehkan untuk pulang, hadley pulang bersama delcan. Karna lelaki itu yang merawatnya di rumah sakit.
"Mulai hari ini kamu tinggal bersama mommy! Saya jarang di mansion, takutnya kamu mati kebosanan, bagaimana?"
Hadley tersenyum simpul "gak papa kak"
"Barang-barang nona hadley sudah siap di bagasi tuan" ucap radif di tepi pintu
Delcan menuntun hadley pelan, "hati-hati"
Hadley merasakan tangan delcan yang merengkuhnya, terlihat begitu posesif. "Tante ada di rumah kak?"
Mengangguk singkat. Delcan membuka pintu mobil, mempersilahkan hadley masuk "ke mansion utama"
Radif mengangguk ia mulai mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, hadley menyandarkan punggungnya dan menatap jalanan "apakah belum ada kabar dari anak buahmu tentang keberadaan keluargaku?"
"Menurut kabar yang saya dapatkan, orang tuamu sudah meninggal satu bulan yang lalu, dan di makamkan di Indonesia"
Hadley menghela nafas, ponselnya rusak karna tidak sengaja jatuh di saku delcan. Kini ia menggunakan ponsel baru pemberian delcan
"Emm bolehkah aku ikut denganmu saja?" Tanya hadley
Delcan menatap lekat wajah hadley "why?"
"Aku baru pertama kali bertemu ibumu, dan juga ibumu jarang di mansion. Sama aja" keluh hadley melipat bibirnya
"Baiklah kita akan pergi ke mansionku" final delcan
Radif memutar arah, Keluar dari perkotaan. Mereka melewati hutan rimbun, tidak ada kendaraan yang lewat satupun, di tengah hutan lebat tersebut ada sebuah bangunan yang begitu besar
Hadley spontan membuka mulutnya, mengagumi interior mansion yang terlihat begitu mewah
Radif turun, membukakan pintu di sampingnya hingga pintu tersebut menggeser, maid dan para bodyguard yang berbaris memberikan hormat kepada delcan dan hadley
"Selamat datang tuan dan nyonya" ucap para maid dan bodyguard
Delcan mengangguk singkat, wajah terlihat begitu dingin, tidak seperti di mobil tadi, mengapa mudah sekali delcan mengubah ekspresinya?
Hadley tersenyum, ia merasa senang karna sambutan kecil tersebut. "Hai" ucap hadley melambaikan tangannya
Mengikuti langkah delcan. Hadley berhenti di depan pintu yang bercat putih di lantai satu "ini kamarmu dan di depan sana kamarku" tunjuk delcan
Mansion tersebut sangatlah mewah. Banyak lukisan abstrak yang di yakini harganya fantastis terpajang di ruang tamu serta lorong di bawah tangga
Lampu gantung kristal menghiasi ruang tamu itu menambah keindahan di mata hadley "selamat beristirahat kak" ucap hadley sedikit menunduk
Membuka pintu kamar, menatap ranjang dengan sprei putih dengan rak buku tersusun rapih di rak
Hadley duduk di tepi ranjang, kepalanya mendongak ke atas menatap langit-langit "huurfftt" hadley membuang nafasnya kasar
Ia memikirkan bagaimana dirinya bisa di negara ini jika kedua orangtuanya di Indonesia. Dan mengapa tidak ada anggota keluarganya yang mencarinya.
"Memikirkan sesuatu?" Ucap seseorang di ambang pintu
Hadley terkejut melihat delcan yang sudah mengganti pakaiannya dengan jas bersandar di pintu
"Apa yang kamu pikirkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DELANO | on going
Teen Fictionrevisi pren..... warning 18+ ~~~ kepindahannya ke Italia mendatangkan Mala petaka bagi Hadley yovela birdie. tinggal bersama bibinya, setelah kedua orang tuanya meninggal satu minggu yang lalu setiap malam mendapatkan bekas keunguan di lehernya, nam...