Malaikat Juga Tahu (1)

448 25 9
                                    

— 2006 —

"Sher, Sher! Tungguuuu!"

Sherina membalikkan badannya ke arah suara itu dan ia melihat Devano sedang mengejarnya. Sadam yang sedang berjalan di sebelah Sherinapun turut menengok ke belakang ke arah suara itu. "Devano kenapa, Sher?"

"Aku juga ga tau, Dam. Emang akhir-akhir ini Devano tuh selalu nyari-nyari aku terus. Bingung aku. Kenapa ya si Devano?" Sadam hanya terdiam melihat kepolosan Sherina.

Kamu ga peka banget sih, Sher. Devano ini naksir kamu, Sherrr. Sadam hanya menjawab dalam hatinya. Ia tak ingin mengutarakan secara langsung jawaban atas kebingungan Sherina. Karena di dalam lubuk hati Sadam yang paling dalam, ia ingin Sherina tetap tak menyadari perasaan Devano sehingga Sherina akan terus bersikap tak acuh terhadap Devano.

"Sherrr, hadeeeh. Lo jalan udah jauh banget. Gw capek nih ngejer lo!" ujar Devano dengan nafas yang terengah-engah.

"Lagian lo ngapain lari-lari ngejer gw? Bukannya lo bawa motor ke sekolah? Kan bisa ngejer gw pake motor daripada lari-lari gitu, Dev."

"Gw tadi liat lo udah jalan pulang sama...." Devano mengarahkan pandangannya ke arah Sadam. "Sorry bro. Gw lupa banget nama lo. Ga ada maksud gw. Adam, yaa?"

"Sadam." jawab Sadam dengan tatapan yang dingin dan tak bersahabat.

"Nah, iyaa! Sadam! Sorry banget, maklumin yaa, bro. Gw masih terhitung anak baru, belum terlalu hafal semua nama anak di sekolah ini."

Iya, tapi sekali lihat Sherina bisa langsung inget, lo. Mana langsung ngegebet dia lagi. Brengsek! Umpat Sadam dalam hatinya.

"Oke, lanjut. Gw tadi liat lo udah jalan pulang sama Sadam pas di gerbang sekolah. Gw niat mau anterin lo tapi Bayu tiba-tiba mau pinjem motor gw. Urgent dia karena tiba-tiba adeknya muntah tadi sekolah. Kasian gw lihat adeknya sampe pucet gitu mukanya, lemes ga bisa jalan. Gw anterin lo pulang ya, Sher? Jalan kaki bertiga deh, yok?"

"Oooh gitu, toh. Hmmmm, tapi gw sama Sadam ga langsung pulang. Kita mau ke tempat sewa DVD dulu. Entar lo kelamaan nunggu kita lagi." ujar Sherina merasa agak keberatan dengan permintaan Devano.

"Gapapa, Sher. Gw juga lagi ga buru-buru pulang, kok. Ya udah, ah. Yuk jalan! Sekalian gw mau tau rumah lo, Sher."

Sherina dan Sadam hanya bisa berpandang-pandangan dan membiarkan Devano berjalan bersama mereka. Devano mengalungkan lengannya ke pundak Sadam tetapi langsung ditepis oleh Sadam. "Jangan sok akrab, Dev!"

"Wuisss, galak! Santaiiii, Daaamm. Haha!" Devano cuek dan malah tertawa melihat reaksi Sadam. Sherina tetap melanjutkan langkahnya sambil menggelengkan kepala keheranan melihat tingkah Devano dan Sadam.

---

"Buuu, aku pulang"

"Iyaa, Sher. Cuci kaki tangan dulu sana. Makanan dan piring udah Ibu siapin yaa di meja makan untuk kamu sama Sadam." jawab Ibu dari dalam rumah sambil menghampiri mereka. "Eh, ada siapa ini? Temen baru, Sher?"

"Bu, ini...." belum selesai Sherina menjawab pertanyaan Ibu, Devano langsung memotong ucapan Sherina, "Hai, tante! Kenalin. Aku Devano. Temen baru Sherina. Temen Sadam juga."

"Oooh, iya iya. Silahkan masuk ya, nak Devano. Tante ambilin dulu piring 1 lagi untuk kamu. Makan gih sama Sherina dan Sadam."

"Makasih, tanteeee. Ke depannya kita pasti makin akrab, deh!" Devano mencoba mengakrabkan diri ke Ibu. Ibu hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Tante, ga perlu repot-repot siapin makan untuk aku segala. Aku ke sini cuman mau nonton DVD bareng aja sama Sherina. Piringku untuk Devano aja, tante."

SEJUTA KENANGAN (SONGFIC; ALTERNATE UNIVERSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang