"Sher, jangan telat makannya lagi, yaa! Nanti maag kamu kambuh lhoo, sayang," ucap Ibu dari luar pintu kamar Sherina. Saat ini, Sherina sedang berada di Bandung. Ia sudah mengantongi izin cuti selama 2 hari dari atasannya. Sebetulnya, ia bermaksud meminta izin cuti lebih lama lagi, tetapi atasannya tidak mengizinkannya karena sudah akan mendekati akhir tahun. Itu berarti pekerjaan Sherina akan lebih banyak dari biasanya.
"Iyaa, Bu. Nanti aku makan, kok!" jawab Sherina dari dalam kamarnya.
Ibu hanya menggelengkan kepalanya sambil cemas. Ibu tak tahu alasan sebenarnya mengapa Sherina tiba-tiba mengambil jatah cutinya dari kantor. Gadis itu penggila kerja. Ia tidak akan mengambil jatah cutinya apabila tidak ada sesuatu yang genting. Ibu hanya heran ketika hari itu melihat Sherina tiba-tiba pulang ke Bandung dan wajah Sherina tidak sumringah seperti biasanya. Iapun hanya sering menghabiskan waktunya di dalam kamar. Sesekali Ibu seperti mendengar Sherina menangis dari dalam kamarnya. Tetapi sampai hari ini, Sherina masih enggan menceritakan apa yang sedang ia lalui ke Ibu.
Sher, lo tuh bego banget! Kenapa lo ga nahan Sadam biar dia ga pergi waktu itu?? Masa dia bener-bener niat mau ngelupain lo? Perasaan Sherina betul-betul kacau balau saat ini. Kejadian di café dan Gina, 2 hal itu tak berhenti menghujani pikiran Sherina. Tapi Gina gimana, Sher? Keluarga Ardiwilaga bakal gimana ke elo? Selama ini mereka baik banget, malah udah kayak keluarga lo sendiri, Sher!
Sherina meraih handphonenya kembali. Apakah ia harus menghubungi Sadam untuk memintanya kembali atau merelakan ia pergi? Ia benar-benar kalut. Berkali-kali ia mencoba mengetikkan pesan kepada Sadam namun niat itu diurungkannya kembali dan akhirnya ia menghapus lagi pesannya itu.
Sekali lagi, Sherina terbawa dalam pikirannya dan kembali meratapi keputusannya.
---
"Iiihh si eneng! Masih mesem aja mukanya!" tanya Sarah menggoda Sherina walaupun sebetulnya ia merasa khawatir terhadap sahabatnya itu. "Lo ga mau minta izin cuti lagi aja Sher ke Pak Jeffrey? Keadaan lo masih kacau banget sih sekarang."
"Gw waktu itu minta izin 2 hari aja approvalnya susah! Ga mungkin gw minta cuti lagi, Sar!" jawab Sherina ketus sambil terus menatap laptopnya untuk mencari bahan materi promosi akhir tahun.
"Iya, deh!" Sarah sudah akan kembali ke tempat duduknya namun tiba-tiba ia berputar lagi ke arah Sherina. "Hmmmm Sher. Ga ada kabar dari Sadam?"
"Lo kan udah tau. Gw udah cerita semua ke elo. Udah ga usah dibahas lagi. Sadam udah pergi!" jawab Sherina ketus menahan kesedihannya. Setiap kali ia mendengar nama itu disebutkan, ia seperti berperang dengan air matanya sendiri agar tak menangis lagi. Seperti sekarang ketika Sarah menanyakan Sadam kembali, matanya seketika berkaca-kaca.
"Iya iya, sorry Sher," ujar Sarah merasa tak enak karena menanyakan hal yang membuat Sherina sangat sensitif beberapa minggu ini.
Ting...
Sebuah pesan masuk ke handphone Sherina. Ia terperanjat kaget melihat nama yang keluar di notifikasi pesan masuk tersebut. Ia bertanya-tanya mengapa orang tersebut mengirimkan pesan padanya di waktu yang tak tepat saat ini. Sambil menggigit bibirnya kebingungan, dengan gugup ia membuka pesan dari orang tersebut.Gina: Hai Sher! Boleh ketemuan nanti abis kamu pulang kerja? Kalaupun kamu ga mau, aku tetep maksa ketemu. Aku bakal tungguin kamu di depan pintu apartemen kamu sampe kamu pulang! See you there!
Sepertinya tak ada lagi alasan yang bisa ia berikan saat ini untuk menghindari pertemuan dengan Gina.
---
"Waah, banyak yang baru ya perabotan kamu! Pantes waktu itu Sadam capek banget abis bantuin kamu beres-beres segini banyak," Gina berdecak kagum melihat beberapa perubahan yang ada di dalam apartemen Sherina.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEJUTA KENANGAN (SONGFIC; ALTERNATE UNIVERSE)
Historia CortaKumpulan cerita-cerita pendek (bisa one-shot, bisa two-shots) berdasarkan lagu-lagu yang aku suka dengarkan. Tokoh utamanya sih Sherina Sadam karena lagi viral kan sekarang. Hehe! Iseng deh bikin alternate universenya. Cerita-cerita pendek ini plo...