John Mayer

232 23 9
                                    

"Neng, aku mau ngomong sama kamu. Berdua aja," Sadam menarik lengan Sherina dan menyeretnya menuju ke kantin sekolah yang sepertinya sudah tidak terlihat ada orang lagi di sana.

"Dam, apaan sih?! Mau ngomong apa? Ga perlu sampe nyeret-nyeret aku kayak gini," protes Sherina. Tetapi Sadam sepertinya mengacuhkan protes sahabatnya itu. Ia terus menarik Sherina menuju kantin sekolah. Sadam memaksa Sherina duduk di sebuah kursi kayu panjang di hadapannya. Mereka kini duduk saling berhadap-hadapan.

"Sher, aku harus tanyain ini ke kamu," Sadam bersungguh-sungguh dengan perkataannya walau ada kegugupan yang terdengar dari suaranya.

"Dam, bisa nanti aja ga ya ngomongnya? Aku masih mau foto-foto dulu sama temen-temenku. Ini kan acara kelulusan terakhir kita," tukas Sherina sambil bersungut-sungut.

"Neng," Sadam menghela nafasnya. "Kamu kenapa kayak sengaja ngejauhin aku, sih?"

---

Dua minggu sebelum acara kelulusan SMA angkatan Sadam dan Sherina, teh Mila pulang ke rumah keluarga Ardiwilaga dalam rangka liburan kuliah. Teh Mila saat ini masih berstatus sebagai mahasiswi di salah satu universitas ternama di Singapura.

"Mami, papi! Mila pulang!" seru teh Mila sambil berlari menghampiri kedua orangtuanya dan langsung memeluk mereka erat. "Mami, papi gimana keadaannya? Sehat, kan?"

"Aduh, mami seneng banget kamu pulang, Mila," mami tak kuasa menahan harunya. "Kamu sehat-sehat aja kan, nak?" ujar mami sambil mengusap pipi teh Mila.

"Sehat dong, mi! Kalau ga sehat, ga mungkin aku gemukan begini. Hahahaha! Papi gimana? Masih sering check-up jantung kan, pi?"

"Iya, nak. Papi masih sering check-up, kok. Sejauh ini semua aman, ga perlu khawatir. Kamu makan dulu sana. Mami tadi udah masakin ikan gurame asem manis kesukaan kamu, tuh!" jawab papi sambil menepuk lembut punggung teh Mila yang masih memeluknya.

"Bagus, deh kalau semua sehat. Aku jadi tenang," seketika teh Mila berdiri dan melepaskan pelukannya sambil celingak-celinguk mencari seseorang. "Sadam di mana, mi?"

"Sadam paling bentar lagi pulang. Biasalah anak itu lagi sama Sherina. Kamu masih inget Sherina kan sahabat Sadam dari kecil yang manis itu? Biasa tiap pulang sekolah selalu main dulu mereka berdua," jawab mami menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Hah? Masih sahabat?? Mereka berdua masih belum jadian juga??" tanya teh Mila gemas. "Daridulu kemana-mana berdua terus. Masa ga ada rasa, sih?"

---

"Kemarin teh Mila pulang ke Indonesia, Sher. Kalau kamu ada waktu kosong, nanti main yaa ke rumahku. Dia nanyain kamu terus, lho selama masih di Singapura,"

"Serius, Dam?? Iiiih, mau banget ketemu teh Mila! Terakhir ketemu teh Mila itu 3 tahun lalu yaaa sebelum teh Mila berangkat kuliah ke Singapura. Biasa kan mami papi yang nyamperin teh Mila langsung ke Singapura. Ga sabar banget deh mau ketemu teh Mila!" ujar Sherina kegirangan. "Nanti ya sore ini atau besok aku ke rumah kamu."

"Hahahaha, oke. Teh Mila bawa banyak oleh-oleh, lho dari Singapore. Udah disisihin buat kamu seorang tuh," kata Sadam sambil membungkuk mengikat tali sepatunya yang terlepas.

"Pas banget ya teh Mila pulang pas dua minggu lagi ada acara kelulusan SMA. Kamu pasti seneng banget, deh!" ujar Sherina sambil menepuk punggung sahabatnya itu.

"Iya, Sher. Aku seneng banget salah satu tetehku bisa ada di sini menghadiri acara kelulusan aku. Ada kamu, ada mami papi, ada teh Mila juga. Kelulusan SMA ini ga akan pernah bisa aku lupain, sih," mata Sadam berkaca-kaca penuh haru membayangkan orang-orang terpenting di hidupnya akan menghadiri acara kelulusan mereka dua minggu lagi.

SEJUTA KENANGAN (SONGFIC; ALTERNATE UNIVERSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang