Malaikat Juga Tahu (End)

287 29 9
                                    

Sherina baru saja sampai di kelasnya dan ia terkejut melihat carton box berisi donat ada di atas mejanya.

"Eh, ini donat siapa ada di meja gw? Kalau ga ada yang ngaku, gw makan nih semuanya." Sherina bertanya kepada teman-teman sekelasnya. Teman-teman sekelasnya hanya mengangkat bahu menandakan donat itu bukan milik mereka.

"Siapapun itu yang naro di atas meja gw, thank you, ya!" seru Sherina kepada teman-teman sekelasnya. Dari kemarin ngidam donat, ada aja yang ngasih pagi-pagi gini. Mana bisa nolak gw - ucap Sherina dalam hati sambil menggigit 1 donat dari box tersebut.

---

"Sher, enak ga donatnya?"

"Enak banget!"

Ia baru tersadar beberapa detik kemudian, "Oooh, jadi kamu yang kasih aku box donat hari ini, Dev??", Devano menganggukkan kepala sambil tersenyum.

"Thanks, ya! Aku seneng banget, lhoo. Aku jadi happy seharian karena pagi-pagi tadi udah makan donat, hehe. Thank you ya, Dev!"

"Itu aku yang masak sendiri lhoo, Sher. Aku beli buku resep di Gramedia terus aku coba praktekin."

"Kamu niat banget. Aduh, aku jadi terharu deh! Makasih, yaaa."

"Makasih doang, nih?" goda Devano sambil menepukkan telunjuknya ke pipinya. Sherina yang paham akan kode yang diberikan Devano, dengan malu-malu mencium lembut pipi Devano.

"Makasih ya, sayang."

"Akhirnya kamu manggil aku sayang setelah kita pacaran selama setengah tahun terakhir ini, Sher!!! Aku sayang kamu juga, Sher." Devano menarik badan Sherina dan memeluk lembut gadis itu dalam dekapannya. Seketika jantung Sherina seperti berhenti berdetak dan pipinya memerah.

---

"Bu, kayaknya aku udah mulai jatuh cinta deh sama Devano. Dia effort banget, Bu sampe ke Gramedia beli buku resep terus buatin aku donat."

"Hahahaha. Anak Ibu lagi di mabuk kepayang, niiih. Kamu baru menyadari sekarang, Sher?"

"Iya, Buu. Jatuh cinta itu rasanya aneh ya, Bu. Jantung kayak ga mau berhenti kalau ada orang yang kita suka."

"Nikmatin ya, Sher perasaan yang kamu rasakan sekarang ini. Ibu bahagia kalau kamu juga bahagia. Semoga Devano bisa jagain kamu, yaa kayak Sadam jagain kamu. Ada masanya kamu akan memilih teman hidupmu dan berjuang bersama berdua nanti di masa depan." ucap Ibu sambil mengelus lembut kepala Sherina. "Ibu jadi kangen Sher sama ayah. Semenjak kepergian ayah kamu dua tahun lalu, tidak ada sedetikpun Ibu lupa sama ayah kamu. Rasanya masih kosong Sher hati Ibu ditinggal ayah kamu untuk selamanya." Ibu mulai menitikkan air matanya.

Hati Sherina hancur ketika melihat Ibunya menitikkan air mata. Sekarang hanyalah Sherina yang menjadi teman hidup sang Ibu. Sherina adalah anak tunggal. Ayah sudah dua tahun pergi meninggalkan mereka untuk selamanya karena mengalami kecelakaan tunggal yang mengakibatkan kerusakan parah di organ dalam. Nyawa ayah tidak bisa diselamatkan. Sadam serta seluruh keluarga Ardiwilagalah yang tak henti-hentinya memberi semangat dan penghiburan untuk Sherina serta Ibunya. Sejak saat itu, Ibu mulai mengambil pekerjaan menjadi guru private menyanyi untuk menafkahi Sherina. Walaupun sebetulnya masih ada tabungan peninggalan ayah yang cukup untuk hidup Ibu Darmawan dan Sherina sampai lulus kuliah, tetapi Ibu bersikeras untuk bekerja dan tidak mau sembarangan memakai uang tabungan ayah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. "Kita ga tau akan terjadi apa ke depannya, Sher. Lebih baik kita berjaga-jaga." Itu yang selalu Ibu katakan kepada Sherina.

Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati.

---

SEJUTA KENANGAN (SONGFIC; ALTERNATE UNIVERSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang