(PART 4 - END) Bila Bukan Kamu

348 35 87
                                    

Sadam tersenyum getir, menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan rasa sedih dan cemburunya. Ternyata benar, hati Sadam masih belum sanggup untuk mengetahui bahwa Sherina kini memiliki tambatan hati yang baru. Di dalam lubuk hatinya yang terdalam, ia masih mengharapkan Sherina tergerak hatinya untuk memberikan kesempatan terakhir untuk dirinya. Tetapi sepertinya memang inilah ujung takdir mereka berdua. Hanya menjadi sahabat, tak lebih. Bahkan setelah ini, mereka sudah tidak bisa lagi disebut sebagai sahabat, karena setelah ini Sadam akan meninggalkan Indonesia dengan sejuta kenangannya untuk selamanya.

"How's it going, Dam?" Tanya Sherina membuyarkan lamunan Sadam.

"Yaah, pretty good," jawab Sadam tak yakin dan terdiam kembali. Jemarinya mengetuk meja, kakinya bergerak sendiri tanda ia sedang gelisah. Sherina yang sudah mengenal Sadam dari kecil sangat paham bahwa sebetulnya akhir-akhir ini kehidupan Sadam sepertinya berjalan tidak mulus. Ia hanya berpura-pura untuk terlihat baik-baik saja.

"Aku dengar kamu mau pindah ke Kanada ya, Dam?" pertanyaan Sherina itu mengejutkan Sadam. Bagaimana Sherina bisa mengetahui rencana kepindahannya dan Gina ke Kanada? Ia bahkan belum memberitahu rencananya ke keluarganya sendiri.

"Kok kamu tahu, Sher?"

"Aku tau dari siapa atau dari mana itu kamu ga perlu tahu," Sherina tersenyum. "Kamu ke Kanada untuk ninggalin aku sendiri di sini, kan? Kamu betul-betul mau ngelupain aku sampai segitunya, yaa?" tanya Sherina tanpa basa-basi sambil tersenyum lebar yang membuat Sadam terperanjat. Ia betul-betul tak bisa memahami gadis itu sekarang. Mengapa gadis itu dengan seenaknya bertanya sesuatu yang begitu berat baginya untuk membahasnya kembali?

"Sher, please jangan bahas hal itu sekarang," pinta Sadam tak kuasa menyembunyikan rasa kecewa dan sedihnya.

"Hahahaha, Sadam Sadam. Kamu ternyata masih mellow aja, yaa! Sekarang yang di hadapanku ini Yayang si anak mami, bukan Sadam si jagoan," tawa Sherina mencibir Sadam.

"Sher, maksud kamu apa sih?!" sahut Sadam yang tampak mulai kesal akan perlakuan Sherina kepada dirinya. "Kamu mending kembali ke pacar kamu sana. Pacar kamu udah nungguin kali, tuh! Jangan malah ngobrol sama aku di sini!"

"Oopss, sounds like someone is a bit jealous now! Hahaha!" goda gadis itu santai dengan senyuman sinisnya. Sadam hanya bisa terdiam. Ia heran mengapa Sherina bisa berlaku seperti ini kepadanya. Apa yang membuat gadis itu bisa berubah 180 derajat padahal baru beberapa minggu mereka tak berkomunikasi? Apakah Sherina sedang melakukan balas dendam karena tak terima ia tinggalkan begitu saja?

"Daripada dengerin kamu marah-marah, aku mau nyanyi, ah! Mumpung ada live music. Aku mau nyanyiin 1 lagu buat pacar aku," Sherina beranjak pergi dari kursinya dan berjalan menuju panggung live music untuk meminta menyanyikan 1 lagu. Sadam tersenyum kecut. Untuk apa ia di sini hanya untuk mendengarkan Sherina menyanyikan lagu untuk kekasih barunya?

Sebelumnya tak ada yang mampu
Mengajakku untuk bertahan dikala sedih
Sebelumnya kuikat hatiku
Hanya untuk aku seorang

S'karang kau di sini, hilang rasanya
Semua bimbang, tangis, kesepian

Kau buat aku bertanya
Kau buat aku mencari
Tentang rasa ini
Aku tak mengerti

Akankah sama jadinya
Bila bukan kamu?
Lalu senyummu menyadarkanku
Kau cinta pertama dan terakhirku

Sadam memandang nanar gadis itu tanpa henti. Mencerna setiap lirik yang Sherina nyanyikan. Kacau, mengapa seakan-akan lagu itu ditujukan untuk dirinya? Sudahlah, ia tak mau terlalu percaya diri.

SEJUTA KENANGAN (SONGFIC; ALTERNATE UNIVERSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang