[ PART: 9 ]✓

26 4 2
                                    

______________________________________

"Darah!" Pekik Giara. sambil
Menujuk Hidung Giara yang kini mengeluarkan Darah berwarna merah pekat.

Mendengar itu sontak Damara langsung menyentuh Hidung nya. Dan benar saja Darah itu mulai menetes mengenai tangan dan baju nya. Disertai kepala Damara yang mulai terasa sakit dan pusing.

Giara berjongkok dan langsung menyuruh Damara untuk mendongak agar Darah itu tidak kembali menetes.
Dengan cekatan Giara mengambil tissue di tas yang selalu dia bawa.
Lalu dia menyumbat Hidung Damara dengan tissue itu dan sesekali mengelap bercak darah yang hampir mengenai bibir adik nya.

Sedangkan Damara hanya diam dan menurut sambil memperhatikan wajah Giara yang nampak sangat panik tadi, Tidak lama dari itu Vyora kini terlihat berada di ambang pintu dengan Wajah bantal nya.

Vyora terkejut ketika melihat Giara di depan kamar nya. Namun pandangan nya teralihkan ketika melihat Kedua Kakak nya. Dengan posisi Giara yang berjongkok di depan Damara yang kini sedang duduk di atas lantai.

"Kalian lagi nga------ kak Damara!" Pekik Vyora ketika mendekati kedua kakak nya dan melihat bercak darah di kerah baju Damara.

"Kak, ini kenapa kok bisa---"

"Ambilin air sama kain bersih sana, cepetan" potong Giara tanpa menatap Vyora karna dia kini Sedang Fokus mengelap bercak darah di Hidung Damara.

Vyora mengangguk lalu dia berlari ke dapur untuk mengambil Mangkok yang berisi air dan kain bersih. Lalu kembali dan memberikan itu kepada Giara.

Lalu Giara membasahi kain itu dan menempelkan nya di hidung Damara. Dia terus memegangi Kain itu. Sedangkan Damara sedari tadi hanya memandang lekat wajah sang kakak lalu kini memandang wajah sang adik kini memandang nya dengan tatapan khawatir.

"Apa Lo ngerasa pusing?" Tanya Giara masih memegangi Kain yang berada di hidung Damara.

"Sedikit"

Setelah beberapa menit Darah itu tidak lagi keluar. Giara berdiri lalu meraih ponsel nya yang berada di tas nya.

"Apa udah mendingan kak?" Kini Giliran Vyora yang bertanya karena sedari tadi dia hanya diam tanpa mengeluarkan suara. Damara memilih untuk menggagukan Kepalanya sebagai jawaban.

Sedangkan Giara kini sibuk sedang bertukar pesan dengan teman nya yang entah dengan siapa. Setelah itu dia kembali menoleh kearah Damara dan Vyora.

"Kakak pergi Dulu" ujar Giara lalu meraih Tas. Namun Ketika ingin melangkah Damara dengan cepat menahan tangan nya.

"Makasih ya kak"

Tidak ada jawaban melainkan Giara langsung melepaskan tangan Damara yang berada di tangan nya dan kembali melangkah pergi.

"Apa gw tadi terlalu kenceng ya ngedorong damara sampe mimisan gitu" gumam Giara berjalan Keluar sembari menuju Mobil nya.

------------

Di sekolah Vyora hanya melamun di sepanjang jam pelajaran pertama ini. Entah kenapa dia kurang fokus hari ini tidak seperti biasanya, Guru yang sedang menjelaskan dan melihat Vyora sedang melamun langsung menegur nya.

"Vyora"

Vyora tersentak kaget ketika Guru nya  memanggil namanya dan kini seisi kelas menatap kearah nya.

"I-ya buk" jawab Vyora Dengan sedikit terbata dan takut. Sedangkan teman sebangkunya, Merry. Mengelus tangan Vyora untuk menenangkan nya.

"Kalo kamu hanya melamun di dalam jam pelajaran saya, mending kamu keluar dari kelas ini" ujar Guru itu Dingin menatap Vyora yang kini menunduk ketakutan.

DAMARA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang