______________________________________Kini Damara sedang mengayuh sepedanya dengan sedikit cepat agar cepat sampai di rumah, dengan kantong plastik yang berada di gantungan sepeda nya.
Tapi melihat cuaca yang seperti nya mendung membuat Damara khawatir jika hujan turun peralatan menggambar nya akan basah terkena air hujan. Jadi Damara memutuskan untuk lewat jalur yang dekat dengan rumah nya dan juga melewati sekolah sang adik.
Setelah berbelok Damara melihat jika murid- murid SMP mulai berkeluaran dari sekolah itu termasuk adiknya. Dan benar saja ketika Depan sekolah mulai sepi Damara melihat sang adik yang sedang menunggu jemputan dari ayah atau kakak tirinya.
Lalu Damara mengayuh sepedanya mendekati di mana kini sang adik sedang menunduk bermain ponsel nya. Damara memberhentikan sepeda nya lalu turun.
"Vyora"
Vyora tersentak kaget ketika seseorang menepuk pundak nya lalu dia menoleh. Dia membulatkan matanya ketika melihat kehadiran sang kakak yang kini sedang tersenyum manis kearah nya.
"Kak Ara?, kakak Dari mana kok tumben lewat sini?. dan kenapa belum pulang." Vyora bertanya dengan beruntun sambil menatap wajah sang kakak seperti tersirat gurat kelelahan di wajah cantik nya.
Damara tidak menjawab pertanyaan adiknya melainkan menunjukkan kantong plastik yang berisi belanjaan nya tadi. Melihat itu Vyora mengerti, pasti kakak nya ini baru saja membeli peralatan menggambar.
"Oh ya ngomong-ngomong Kamu kok masih di sini memang nya kak Giara gak jemput kamu?" tanya Damara heran karna setahu nya kakak nya itu tidak pernah telat menjemput adik mereka. Mendengar itu Vyora mengangguk lesu.
"Iya, soalnya ban kak Giara katanya bocor dan papa sibuk. Dan tadi Kak Giara bilang udah pesenin taxi buat aku pulang tapi sampe sekarang taxi nya belum dateng~" ujar Vyora kepada sang kakak dengan wajah yang cemberut membuat sang kakak gemas.
Merasa tidak tahan Damara mencubit pipi Vyora. Yang membuat Vyora menggerang kesal sambil mengusap pipi nya.
"Ihhh!, Kak Ara sakit tau~" Damara hanya terkekeh melihat Vyora yang menekuk wajahnya sambil memegangi pipinya.
"Ya udah kalo gitu kamu pulang bareng kakak aja gimana?" Mendengar ucapan sang kakak, sontak membuat Vyora langsung menoleh.
"Boleh?"
Damara mengangguk sebagai jawaban kepada Vyora sambil menaiki sepeda nya.
Melihat anggukan kepala dari sang kakak dengan cepat Vyora langsung duduk di bonceng sepeda kakak nya lalu memeluk pinggang sang kakak sambil mencari kehangatan di sana yang membuat nya selalu nyaman di dekat nya.
"Siap?"
"Siap!, go!" Teriak Vyora bersemangat sambil memeluk pinggang sang kakak. Damara menggelengkan kepalanya sambil terkekeh geli karna adik nya ini seperti anak kecil yang berumur 5 tahun.
Setelah itu Damara menjalankan sepeda nya dengan wajah yang bahagia karena ini pertama kalinya pulang sekolah bersama sang adik.
Di perjalanan menuju rumah hanya terdengar suara canda tawa dari kedua saudari yang berbeda ayah dan ibu. yang kini berada di atas sepeda dengan sang kakak yang mengayuh sepedanya.
sedang kan sang adik setia memeluk pinggang sang kakak dengan erat seperti tidak ingin jika kakaknya itu jauh.
---------------
Setelah memakan waktu sekitar 15 menit mereka berdua sampai di rumah dan kini Damara sedang memarkirkan sepedanya di halaman rumah.
"Yeay akhirnya sampai! Kak Damara masuk yuk." lalu Vyora menarik tangan sang kakak, Yang membuat Damara menghela nafasnya dan hanya pasrah menatap rambut hitam panjang adiknya yang indah dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMARA ✓
Roman pour AdolescentsKisah seorang gadis menjalani kehidupan pahit nya bersama ibu dan ayah tirinya berserta kedua saudari nya.Damara tinggal bersama ibu tirinya semenjak ayah kandung nya meninggal hingga kini sudah menikah lagi. Damara menjalani kehidupan nya tanpa ada...