II. Semesta Sang Sulung (2)

442 56 15
                                    


Terlalu susah, untuk kembali.






Amato begitu merindukan buah hatinya.

Dengan perasaan timpang yang tidak mengenakkan. Dikarenakan ia selalu merasa bersalah dan ingin pergi selamanya, agar dirinya maupun pangeran pangeran kecilnya tidak lagi terluka.

Agar kedua belah pihak, tidak ada yang dirugikan. Tidak ada lagi yang tersakiti.

Atau kembali, memeluk seluruh luka dihadapan anak-anaknya. Yang keduanya, terasa amat menyakitkan. Dan tidak adil.

Ya...






Tidak ada rahasia antara Halilintar dan Amato.

Yah, semisal Amato mengetahui, sesuatu yang bahkan adik-adik Halilintar tidak ketahui.

Halilintar pernah jatuh cinta.





Tidak aneh sebenarnya jika seseorang jatuh cinta. Tapi ini Halilintar. Yang seperti atensinya tidak pernah bisa berpaling dari keluarganya.

Ya, Amato tahu.

Betapa getirnya kisah cinta anak sulungnya.

Bukan, bukan karena cintanya tak berbalas. Bukan pula diakhiri ending yang buruk.

Tapi karena, mereka, tidak memungkinkan untuk bersama. Sebuah alasan logis yang mematahkan semuanya.




Halilintar tidak kecewa, ia tahu hal itu. Ia sendiri yang memutuskan, untuk berhenti, sebelum melangkah terlalu jauh. Membiarkan cinta pertamanya yang kandas, sudah menikah dengan orang lain sekarang.

Karena, tidak ada yang bisa menempati hati kosong Halilintar, selain keluarganya.




Halilintar tahu apa itu segalanya tentang ayahnya, yang memutuskan pergi sejauh mungkin untuk menghindar dari duka. Berharap pada omong kosong.

Sejak kematian sang isteri. Amato memang merasa tak sanggup lagi untuk terus bersama anak-anaknya, terlebih wajah Taufan, Gempa, dan Thorn yang sangat mirip dengan ibunda mereka. Terlebih fakta menyakitkan soal anak-anaknya, Amato tidak tahan. Ia tak bisa menatap wajah-wajah sang anak yang memiliki keterbatasan.

Karena ia amat mencintai anak-anaknya.





Dan Amato selalu tahu, Halilintar, orang yang membuktikan semuanya, bahwa Amato, masih bisa, untuk kembali. Mengikat memori kembali. Meraih masa lalu yang tertinggal.

Amato tahu, amat tahu. Halilintar adalah sosok yang menjadi sandaran adik-adiknya, tumpuan, sebuah rumah. Bahkan Amato kembali, karena sulungnya, terus meyakinkan. Bahwa Solar, sudah memaafkannya.





Tapi, Amato tidak tahu, kemana..

Halilintar akan berpulang?




Kemana Halilintar akan berbicara? Melepaskan semua penatnya? Menjadi dirinya sendiri? Kemana?

consequence | amato  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang