Jika ada perasaan bahagia yang teramat sangat, maka itu adalah hal yang sedang di rasakan Samudra dan Chika. Tuhan memanglah keren dengan segala macam kejutan yang Dia berikan. Kehidupan Samudra yang tadinya sepi dan penuh frustasi, kini berubah menjadi lebih berwarna dan hidup. Membuat laki-laki berlesung pipi itu kini selalu tersenyum, sedikit mengaburkan wajah dinginnya yang kaku.
Seperti berjalan di tengah jalan yang sangat panjang, Samudra akan selalu menggenggam tangan Chika, berada di sisinya hingga mereka sampai di ujung jalan, hingga mereka sampai di kebahagiaan yang abadi. Jika hujan datang, Samudra akan menjadi payung untuk Chika, melindungi gadis buta itu dari terpaan air hujan yang mungkin bisa membuatnya sakit, tentu saja, Samudra tidak ingin gadis yang sangat dia cintai itu sakit.
Betapapun Samudra berdoa, kali ini doanya bertambah, meminta kepada Tuhan untuk memberinya kesempatan, sebuah kesempatan untuk bisa selalu membuat Chika bahagia. Membuat Chika selalu berada di sisinya dan tersenyum manis padanya, bukan kah itu harapan yang sederhana?
Samudra tau, dia sangat beruntung bertemu dengan Chika. Gadis sederhana yang mampu membuatnya lebih hidup.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kini keduanya tengah duduk di dalam kedai es krim yang pernah Samudra ceritakan waktu itu. Tadi setelah mereka puas bermain di pantai, Samudra mengajak Chika untuk menikmati es krim favoritnya. Dan tentu saja Chika sangat senang. Siapa pun tidak akan menolak es krim gratis bukan? Kecuali jika kau sedang flu.
"Kau suka rasa apa??" tanya Samudra saat Chika sudah duduk manis di sampingnya. Samudra lagi-lagi tersenyum dengan tingkah Chika yang menggemaskan.
"Cokolat. Dan strawberry!" ucap Chika antusias, bahkan dia menyebutkan coklat dengan ucapannya cokolat. Membuat Samudra dengan spontan mencubit pipi Chika dengan gemas.
"Baiklah, tunggu disini sebentar kalau begitu, aku akan memesankannya."
Chika mengangguk.
Samudra melenggang pergi untuk memesan pesanan es krimnya.
Kedai es krim yang terletak di pinggir jalan ini memang selalu ramai, apa lagi jika waktu pulang sekolah tiba, pasti akan di penuhi oleh murid-murid berseragam sekolah yang dengan antusias membeli es krim. Namun hari ini mungkin karena sudah sore, kedai terlihat lebih sepi, hanya ada beberapa pelanggan yang duduk di kursi tak jauh dari Chika.
"Tadaaaaaaaaaa!!" Samudra kembali dan meletakkan dua cup es krim berukuran sedang di hadapan Chika.
"Ini punyamu, rasa coklat dan strawberry. Dan ini punyaku, rasa vanilla." Samudra menyodorkan cup es krim itu di hadapan Chika. Laki-laki itu kemudian duduk dengan satu cup es krim di hadapannya.
Keduanya menikmati es krim sambil mengobrol ringan yang membuat suasana menjadi lebih hangat. Chika tertawa lepas saat mendengar Samudra yang bercerita bahwa laki-laki itu pernah mengompol di kelas saat pelajaran berlangsung, betapa sangat memalukan.
"Astagaaa.... Hahahahaha." Chika masih tertawa, memperlihatkan gummy smilenya yang menggemaskan.
"Kau tau? Aku pulang ke rumah dengan celana basah, untung saja sekolahku itu tidak terlalu jauh dari rumah, hahahahah." Samudra menyendok es krimnya dan menyuapkan ke mulut, menikmati lumer dan lembutnya makanan itu yang membuat lidahnya dingin, namun sangat nikmat.
"Kau lucu sekali, hahahahahah." Chika masih saja tertawa, dan ini adalah kali pertama dia bisa tertawa lepas seperti sekarang. Samudra tersenyum, mengacak pelan pucuk kepala Chika, yang lagi-lagi membuat pipi gadis itu bersemu merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
VOICE
أدب الهواةTakdir memang selalu tidak terduga. Samudra, bertemu dengan gadis buta yang mampu merubah hidupnya yang kesepian. Namun lagi-lagi takdir memang selalu tidak terduga, tautan takdir yang bagai melodi sedih itu meluluhlantakkan kehidupan Samudra dengan...