Tahun 845, zaman umat manusia hidup dalam ketakutan yang mendalam. Mereka terkurung di dalam tembok raksasa yang melindungi mereka dari ancaman yang mengerikan. Di luar tembok itu, terdapat makhluk raksasa yang dikenal sebagai Titan yang memangsa manusia tanpa belas kasihan.
Namun, harapan masih menyala. Sejumlah kaum muda yang penuh semangat bersumpah untuk mengungkap misteri di balik tembok dan melawan para Titan. Mereka adalah para prajurit yang dikenal sebagai Penyelidik, dan mereka bersiap-siap untuk menghadapi dunia yang penuh bahaya, rahasia, dan pengkhianatan.
Di sebuah apartemen di dinding Maria, terlihat seorang wanita yang tengah menyesap kopinya dengan khidmat sembari memandang keluar jendela melihat burung-burung berkicau dengan angin sepoi-sepoi yang membuat tirai jendela berterbangan lembut.
"Hah..." Wanita itu menghela nafas panjang dan memandang ke meja kerjanya, lebih tepatnya ke dua surat yang dikirim oleh pengirim yang sama. "Eren Yeager, hm. Ini hampir setengah season satu rupanya."
"Yup! Sudah lima tahun setelah insiden Shiganshina dan bertepatan dengan kau yang tiba-tiba mengundurkan diri secara tiba-tiba." Sahut suara lain dari samping.
Plop!
"Hai! Bagaimana hari-hari pensiunmu yang sangat damai itu?"
"Urusai! Sebaiknya kau bantu aku menghadapi kemarahan Nii-san."
Kuro tertawa terbahak membuat wanita di depannya itu spontan melirik tajam.
"Astaga (Y/n), Levi tidak akan marah padamu." Ucap Kuro sambil terus menahan tawanya. "Mungkin membakarmu hidup-hidup kalau kau menolak, lagi."
(Y/n) mencibir dan kemudian meneguk abis kopinya. Menatap Kuro yang tengah berbaring di kasurnya.
"AOT udah tamat lho." Ucap (Y/n).
"Lalu? Tidak ada alasannya. Kau ditarik kesini, menjadi adik Humanity Strongest Soldier. Bukankah itu keren?" Sahut Kuro acuh membuat perempatan imajiner muncul di dahi (Y/n).
"Bicaramu enak sekali ya. Padahal yang mengalaminya juga aku, dasar sialan!"
"Aku sih tidak peduli." Kuro bangun dan mendekati (Y/n).
(Y/n) meringis ketika dahinya disentil oleh Kuro dengan tidak santainya. Ia menatap tajam pria beruban itu dan kemudian berdecih tak senang membuat Kuro tersenyum kecil.
"Jikapun kau dalam bahaya, aku pasti akan melindungimu." Kuro kemudian menepuk pundak wanita menyemangatinya sebelum menghilang meninggalkan (Y/n) termenung dengan pikirannya.
(Y/n) mengacak-acak rambutnya sebentar sebelum akhirnya bangkit berdiri menghampiri meja belajarnya. Ia menatap sebentar dua surat tersebut dan menghela nafas pasrah.
"Erwin, kau benar-benar tidak sabaran ya." Gumam (Y/n) dan mulai mengambil kertas dan juga pena untuk membalas surat dari pemimpin pasukan pengintai tersebut.
.·:*¨༺ ༻¨*:·.
Di tempat lain, lebih tepatnya ruang kerja Erwin, duduklah Levi, Hange dan juga Erwin yang tengah membicarakan sesuatu yang penting. Di kala obrolan tersebut, salah satu regu anggota (Y/n) saat itu, Simon mengetuk pintu membuat pembicaraan ketiga petinggi pasukan pengintai itu terhenti.
"Are, Simon? Ada apa?" Tanya Hange pada pria itu.
"Hange-san! Surat balasan (Y/n)-heichou sudah tiba."
Kompak ketiga dari mereka bangkit berdiri tak terkecuali Levi yang terkejut sampai-sampai tidak dapat mengendalikan raut wajahnya.
"Hountou? Dia benar-benar membalasnya?" Kaget Hange yang di balas anggukan yakin oleh Simon.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐨𝐫 𝐓𝐡𝐞 𝐅𝐮𝐭𝐮𝐫𝐞 [𝐒𝐧𝐊 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬]
Fanfiction[FIFTH BOOK] 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐬𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐚𝐧𝐢𝐦𝐞 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝟏𝟎 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐚𝐧𝐢 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚. •~• Kesekian kalinya surat...