chapter 2 : "simfoni tetes tetes hujan "

156 90 24
                                    

Selamat membaca semoga suka
Maaf jika ada kesalahpahaman
Tentang tanda baca atau pun
Tulisan .jangan lupa vote ya
Dan komen
----------------------------------

Pada kamis sore yang gelap, menjelang pukul 17:00, sebuah jendela besar memungkinkan pandangan pada hujan deras yang turun begitu kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada kamis sore yang gelap, menjelang pukul 17:00, sebuah jendela besar memungkinkan pandangan pada hujan deras yang turun begitu kuat. Dalam ruangan yang diterangi cahaya senja yang merah keemasan, terlihat seorang pemuda dengan postur yang tegap dan tinggi mencapai 175 cm. Pemuda ini adalah Arno, seorang remaja yang tengah berdiri di depan balkon  kamar di apartemennya yang terletak di lantai atas gedung tinggi.

Arno adalah pemuda yang selalu terlihat menonjol. Dengan rambut cokelatnya yang tergerai liar dan mata biru yang tajam, ia menarik perhatian siapa pun yang bertemu dengannya. Wajahnya diterangi oleh cahaya senja yang redup, menciptakan aura misterius di sekitarnya. Setiap tetes hujan yang turun membasahi hidung mancungnya, menciptakan gambaran indah yang tampak seperti karya seni yang hidup.

Di dalam hatinya, Arno sedang menghadapi pertanyaan besar. "Hari yang indah untuk hujan turun pada pukul 17:00," gumamnya dengan wajah yang penuh pertimbangan. Pandangan matanya tetap terpaku pada tetes-tetes hujan yang jatuh, seakan-akan mencari jawaban dalam setiap jatuhnya tetes air.

 Pandangan matanya tetap terpaku pada tetes-tetes hujan yang jatuh, seakan-akan mencari jawaban dalam setiap jatuhnya tetes air

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertanyaan yang memenuhi pikirannya adalah tentang masa depannya. Besok, Arno akan memasuki kelas 3 SMA, dan dia harus mengambil keputusan penting mengenai jurusan yang akan ia pilih. Ayahnya adalah seorang hakim terkemuka, dan selama ini telah mengharapkan Arno untuk mengikuti jejaknya dan memilih jurusan hukum. Namun, dalam hatinya, Arno merasa dilema. Apakah ia benar-benar ingin melanjutkan tradisi keluarganya, atau ia memiliki impian yang berbeda yang mungkin belum terungkap?

Tentu saja, pertanyaan ini tidak mudah dijawab. Arno merasa seperti sedang menahan beban dunia yang tak tertahankan di pundaknya. Ia memahami bahwa pilihan ini akan membentuk jalannya di masa depan, dan keputusannya akan memengaruhi hidupnya selamanya. Saat ia menatap jatuhnya tetes hujan, ia mencari petunjuk dari langit yang mungkin membantunya menemukan jawaban yang tepat.

Namun, takdir memiliki caranya sendiri untuk memberikan jawaban. Dengan lembut, Arno menangkap beberapa tetes hujan dalam tangannya, membiarkannya mengalir melalui jemarinya. Air hujan itu terasa sejuk dan menyegarkan. Tiba-tiba, dalam kilauan air hujan yang berkilauan, ia merasa ada kekuatan yang lebih besar yang membimbingnya. Meskipun tak pasti, ia merasa bahwa takdir memiliki rencana yang belum terungkap, dan langit telah memberikan sinyal kecil melalui hujan yang turun.

17:00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang