chapter 7 : "sedikit demi sedikit menuju "

33 7 2
                                    

Hai semua maaf ya cerita ini lama di upload karena author sedang bertapa selamat membaca

---

Semua yang terbungkus indah dan menarik memiliki sisi lain yang mengejutkan, menjadikan segalanya menjadi tidak percaya akan apa yang ada. Arno merasakan hal itu ketika menemukan sebuah kotak di balkon tempat tidurnya. Di dalam kotak itu, terdapat sebuah foto dua orang laki-laki yang berpelukan di sebuah bandara. Arno dengan jelas mengenal salah satunya sebagai temannya yang berpisah beberapa bulan lalu. Namun, yang membuatnya terkejut adalah tulisan misterius di balik foto itu:

"Apa yang terjadi di masa depan adalah balasan dari apa yang telah dirimu lakukan di masa lalu."

Arno segera memasukkan kembali foto tersebut ke dalam kotak dan masuk ke dalam kamar karena sudah larut malam. Ia meletakkan kotak di meja belajarnya dan menguncinya. Duduk di sana, ia menatap foto keluarganya dan teman-temannya, bertanya-tanya tentang apa yang terjadi selama ini.

"Apa yang terjadi selama ini?" gumam Arno.
Ia merasakan ada sesuatu yang terjadi, namun tidak bisa mengingatnya dengan jelas. Tiba-tiba, sakit kepala yang tajam menusuknya, membuatnya terjatuh ke lantai. Dengan rasa sakit yang memuncak, ia meraih kepalanya dan berteriak kesakitan.

Di samping kamar, Bisma yang sedang bersiap tidur mendengar teriakan Arno yang tidak berhenti. Ia turun dari ranjang dan memeriksa kakaknya yang terduduk dengan sakit.

"Sedang apa, Bang? Kenapa teriak-teriak?" tanya Bisma khawatir.
Bisma terkejut melihat kakaknya dalam keadaan tidak sadar . Ia segera memanggil orang tua mereka.

"BUNDA , PAPA, CEPAT KE SINI! BANG ARNO SAKIT!" teriak Bisma.

Kedua orang tua segera datang dan melihat keadaan Arno yang memprihatinkan.

"bunda , ayo bawa Arno ke rumah sakit!" seru Bisma kepada mama

Sang ayah bertanya dengan khawatir, "Ada apa dengan Arno? Kenapa bisa seperti ini?"

Bisma menjelaskan apa yang terjadi kepada orang tua mereka, dan mereka segera membawa Arno ke rumah sakit.

Setelah diperiksa oleh dokter, mereka diberitahu bahwa Arno pingsan karena mencoba mengingat memori masa lalu dengan terlalu keras, yang menyebabkan sakit kepala dan kehilangan kesadaran. Dokter menyarankan agar Arno tidak terlalu memaksakan diri untuk mengingat hal tersebut agar tidak terjadi lagi.

Keluarga Arno menunggu dengan cemas di ruang tunggu rumah sakit, berharap agar Arno segera pulih.

Waktu bergulir di ruang tunggu rumah sakit, ketegangan menyelimuti keluarga Arno. Mama dan Papa duduk bersama, memandangi pintu ruang perawatan dengan harapan melihat Arno keluar dengan selamat.

Bisma duduk di antara mereka, tatapan cemas terpatri di wajahnya. Ia merasa ada yang aneh dengan sang kakak yang tiba tiba sakit memegangi kepala.

"Bun ,pa izin ke parkiran sebentar ada barang bisma yang tertinggal di sana ," ucap Bisma meminta izin kepada kedua orang tua nya

" Iya jangan lama langsung ke ruangan Abang nanti setelah dipindahkan" ucap sang bunda

Sementara itu, di ruang perawatan, Arno mulai mendapatkan kesadaran kembali. Pandangannya masih kabur, tetapi ia merasakan kehangatan dari tangan yang memegang tangannya. Ia mendengar suara lembut sang dokter yang memberi instruksi kepada perawat.

"Sabar ya, Arno. Kamu akan baik-baik saja," ucap sang dokter dengan penuh perhatian.

Arno mencoba menggerakkan bibirnya untuk tersenyum, meskipun masih dalam keadaan lemah. Ia merasa lega karena merasa tidak sendirian di saat-saat yang sulit seperti ini.

" Saya panggil keluarga kamu dulu untuk melihat keadaan kamu " ucap sang dokter pergi membuka pintu .
Arno pun hanya menjawab dengan senyum kecil
---

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

17:00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang