chapter 3 : "perpisahan dan trilogi hati "

118 83 20
                                    


Hai selamat membaca Semoga suka
Maaf jika terdapat kesalahan penulisan
Dan tanda baca .jangan lupa vote karena
Dan komen .Vote dari kalian sangat
berkesan untuk ku
--------------------------------------------

Di tengah keramaian kafe yang meliuk-layak, bel kafe menyambut kehadiran Sean dengan dentingan yang serasa menyelaraskan ritme hati semua pengunjung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah keramaian kafe yang meliuk-layak, bel kafe menyambut kehadiran Sean dengan dentingan yang serasa menyelaraskan ritme hati semua pengunjung. Senyuman misterius Sean seolah menyulut kilatan tanda tanya di antara meja-meja yang dipenuhi aura penasaran. Sementara itu, Alex, Arno, dan Gevanca telah memilih tempat di meja yang menyimpan sejuta ekspektasi.

"Si ganteng muncul, idola para cewek!" Sean berseloroh, memantik gelak tawa yang melebur dalam keceriaan mereka.

"Bro, kesini!" ajak Alex, sementara Arno menyambut kedatangan Sean dengan pukulan ringan di bahu, "Udah lama di sini?"

Gevanca, sosok sahabat setia, menyambut Sean dengan senyuman manis, "Udah nungguin lu berjam-jam, betah banget ngadem di apartemen."

Arno merespons dengan santai, "Sorry, tadi lift mati, jadi gue turun lewat tangga buat ke parkiran."

Sean, yang tetap memancarkan pesona, berkata dengan ringan, "Ekhem, mau pesen apa, guys? Gue traktir, kali ini jadi salam perpisahan."

"Lu sanggup bayarin kita?" goda Gevanca, menciptakan dentuman tawa di sekitar mereka.

"Jangankan buat bayar ini, gue bisa beliin lu pulau pribadi tapi dalam mimpi hahahaha," Sean menjawab sambil tertawa, mempersembahkan keceriaan di antara teman-temannya.

"Jadi pesan apa, bro? Biar Sean yang bayar, enggak usah kalian ngebacotin, gue kelaparan nih, enggak butuh bacotan lu pada, gue mau makan aja," kata Alex sambil memotong suasana dengan senyumnya yang khas.

"Baked salmon aja, sama Minuman Americano," saran Arno, diikuti anggukan setuju dari Alex dan Gevanca.

"Oke deh, gue pesen di sana dulu sekaligus bayar. Gue tinggal dulu, ya," ujar Sean sambil meninggalkan meja dengan langkah percaya diri.

Namun, ketika Sean meninggalkan meja, Arno dan Gevanca saling pandang dengan tatapan yang penuh kecurigaan. Alex, berkata, "Lu yakin Sean pergi begitu aja dengan alasan yang dia kasih gitu? Gue curiga, nih."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
17:00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang