Kondisi yang dapat menggambarkan situasi di pintu belakang adalah 'melelahkan' entah sudah berapa banyak orang yang sudah dikalahkan oleh sepuh yang satu ini, bahkan senjata-senjata canggih dan teknologi yang di miliki Angkola belum bisa membuat orang itu tergores, sedikitpun.
DUARRR
"KOK GAK MATI SI BANGSAT!! BIKIN CAPEK AJA!"
"ORANG INI MANUSIA BUKAN SI?"
Dan masih banyak keluhan lain yang di terima oleh orang tersebut, siapa lagi kalau bukan Karaka, entah kalimat apa yang mampu mendefinisikan dirinya 'manusia setengah dewa' atau 'manusia setengah iblis' atau 'manusia jadi-jadian' atau mungkin 'vampir'. Orang-orang mulai berpikir aneh padanya lantaran dia masih belum mati walaupun sudah di serang oleh granat sekalipun.
Sambil tertawa, Karaka berkata dengan nada yang mengejek. "Yah, gini doang granatnya? Anjir bikin gatel doang ini mah, bahkan 200 petarung kalian pun masih lembek!! Kalau gini mah Joo yang tolol nya kebangetan pun bisa lawan hahaha!!"
Perlu diketahui bahwa Karaka berhasil mengobrak-abrik kawasan belakang markas seorang diri, dia bahkan menghajar kisaran 200 orang petarung dan 50 orang tentara, dan ya tanpa mendapatkan luka sedikitpun. Mustahil dan berlebihan untuk ukuran manusia biasa bukan?
Tapi perlu diketahui juga, Karaka itu apa adanya.
Karena merasa bosan mendapat lawan yang biasa-biasa saja, Karaka memutuskan untuk naik ke lantai dua melalui tangga darurat.
Namun, seseorang berteriak padanya sambil membawa senjata. "Woi tunggu tua bangka ! Berhenti di sana dan menyerahlah!!"
Karaka berbalik dan melihat penampilan dari orang yang memanggilnya, salah seorang tentara Angkola. Karaka mendekatinya, dapat ia lihat ekspresi tentara itu merasa puas lantaran Karaka menurutinya, namun, "nak kau hanya semut kecil." Karaka memegang wajah tentara itu dan...
Sclssshh...
Kalian tahu telur mentah dan utuh bila di genggam bagaimana? Begitulah keadaan kepala dari tentara tersebut, pecah, dengan bau amis darah muncrat kemana-mana, membuat Karaka nampak merah lantaran bermandikan darah.
"Arghh aroma darah semut memang beda." Bisik Karaka. Dia melanjutkan jalannya menuju lantai 2, dan meninggalkan mayat tanpa kepala itu, "bosan banget, whoaaamm." Ucap Karaka sambil menguap, dia mengusap wajahnya dengan pakaian yang dia kenakan, bau darah itu membuatnya ingin muntah.
Sesampainya di lantai dua dia langsung di sambut oleh sebuah pasukan petarung yang memang berjaga-jaga jika dia datang, mereka mendapat laporan bahwa semua pasukan di bawah berhasil jadi bubur merah.
"OI DIA SEORANG DIRI?!"
"YANG BENAR SAJA!"
"DIA PENYIHIR DARI MANA? SIHIR APA YANG DIA PUNYA?"
Beberapa petarung mulai menciut melihat Karaka yang masih mengelap wajahnya yang penuh darah, bahkan mereka tidak melihat ada luka apapun di tubuh Karaka.
"Lah pasukan nya cuman segini? gue kira bakal lebih banyak, minimal dua kali lipat lah" Karaka berkata dengan nada kecewa yang di buat-buat.
Dari jarak 3 meter Karaka melihat sebuah boom meluncur kearahnya, dia melompat dari tempat dia berdiri.
DUARRR
Dapat dipastikan itu adalah boom nuklir, ledakannya membuat beberapa petarung terpental namun Karaka masih dapat berdiri dengan seimbang tanpa tergeser sedikitpun.

KAMU SEDANG MEMBACA
HIGHEST
Action2050, Kota Bandrak terbagi menjadi 4 distrik, warga Bandrak terpecah belah, yang miskin dan tidak berguna di singkirkan, sudah tidak ada rasa kemanusiaan sehingga yang menderita semakin menderita dan yang sudah berkuasa malah semakin berjaya, akanka...