Pagi yang cerah, setelah membersihkan rumah, menyapu dan mencuci piring, aku bersiap siap sekolah.
Beruntung aku tidak bangun kesiangan sehingga semua pekerjaan rumah bisa terselesaikan tepat waktu.
Mataku masih sembab, sebab kejadian kemarin. Tapi tidak apa tidak aka nada yang memerdulikanku.
Jarum Panjang menunjuk pukul setengah tujuh.
“ astaghfirullah, mampus gue! Gue lupa ini hari senin!!” tangan atheena menepuk kepalanya.
Secepat kilat sepeda ku kayuh, butuh 30 menit untuk sampai di sekolah, waktu yang kupunya sangat terbatas. Benar benar mampus kalau aku telat, selama sekolah aku tidak pernah telat.
Pukul tujuh kurang sepuluh menit.
Rekor tercepat. tapi setibanya di parkiran sialnya nafasku bermasalah, rasanya sesak sekali seperti tercekik, tubuhku melemah, aku meraih tasku mencari inhaler, tapi tidak ada, beruntung ada obat tablet kortikosteroid yang terselip di saku kecil tasku.
Dan hanya tersisa satu saja, aku langsung menelan obat itu.Perlahan rasa kram di tubuhku mulai mereda dan dadaku terasa lebih baik. Aku bergegas menuju lapangan upacara.
Lapangan sudah ramai, para siswa berbaris rapi sesuai tingkatan kelas masing masing. Barisan putri didepan dan putra dibelakangnya.
Kelasku 10 mipa 1 berada tepat di barisan pleton paling kanan. Tidak ada tempat kosong kecuali baris ke dua dari depan.
Dengan santai aku berjalan dan menempati barisan itu.
“hey!!! Pd banget lo, datang akhir, tapi nempati tempat depan,” eca yang berada tepat di belakangku mendorong bahuku dengan kasar, membuatku hampir jatuh tubuhku masih lemas.
Aku tidak peduli Malas sekali berdebat dengannya, aku mengacuhkannya, tanpa mersepon dan tanpa menoleh.
“ hehh!!! Lo budek atau bisu?” eca berbisik di telinga kiriku.
Aku benar benar malas berdebat,, aku menarik tangan luna yang berada didepanku dan menempati tempatnya, barisan paling depan, tidak berguna berdebat dengan eca, si ratu sekolah .
Luna menurut, dia faham apa yang aku maksudkan.
“oooo cari perlindungan nih,,,” eca mencibirku.
Aku tidak memperdulikannya.
“anak anak!! Upacara akan segera dimulai!! Silahkan periksa kelengkapan atribut masing masing!!! Saya minta kejujurannya! Bagi yang tidak lengkap silahkan maju kebarisan kedisiplinan!! SEKARANG!!!!!!.”
Pembina upacara memperingatkan
5 siswa dan 4 siswa berlari menuju barisan kedisiplinan, Sebagian tidak memakai topi, dasi, dan kaos kaki, sebagia lainnya semua atribut lengkap, tapi tidak sesuai, sepatu mereka tidak full hitam, ada yang putih dan navy.Upacara berlangsung hikmat dan cepat, hari ini amanat dari Pembina tidak Panjang.
Masih tersisa 15 menit sebeum masuk kelas, Sebagian siswa memilih ke kantin, dan Sebagian lainnya menunggu di kelas. Dan aku memilih ke taman belakang, duduk dikursi taman menghirup udara segar.
Disana pojok taman ada 3 pohon mangga yang sedang berbuah. Satu pohon yang dekat dengan tembok buahnya hampir matang semua, ada tangga yang tersandar di pohon itu.
Tiba tiba pak rudi, tukang kebun mengagetkan atheena.
“ assalamualaikum neng atheena,, ngapain sendirian disini atuh neng,”
“eh, iya pak, ini lagi nyantai 10 menit lagi masuk kelas.”
“ oalah gitu, pak rudi mau ngambil sapu, nyapu taman depan dulu atuh neng” pak rudi menunjuk sapu di pojok taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
atheena
Teen Fictionmemiliki 2 kepribadian sangat sulit bagi atheena. sering ia tidak bisa mengendalikan diri sendiri. hidup di 2 lingkungan yang berbeda membuatnya hidupnya penuh cerita. membuat semua orang tidak bisa mengenalnya siapa dirinya sesungguhnya. hidup di...