Arc 9.17.2
Namun, begitu penampilan Xiang Chenyu dimulai, saat pertama kali mendengar dua pukulan pertama, para juri mengerutkan kening, terutama Turris yang menatap tajam ke arah remaja di atas panggung.
Mendengar permainan Qingyun, Xiang Chenjin di ruang tunggu langsung bergidik tanpa sadar saat dia melihat ke arah panggung dengan tidak percaya.
Beraninya Xiang Chenyu! Beraninya dia memainkan musik ini setelahnya, di depan banyak orang dan masih seolah-olah tidak ada yang salah?
Penonton juga dikejutkan dengan dua karya yang pada dasarnya identik, namun tak lama kemudian mereka tidak punya ruang untuk berpikir karena gelombang keputusasaan yang hampir memadamkan hati mereka menghanyutkan sisa kebencian dan sinisme, membuat seluruh dunia mereka terdiam.
Jika penampilan Xiang Chenjin adalah auman seseorang, maka Xiang Chenyu mengungkapkan keheningan manusia yang tak terbayangkan. Keheningan yang mematikan ini seperti keputusasaan setelah pergumulan dan kemarahan.
Semua orang merasa seolah-olah ada selubung yang dipasang di depan mata mereka. Ada kegelapan di depan tabir, dan di balik tabir ada tragedi yang berlumuran darah.
Ini adalah perlawanan sia-sia seumur hidup dari seseorang yang menderita ketidakadilan, seolah-olah seluruh dunia menentangnya. Dia berdiri di tengah dunia tetapi sendirian.
Jika seseorang masih memiliki kekuatan untuk mengaum, maka dia harus melawan, tetapi jika hanya ada ketidakpedulian dan kegelapan di depan mata seseorang, satu-satunya yang menunggunya adalah Kematian dengan sabit.
Musik aneh ini, seperti lagu legendaris terlarang yang bisa menyebabkan kematian, seketika membangkitkan kenangan tergelap yang mengintai di lubuk hati setiap orang. Semua harapan sudah jauh dari mereka, dan mereka seperti orang-orang putus asa yang berdiri di atap, hanya satu langkah lagi dari alam kematian.
Namun, saat langkah ini hendak diambil, kilatan cahaya langsung meledak di benak mereka.
Cahaya yang diselimuti mimpi muncul pada awalnya. Itu adalah gambaran terindah dalam hidup, mungkin belaian hangat orang tua mereka, atau saat paling riang di masa kecil mereka.
Meski tua, namun indah seperti surga.
Penonton merasa seolah-olah mengalami pergulatan dengan keputusasaan dan kematian serta seperti sedang menyaksikan perjalanan batin seseorang yang ingin bunuh diri. Seolah-olah mereka sedang mendengarkan ajaran baik hati seorang sesepuh kepada anak yatim piatu atau suara biola terindah di dunia.
Tiba-tiba, semua pendengar keluar dari situasi mematikan ini. Suara biola yang putus asa ini berangsur-angsur berubah menjadi indah, namun keindahan ini lebih memilukan dari pada keputusasaan sebelumnya.
Karena kenangan indah ini hanya akan selamanya menjadi kenangan, dan yang terbentang dihadapanmu tetaplah keputusasaan yang tak ada habisnya. Namun saat ini, orang yang menderita dan ingin bunuh diri telah memutuskan untuk menerima kenangan indah itu dan terus melangkah ke dalam keputusasaan itu.
Kematian dan kelangsungan hidup, ringan dan berat segera muncul.
Nada terakhir pun lambat laun terkubur dalam kenangan terindah di hati. Karya musik yang panjang ini akhirnya berakhir. Baik penonton yang berada di lokasi kejadian maupun yang menonton di depan komputer hanya merasakan sentuhan dingin di wajah mereka dan menyadari bahwa pada suatu saat, mereka sudah lama menangis.
Bahkan para juri yang menilai penampilan dengan curiga pun sudah membasahi pakaiannya dengan air mata.
Pemuda yang berdiri di atas panggung sepertinya sudah mengeringkan air matanya. Meski tidak ada bekas air mata di mata dan pipinya, mereka yang melihatnya saat ini bisa merasakan keputusasaan dan rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS Bertransmigrasi sebagai manis kecil
Action(TERJEMAHAN MANUAL YANG SUDAH DI EDIT) Qing Yun mungkin satu-satunya penjahat yang menderita sebanyak ini. Selama ratusan tahun, seorang protagonis selalu menggonggong padanya dan berusaha menyakitinya, tetapi tidak bisa membunuhnya. Ketika dia meng...