8

54 2 1
                                    

Haren membuka matanya melihat koichi memegang tanganya hingga tertidur disampingnya ada baby

Haren terharu melihat bayinya
Hiks ....bayiku .... terimakasih

Koichi mendengar suara menangis
Ia bangun melihat haren menangis

Sayank ada yang sakit aku akan panggilkan tabib" panik koichi

Tak apa rajaku aku tak sakit hanya menangis bahagia karena bayiku telah lahir ia tampan sepertimu hanya kulitnya sama denganku" ucap haren

Koichi mendekat memeluk haren

"Ratuku jika kau butuh bantuan lain kali teriaklah maaf para pengawal dan pelayan sedang sibuk dan maaf aku tak disampingmu
Terimakasih karena telah melahirkan putra untukku" koichi mencium lembut bibir haren

"Tak perlu minta maaf rajaku bukannya aku tak ingin memanggil yang lain tapi rasa takutku masih ada maaf karena membuatmu khawatir" ujar haren

Koichi mengangguk
"Tapi sayank maaf apa lubangmu sakit" tanya koichi

Haren mengangguk koichi membuka baju panjang haren melihat lubang yang masih memerah ada lecet sedikit

Lidah koichi masuk meliuk-liuk diarea lubang itu
"Ah..apa ...hah ....yang kau.... lakukan..akhm..rajakuh...." Desah haren

Koichi tak menjawab ia sibuk menyembuhkan luka di lubang haren dengan lidahnya

Lidah besar itu masuk menusuk-nusuk lubang senggama haren terus hingga cairan keluar

Croot....croot....

Hah hah rajaku...akh..

"Maaf sayank ini adalah cara penyembuh agar lubang mu tak terlalu sakit " jelas koichi

Haren merasa lubangnya juga agak tak sakit lagi

"Setelah ini kau masih harus di sembuhkan dengan cara tadi sampai luka sembuh memang begitu para titan disini menyembuhkan luka dengan mereka menjilat luka pasangannya maka akan berangsur sembuh" jelas koichi

"Rajaku terimakasih maaf jika aku merepotkan mu" ucap haren tak enak hati

"Tak apa ratuku dan beberapa hari lagi ritual anak kita karena anak kita setengah manusia dan setengahnya titan maka ritual ini akan membuat putra kita besar sebagai titan ahli warisku untuk bayi sampai umur 5 tahun bentuk manusia lalu tumbuh hingga tinggi sama dengan ku atau bahkan lebih" ujar koichi

"Apakah ritual itu akan menyakitinya" tanya haren

"Tidak ia akan dimandikan dengan berbagai bunga tanaman lalu sudah itu saja " jawab koichi

"Maaf rajaku jika pertanyaan ini menyinggung tapi aku ingin sekali mendengar jawabanmu" haren ragu-ragu menatap koichi

"Tanyakan ratuku aku akan menjawabnya" tegas koichi

"Jika kerajaan didunia ku raja memiliki banyak selir apakah kau juga akan memiliki selir juga" tanya haren

"Jawaban ku ya dan tidak
Ya jika ratu bersedia rajanya menikah lagi maka ratu harus berbagi dengan selir
Tidak jika ratu tak bersedia walaupun nanti akan ada yang mencalonkan menjadi selir jika ratu kerajaan tidak setuju maka yang lain harus patuh itu peraturan dibuat oleh ibuku dulu" jawab koichi

"Apa tak keberatan jika aku tak menyanggupinya aku tak ingin berbagi" pinta haren

"Tentu sayank aku milikmu seorang" ucap koichi




















Beberapa hari kemudian haren sudah bisa berjalan lukanya sudah sembuh hari ini ritual untuk anaknya

"Tampan sekali anak ku " puji haren melihat bayinya di pakaian baju kerajaan

"Sayangku sudah siap" tanya koichi berjalan menuju haren dan bayinya

"Ya ayah ayo pergi" haren memiru suara anak kecil
Koichi terkekeh melihatnya ia mengendong baginya tangannya juga mengandeng haren







Mereka tiba di aula istana para penasehat sudah menyiapkan segalanya

Bak mandi kecil berisi bunga dan tanaman hingga air menjadi agak merah

Koichi meletakkan bayinya di bak mandi tersebut disampingnya ada haren

Ucapan mantra-mantra sudah mulai cahaya mengelilingi mereka lalu redup kembali

"Selamat yang mulia raja dan ratu
Siapakah nama pangeran mahkota " tanya penasehat

"Namanya HACHI VALTTERI" teriak koichi

Semua orang berteriak nama pangeran mahkota
Haren terharu ia menggendong hachi mencium dahinya


"Mohon maaf yang mulia raja hamba ingin bertanya apakah ratu akan mempersilahkan selir untuk yang mulia raja " tanya penasehat

"Maaf penasehat aku tak memperbolehkan rajaku untuk mempunyai selir" tegas haren

Koichi bangga haren bisa berkata seperti itu

"Dengar ratuku sudah bilang tak ada selir maka kalian harus menghormatinya" ucap koichi

Semua orang mengangguk

Koichi dan haren kembali ke kamar

"Sayank aku akan kembali ke istana jika butuh sesuatu panggil pelayan di depan atau penggawal oke" ujar koichi

Haren mengangguk ia meletakkan hachi di kasurnya

Merebahkan badanya disamping hachi

Oek....oek.....

Hachi menangis haren sigap membuka bajunya mengarahkan dadanya yang agak membesar ke mulut hachi dengan rakus hachi menyusu

"Pelan-pelan nak "ucap haren lembut

Setelah hachi menyusu dada sebelah kanan haren tak terlalu bengkak

"Sekarang gantian sebelah kiri " gumam haren
Ia berjalan ke samping kasur merebahkan dirinya menyamping lalu membuka baju mengarahkan dadanya ke.mulut hachi

Akhm..ekhm....pelan nak...

Haren nyilu walaupun hachi belum ada giginya tapi puting haren seperti di gigit

Hachi melepaskan puting haren ia sudah kenyang tertidur pulas
Haren merapikan bajunya meletakkan bantal di sekitar hachi

Lalu ke kamar mandi mengganti baju agar leluasa menyusui hachi nantinya

Haren walaupun sebagai ratu tapi ia hanya sesekali menemani koichi setelahnya ia di kamar membaca buku atau ke taman

Baju yang haren kenakan sekarang juga dari koichi hanya baju panjang kebawah lalu dengan kancing di tengah-tengah dadanya katanya untuk mempermudah menyusui

Setelah selesai haren duduk di dekat jendela melihat taman berbunga banyak sekali

"Aku rindu menanam" gumam haren
"Apa aku berjalan-jalan saja dengan hachi besok pasti koichi mengijinkan"pikir haren

Ia melanjutkan melihat taman yang cantik itu lalu ke kasur untuk tidur

My Bride Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang