Bagian 9

366 58 14
                                    

A/n: Full episode Azizi Pragipta

💨💨💨

Jika hari biasa nya Azizi akan menjemput Christy. Hari ini tidak akan karna tanggal merah, yang itu artinya Christy akan berleha-leha di kamar saja atau paling ekstrim——adik nya itu menimbrung didapur bersama Bunda yang tengah membuat kue kering untuk camilan sehat mereka. Namun, sudah dicari ke dua tempat persembunyian Christy jika hari libur tiba, Azizi sama sekali tak menemui keberadaan nya.

"Adik mana, Bunda?" Mencomot kue kacang yang baru keluar beberapa menit dari oven.

"Di belakang enggak ada?"

Azizi menggeleng.

"Keluar sama Ko Aran, baru aja. Kenapa?" Seloroh Papa yang baru masuk dengan lipatan koran ditangan.

"Mau aku ajak keluar juga tadi nya. Jalan-jalan."

"Adik cewe satu-satunya di rebutin sampai sebegitu nya. Kalian ini sengaja apa gimana? kalau hari libur mestiiii ajak Adek keluar. Biar disangka sama orang kalian itu bawa gandengan atau biar enggak dikira masih sendiri, ta?" Bunda menggeleng-geleng tertawa sambil menata nastar di toples "Mbok ya, Bunda juga di ajak gitu, jangan Adek terus." Gurau nya melirik Azizi dengan tawa.

"Lho, sama Papa di ajak nggak mau."

"Sama kamu tuh kesan nya jalan sama gadun, Mas."

Papa mencebikan bibir "Dikira Bunda nih masih muda kali ya. Memang aku setua itu dimatamu?"

"Yo lah iya, karepmu gimana?" Melihat Papa dengan wajah serius walau sesungguhnya ingin tertawa saat itu juga.

"Aku masih ganteng, badan ku juga masih gagah, belum banyak keriput. Masa kamu malu jalan sama aku, dulu aja waktu muda kalau aku sibuk mesti kamu yang uring-uringan pengen jalan berdua." Papa cemberut, bersedekap dada disofa keluarga, memalingkan wajah saat Bunda melihat.

Rupa nya ngambek, drama macam apa ini?! Kata Azizi dalam hati yang hanya bisa menyaksikan siaran langsung drama Bunda dan Papa.

Kali ini, Bunda mencebikan bibir mengejek Papa "Ngambekan, kaya anak kecil saja. Dulu juga waktu masih muda kamu nggak pernah ajak aku jalan. Jadi sekarang aku sering kaget kalau kamu ajak aku main kemana-mana."

"Lha, aku sibuk kok, piye ta?" Papa merotasi mata dan semakin enggan untuk melihat Bunda yang kini sedang menata kue kering di atas meja keluarga.

"Sibukmu, aku pahami. tapi rindu ku, tolong kamu mengerti." Jawab Bunda.

Azizi mengkreyitkan dahi "Bunda dapat dari mana kata-kata itu?"

"Facebook, baguskan?" Terlihat sangat bangga.

Azizi dan Papa kontan menghembuskan nafas.

"Shani Indira ini ada ada saja." Ujar Papa menatap heran Bunda.

"Ada ada saja tapi kamu suka, Gracio Harland." Balas Bunda.

Sekarang, Azizi menepuk jidat nya pusing. Harus nya kemarin ia tak membuatkan Bunda akun Facebook saat Bunda meminta nya. Sekarang, karna keteledoran nya Bunda jadi tahu kata kata seperti itu.

Kepala mereka serempak melihat ke arah luar ketika pintu ada yang mengetuk nya tadi. Terlihat disana ada seseorang membawa bingkisan dan sesuatu di bawah kaki nya yang Azizi tak tahu yang tergeletak itu apa, gadis itu tersenyum ramah. Kata Christy, gadis itu bernama Ashel, tetangga nya di depan.

Bunda mendekati Ashel dan menyuruh untuk masuk. Tapi Azizi melihat, Ashel langsung menolak dan berlalu pulang setelah menyapa Papa dengan memberikan bingkisan itu pada Bunda.

DIA, SIAPA? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang