06. Kepergiannya yang Cepat

1K 163 12
                                    

Ruang organisasi itu dalam keadaan canggung. Hanya terdengar suara isakan tangis dari beberapa anak. Mereka menangis dikarenakan mantan ketua OSIS telah berpulang ke Tuhan. Tepatnya jam setengah tujuh pagi tadi, Gempa dikabari langsung oleh Ibu Nova, dan beliau bilang bahwa Nova sudah tidak merasakan sakit lagi.

Gempa yang sedang pembiasaan langsung menangis, membuat Halilintar dan Fang kebingungan. Mengapa teman sekelasnya menangis? Gempa langsung saja memberikan ponselnya itu, mendengar kabarnya Halilintar dan Fang langsung saja beranjak dan pergi ke ruang organisasi untuk membicarakan hal ini.

Sekarang jam tujuh tepat, pembiasaan di lapangan sudah selesai. Galcier sebagai seksi bidang 1 langsung mengabari teman-teman organisasinya untuk langsung cepat ke ruang OSIS dan bilang bahwa ini bersifat wajib.

"Gue...gue harusnya ikut jenguk dia kemarin..., gue gak tau Bang Nova perginya bakal secepat itu..."

Tentu para adik kelas mendengar Taufan berbicara seperti itu bingung.

Sebenarnya mereka dikumpulkan di ruang organisasi secara mendadak itu ada apa?

"Teman-teman, hari ini tepatnya jam setengah tujuh pagi tadi. Ketua OSIS kita yang menjabat periode 2022-2023 yaitu Nova Alexandria Mesir telah berpulang ke Tuhan Yang Maha Esa." kata Glacier yang duduk di antara Frost dan Supra. Dia terlihat sedang menahan tangisannya, bagaimanapun dia juga orang yang suka diajak bicara oleh Almarhum Nova.

Setelah Glacier berucap seperti itu, Gempa kembali menangis terisak-isak. Bahkan dia berbicara pun tidak terdengar jelas.

"Sudah Gem, ikhlasin..." kata Fang mengusap-usap bahu Gempa. Dia memang anggota MPK, tapi dia lebih suka berbaur dengan OSIS.

Gempa menggeleng-gelengkan kepalanya, dengan mata yang sembab dia menatap Fang. "Gue gak bisa! Kak Nova... Kak Nova orang yang tahu masalah gue setelah Taufan, Hali dan Lo!"

Gempa mengusap-usap dadanya, ini terlalu sakit. Dia menangis penuh rasa sakit, Tuhan kenapa selalu saja mengambil orang-orang yang ia sayangi. Pertama Beliung, sekarang Kak Nova. Kenapa tidak dirinya saja?

"Sakit... Gue gak bisa ikhlasin Kak Nova... Kak Nova layaknya sosok Ayah yang gue idamin..."

Taufan mengusap-usap air matanya, dia memeluk erat tubuh Gempa dan mengusap-usap punggung temannya itu. "Sakit ya? Gapapa Gem, kita berdoa saja ya, semoga Kak Nova ditempatkan yang terbaik..."

Glacier menggigit bibir bawahnya, tangannya meremat erat kokoh putihnya. "Dimohon untuk semuanya untuk pergi takziah, dan tarik amal takziah di setiap kelas." katanya.

Glacier langsung saja membagi anak-anak perkelas untuk meminta sumbangan. Dan nanti mereka akan pergi melayat, bagaimana pun Nova adalah orang yang dulunya sebagai pusat semangat mereka.

Di kelas 12 IPS 3. Halilintar dan Frost berdiri di hadapan seluruh murid kelas tersebut.

"Innalilahi wa innailaihi roji'un, telah berpulangnya Nova Alexandria Mesir kelas 12 IPS 3 dimohon untuk berdoa,"

Buagh! Remaja laki-laki dengan warna mata pastel biru itu menatap benci pada Halilintar. Laki-laki itu menunjuk pada wajah Halilintar.

"Ngomong sekali lagi lo! Gak usah sebar hoax anjing!"

Halilintar meringis dibagian pipi kanannya yang tiba-tiba ditonjok, siapa lagi kalau bukan Blizzard Griffin Aditiya. Sang teman dan rival kesayangan Nova.

Halilintar menatap sinis kakak kelasnya. "OSIS tidak pernah menyebarkan hoax, Kak Blizzard." ucapnya penuh penekanan.

Blizzard tampak gusar, dia buru-buru keluar dari kelasnya dan entah pergi ke mana. Halilintar melihat itu seraya mengusap sudut bibirnya yang sedikit berdarah akibat terkena tinjuan kakak kelasnya tersebut.

TEROR ORGANISASI [Publish Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang